Mohon tunggu...
Agus Salman
Agus Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati politik, sosial, seni, budaya

mahluk yang terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Parpol Tak Percaya Diri, Buka Pintu Politik Dinasti

24 Oktober 2023   09:00 Diperbarui: 24 Oktober 2023   09:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demi kepentingan golongan tertentu, justru parpol menggelar karpet merah bagi pucuk dinasti politik dengan menjadikan dua anak presiden diberikan posisi yang tinggi yang bagi kader-kader ideologis yang telah lama berjuang harus terpaksa Ikhlas keputusan partai dengan memilih "anak baru" karena dia anak presiden.

Salah satu ciri politik dinasti yaitu tampak dari terjadinya sebuah kekuasaan yang dipegang oleh kelompok keluarga dan kekerabatan. Fenomena politik dinasti yang sangat kental dengan unsur kekerabatan ini berimplikasi pada dinamika partai politik di Indonesia.

Dampak dari kegagalan partai politik dalam kaderisasi menjadikan parpol gagap dalam menyiapkan "jagoannya" yang dari kader partainya untuk diusung dalam pilkada ataupun pilpres.

Ketidak percaya dirian parpol mengusung kadernya sendiri seakan menggeser fungsi Parpol hanya menjadi stempel bagi perorangan yang akan maju dalam pemilihan presiden ataupun kepala daerah, partai politik dianggap hanya sebagai kendaraan untuk meraih jabatan publik.

Pola pikir kebanyakan partai, yang terpenting adalah memastikan keterpilihan sehingga yang kuat secara massa dan dana yang bisa menjadi calon anggota legislatif, bukan yang mempunyai kapasitas politik dan integritas, hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi parpol-parpol. Ke depan, perlu ada perbaikan kaderisasi agar parpol bisa menghasilkan kader-kader ideologis yang dapat diusng pada perhelatan pemilihan presiden, ataupun Kepala daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun