Manajemen sebagai ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan mengendalikan seluruh sumber daya baik manusia atau alam secara efektif dan efisien untuk mencapai sebuah tujuan, sangat diperlukan oleh semua bidang  kehidupan atau profesi.
Inti atau ruh dari proses manajerial adalah kepemimpinan atau leadership, yang pada akhirnya berujuang pada sikap dalam sebuah pengambilan keputusan (decision making). Â Dalam proses pengambilan sebuah keputusan yang berkaiatan dengan hajat hidup orang banyak, diperlukan seorang pengambil keputusan (decision maker) yang unggul.Â
Kepemimpinan tidak bisa lepas dari berbagai faktor yang harus diperhatikan, seperti pengaruh (influence), gaya (style), kekuatan/kekuasaan (power), integritas (integrity), perubahan (change), pemecahan masalah (problem solving), dan hubungan antarmanusia (human relationship).
Keunggulan seorang yang akan memimpin dalam proses pengambilan  keputusan berdasarkan Al-Qur’an, khususnya dalam kisah pengangkatan Talut menjadi seorang pemimpin dalam  surat Al-Baqoroh 247. Allah swt telah memilih Talut dengan diberikan dua kelebihan : ilmu dan fisik (basthatan fil ilmi wal jism). Pemahaman kriteria tersebut bisa diperjelas (adu manis) dengan melihat beberapa kearifan lokal Sunda.Â
Mengapa ? Karena Bogor baik kota maupun kabupaten yang dahulunya merupakan  pusat dari pemerintahan kerajaan Sunda, dengan wilayah yang sangat luas meliputi Banten, Jakarta, Jawa Barat dan bagian barat Jawa Tengah. Bogor mempunyai peran strategis dengan tantangan yang sangat berat di era digital bagi kemajuan pembangunan di negara kesatuan republik Indonesia.
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas dan fisik yang gagah, sehat jismani, nafsani dan rohani dapat mewujudkan diri, keluarga dan masyarakatnya menjadi manusia yang bertakwa. Tekad, ucap jeung dan lampah na sesuai dengan ajaran Allah swt. Ulah dia deuk poho, Sinembah eujeung munjung teh, pikeun engke hirup di alam paeh.Â
- Ari pikeun hirup di ieu jagat jelema hirup mah, ulah agama deuk dijieun gagaman, ulah agama deuk dijieun pangbibita pangabebenjo, ulah eudeuk ngagogoreng agama deungeun. Atuh agama teh kadeuleuna, jiga lain agama wenangan anu nunggal maha agung. Tapi jieun sing agama teh, jadi jalan ka mandala anu caang rata bari lempeng, anu caangna lantaran kaharti. Anu katana lantaran bisa ngabedakeun bener tina salah, anu lempengna ku peta eujeung budi anu hade bari bener!
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas dan fisik yang gagah, sehat jismani, nafsani dan rohani dapat mewujudkan diri , keluarga dan masyarakatnya visioner, berorientasi ke masa depan dengan tidak melupakan sejarah dan budayanya. Dinu Kiwari ngancik bihari ayeuna sampeureun jaga. Visi, misi, tujuan dan strategi Bogor didasarkan pada analisa dengan pendekatan yang multidisipliner (masagi) dengan tetap mengacu kepada kekuatan, kelemahan, tantantangan dan ancaman warga Bogor dan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dan propinsi Jawa Barat.
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas dan fisik yang gagah, sehat jismani, nafsani dan rohani dapat mewujudkan diri , keluarga dan masyarakatnya yang adil kepada semua pihak.Â
- Jeung ari adil teh ulah adil ka para mitra; tapi adil ka palamarta. Ulah eudeuk ilik buluwan hanteuna. Najan somah cacah malarat ku euweuh kagableg bolenang cara cangkang ondog oge, ulah inyana dibeda-bedakeun ti menak jajambulan ku kabeungharan, ti pangkat-pangkat anu jajabrigan tina kakawasaan. Adil teh ulah ngan ka anu sabangsa bae.Â
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas dan  fisik yang gagah, sehat jismani, nafsani dan rohani dapat mewujudkan diri, keluarga dan masyarakatnya bekerja secara harmonis, saling menghargai dan tolong menolong.  Silih asah, silih asih, dan silih asuh dengan sadulur, sageutih, sasarakan, sakahirupan dan sapamadegan untuk membangun Bogor.
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas dan fisik yang gagah, sehat jismani, nafsani dan rohani apat menyelesaikan tantangan dan permasalahan yang semakin komplek dan meningkat.Â
- Di masa digital, ketidakpuasan masyarakat terhadap pemimpin terlihat nampak. Media sosial yang kerap memberitakan pencapaian pemerintahan, kejanggalan dalam kebijakan negara, hingga isu-isu politik yang hangat di kalangan masyarakat menjadi bahan yang mudah memprovokasi rakyat. Keterbukaan akses informasi ibarat menjadi pisau bermata dua.Â
- Masyarakat dapat turut memantau jalannya roda pemerintahan dan masyarakat juga cenderung tidak mudah mentoleransi setiap kesalahan yang dilakukan pemimpin, bahkan untuk memberikan kesempatan perbaikan juga terkadang menjadi barang langka.
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas yang fisiknya gagah dan perkasa, dapat mewujudkan diri, keluarga dan masyarakatnya cageur, bener, pinter, dan singer.
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas yang fisiknya gagah dan perkasa, dapat bekerja keras, cerdas dan ikhlas membangun Bogor yang begitu luas dengan penduduk yang banyak.
- Pemimpin dengan ilmu pengetahuan yang luas yang fisiknya gagah dan perkasa, dapat mewujudkan ucapan verbalnya sekaligus melakukannya secara nyata dengan bijaksana. Teuas peureup,  leuleus usap. Pageuh keupeul, lega awur. (Wallahu a’lam bishowab).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H