Publik atau netizen tanah air geram dengan ulah turis-turis asing di Bali dan beberapa daerah lain, yang bertingkah laku buruk di Indonesia, mulai dari naik motor ugal-ugalan tanpa helm, pakai pelat nomor kendaraan palsu, melanggar aturan adat local, berkelahi sambil mabuk, tidak menghormati tempat-tempat sakral dan suci di Bali, sampai  bekerja ilegal padahal hanya punya visa kunjungan. Disisi lain kita membutuhkan kembalinya industri wisata untuk bangkit pasca pandemic covid 19.Â
Sumber Devisa
Pada kurun waktu kurang lebih dua tahun lalu, mewabahnya Covid-19 membuat segala sektor seakan "mati suri", pariwisata merupakan salah satu industri yang paling terdampak.
Selepas badai covid 19, pariwisata perlahan mulai bangkit dari keterpurukannya, data Badan Pusat Statistik, sebagaimana dilansir KOMPAS.id, jumlah kunjungan turis ke Indonesia pada Januari 2023 mencapai 735.950 kunjungan. Angka tersebut turun 17,78 persen dibanding pada Desember 2022, tetapi melonjak 503,34 persen dibanding pada Januari 2022.
Sektor pariwisata menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, setealah merasakan kejenuhan atas segala aktifitas yang dilakukannya selama ini, maka ia sangat membutuhkan waktu luang untuk sekedar berekreasi melakukan kegiatan wisata sehingga dapat menghilangkan segala kepenatan dalam hidup. Pariwisata sangat membantu dalam mendongkrak kemajuan ekonomi suatu Negara terutama sektor devisa.
Pariwisata sendiri berarti berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan memerintah daerah. (Suwena dan widyatmaja,2010 : 15).
Sebagai salah satu wisata yang memiliki keunikan yang dapat menarik wisatawan Indonesia berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan pasca Covid 19, dan ini memerlukan penangan yang profesional terutama perencanaan dan penataan serta pemasaran destinasi wisata, selain pengetahuan tentang karakteristik wisatawan yang dominan mengunjungi suatu destinasi wisata untuk mengetahui permintaan wisatawan sehingga dapat dijadikan dasar pengembangan destinasi wisata, diperlukan sosialisasi norma/adat/kebiasaan/hukum yang berlaku di Indonesia.
Pengaruh Positif dan Negatif
Wisatawan yang datang ke Indonesia tentunya membawa pengaruh baik yang bersifat positif maupun negatif.dari segi ekonomi tentunya ini membawa hal yang positif dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat serta pemerintah daerah. Tak dapat dipingkiri ada pula pengaruh negative yang dapat muncul terutama lunturnya nilai-nilai budaya di masyarakat karena telah meniru budaya asing yang sangat bebanding terbalik dengan budaya asli masyarakat local, serta kelakuan wisatawan asing yang berbuat semaunya yang melanggar norma atau hukum yang berlaku di Indoensia.
Seperti yang tengah ramai terjadi dan mendapat kecaman banyak pihak, seperti berbuat onar dari mulai naik motor ugal-ugalan tanpa helm, berkelahi sambil mabuk, melanggar aturan adat lokal, tidak menghormati tempat-tempat sakral dan suci di Bali, bekerja ilegal padahal hanya punya visa kunjungan, sampai pakai pelat nomor kendaraan palsu.
Evaluasi Sektor Wisata
Menyikapi maraknya kelakuan turis asing yang melanggar hukum serta norma di Indonesia dibutuhkan strategi yang dapat diterapkan dalam sektor pariwisata pada pasca pandemi Covid-19 seperti yang disampaikan oleh Sutrisno (2021), yaitu: Strategi promosi wisata melalui publik relations; Strategi pengembangan produk pariwisata; Strategi pengembangan destinasi pariwisata; Strategi menjalin kerjasama dengan public; Strategi pengembangan SDM pariwisata; Strategi pengelolaan infrastruktur pariwisata.
Selain strategi diatas harus digencarkan lagi sosialisasi norma serta hukum yang berlaku di Indonesia dan ini dibutuhkan Kerjasama dari berbagai pihak dan diambil Tindakan tegas bagi turis yang melanggar.
Satu hal lagi tentunya sebagai tuan rumah harus pula memahami hal-hal yang tak disukai wisatan asing Ketika datang ke Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Ania Tomczak. Melalui kanal Youtube miliknya, 'Globe in the Hat', wanita asal Polandia ini mengungkapkan, ada berbagai hal yang kurang disukainya saat liburan di Indonesia diantaranya : banyak warga lokal yang meminta foto bersama pada turis asing. Mereka bahkan sering tak mengenal tempat dan waktu yang terasa sangat mengganggu; Sistem parkir di Indonesia merupakan hal yang sangat melelahkan bagi turis asing. Alasannya, mereka harus membayar beberapa kali hanya untuk parkir di tempat yang tidak begitu jauh; kerap ditanyakan hal-hal personal. Orang Indonesia dianggap suka menanyakan pertanyaan yang terlalu personal, misalnya umur dan status pernikahan pada orang asing; Kemacetan menjadi salah satu hal yang banyak disorot turis asing saat traveling di Indonesia. Banyak yang mengeluhkan kemacetan yang sering terjadi; Sebagian turis asing juga tak suka makanan Indonesia yang kadang terlalu berminyak dan pedas; masalah sampah yang ada di Indonesia. Ia mengatakan sering menemukan sampah berserakan saat mengunjungi beberapa wisata alam yang ada di Indonesia.
Semoga pariwisata Indoesia terus meningkat sebagai sumber devisa negara, peningkatan pendapatan masyarakat serta pemerintah daerah, dengan menjaga adat/norma serta hukum yang berlaku di Indonesia dengan budaya timurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H