"Siap komandan", "baik akan saya laksanakan", "perintah baik pak saya laksanakan". Jawaban-jawaban tersebut sering kita lihat dan dengarkan dalam sebuah institusi atau lembaga. Ketika terjadi dialog antara komandan dan bawahannya dalam suatu satuan militer atau juga dialog antara pimpinan dengan stafnya didalam sebuah perusahaan. Dalam suatu lembaga apapun namanya, akan hidup dan bergerak secara terus-menerus ketika didalamnya digerakan oleh struktur organisasi yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Kerangka strukur organisasi ini adalah mesinnya organisasi. Seperti yang ditegaskan Robbins dan Coulter (2007) bahwa struktur organisasi adalah sebuah kerangka kerja yang bersifat formal dan juga terdapat kerangka kerja yang meliputi tugas pekerjaan dari masing-masing bagian dan dikelompokan sesuai dengan bidang kerjanya.
Didalam struktur organisasi akan terlihat posisi-posisi dalam berbagai tingkatan, mulai dari tingkatan paling atas sampai pada tingkatan paling bawah. Tingkatan posisi ini menentukan berjalannya suatu roda organisasi. Sebutlah komandan mulai dari jenderal sampai dengan prajurit, gubernur sampai dengan karyawan biasa, direktur sampai dengan OB (office boy). Posisi-posisi tingkat atas dalam organisasi ini menjadi penentu berjalan tidaknya suatu organisasi, dari tangan merekalah semua peraturan, kebijakan sampai pada putusan organisasi dijalankan.
Posisi-posisi tingkat atas ini berhubungan dengan suatu jabatan yang diamanahkan pada seseorang. Amanah artinya ada suatu hak, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang di berikan pada seseorang karena kemampuan, pengalaman, prestasi, pengabdian. Disatu sisi secara pribadi tentunya merupakan kebanggaan tersendiri bagi seseorang yang mendapat amanah jabatan ini, karena terkait dengan kepercayaan. Disisi lain ada tanggung jawab yang harus diemban dan ditunaikan  terkait dengan kepentingan lembaga secara internal, eksternal. Selaras dengan pendapat Muzakki (2023) Jabatan itu ditunaikan, bukan dinikmati. Lalu apa bedanya? Kalau ditunaikan, berarti jabatan akan segera disadari sebagai amanah dan tanggung jawab yang harus dipegang teguh serta dilaksanakan sebaik-baiknya.
Pada tataran realitas praktik, banyak hal yang berbeda dengan  konsep amanah jabatan diatas. Tidak jarang bahkan sering dari orang-orang yang memegang suatu jabatan  tergelincir jatuh dalam berbagai persoalan yang membelitnya. Karena persoalan  kasus hukum, pelanggaran norma-norma sosial, penyalah gunaan jabatan. Hal -hal tersebut tentunya merupakan suatu konsekuensi logis jabatan dari yang diemban.
 Sadari amanah jabatan
Ketika pertama kali seseorang diberi amanah jabatan baik oleh rakyat, masyarakat, pimpinan. Jangan pernah berpikir bahwa segalanya akan lebih mudah, karena terkait dengan putusan-putusan yang menjadi otoritas dan wewenangnya ataupun berpikir akan menjadi kaya dan berubah nasib kearah yang lebih baik. Gagah dilihat oleh anak buah atau masyarakat.
Sebenarnya pada saat itu juga seseorang menerima jabatan  pada saat itu pula banyak tanggung jawab yang harus diemban. Terutama pada orang-orang, masyarakat yang memberi amanah jabatan. Selain itu pula banyak godaan-godaan yang akan memberi gangguan pada keteguhan hati dalam berprinsip hidup maupun pada prinsip keyakinan agama yang menjadi tujuan hidupnya.
Dibalik kata amanah, terdapat sejumlah besar masyarakat, anak buah menggantungkan nasibnya ke depan pada seseorang yang diberi amanah jabatan. Kesadaran dini akan amanah jabatan tentunya memberikan motivasi dan penguatan untuk selalu memberikan yang terbaik, berhati-hati dan mementingkan kepentingan lembaga secara professional.
Mementingkan kepentingan kesadaran amanah jabatan dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya yang dapat dijadikan pertimbangan :
- Apapun jabatan yang diberikan dan diemban, semuanya merupakan hal sementara dan amanah titipan dari Tuhan YME.
- Adanya kesadaran tanggung jawab secara utuh yaitu tanggung jawab dunia dan akherat.
- Selalu menekankan pada prinsip clean governance, trasnparan dan akuntabilitas
- Orientasi pada prioritas kepentingan lembaga, anak buah maupun masyarakat.
- Selalu memberikan yang terbaik pada kepentingan umum dengan prinsip melayani bukan untuk dilayani.
- Anti pada korupsi dan kolusi dalam sistem prosedur bekerjanya.
Apabila hal ini sudah tertanam dan menjadi bagian dari hidup seseorang, kita meyakini amanah jabatan apapun yang diberikan pada seseorang akan senantiasa dapat dilakukan dengan professional dan rendah hati. Akan semakin dicintai, diharapkan dan dirindukan  oleh siapapun termasuk masyarakat.