Mohon tunggu...
Agus Budiana
Agus Budiana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Pengamat Media Komunikasi Politik

Membaca dan menulis adalah salah satu kekuatan seseorang dalam membentuk eksistensi diri. Dengan membaca dan menulis kita akan menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memiliki

29 Januari 2025   07:21 Diperbarui: 29 Januari 2025   07:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin rasanya apapun yang ada disekeliling kita menjadi bagian dari kita atau menjadi menjadi milik kita.  Apabila kita mendapatkannya tentunya ada rasa kesenangan, kepuasan bahkan kebahagiaan. Apa yang ingin kita harapkan akhirnya kita dapatkan. Sesuatu menjadi bagian dari kita ataupun kita yang mempunyai terasa ada legalitas kebanggaan yang kita dapatkan atas sesuatu yang kita inginkan. Kepemilikan sama dengan kepunyaan artinya sesuatu menjadi punya kita untuk mengatur, menggunakan, mengelola tentang apa yang kita miliki.

Apabila yang ingin kita miliki belum tercapai, adakalanya ada sesuatu yang belum lengkap. Karena apa yang ingin kita miliki belum menjadi bagian dari kita.  Terkadang keinginan memiliki memerlukan usaha dan kerja keras untuk mendapatkannya, ataupun kita harus mengumpulkan modal atau uang sekalipun. Hal yang sangat lumrah apabila semua manusia mempunyai keinginan untuk  memiliki. Selama hidup terus berlangsung, selama itu pula keinginan manusia untuk memiliki hadir dan selalu diawali dengan harapan-harapan, imaginasi-imaginasi diseputar benaknya.

Persoalannya adalah apabila keinginan untuk memiliki tidak tercapai hal ini mendorong sebagian manusia ada yang lebih bersemangat untuk meraihnya sekalipun  dengan cara apapun. Namun ada juga yang frustasi karena harapannya untuk memiliki belum tercapai, mengapa tidak? karena harapan keinginan untuk memiliki sudah lama dan belum tercapai. Kepemilikan tidak tercapai inilah yang akan menjadi persoalan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya, ungkapan-ungkapan tidak sebagaimana mestinya muncul sebagai wujud kekesalan, kekecewaan sebagai akibat tidak atau belum terpenuhinya keinginan untuk memiliki.

Memiliki dapat dimaknai dengan rasa memiliki selaras dengan pendapat NL Shofi (2018) keadaan dimana seseorang merasa memiliki sesuatu sehingga dengan perasaan memiliki itu akan sepenuhnya mencintai, menjaga, dan peduli dengan sesuatu tersebut. Namun sebenarnya konsep memiliki itu sendiri tidak abadi, apabila kita telaah lebih mendalam lagi dan kita beri perenungan terhadap makna memiliki itu sendiri akhirnya diri kita sendiripun bukan pemilik tunggal, utuh dan mutlak ketika saatnya nanti kita diminta kembali ke haribaanNYA oleh sang pemilik sejati Tuhan YME.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun