Mohon tunggu...
agus santoso
agus santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sangkan Paraning Dumadi

29 November 2021   04:52 Diperbarui: 29 November 2021   07:06 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangkan paraning dumadi merupakan falsafah atau ajaran dalam ilmu kejawen (kepercayaan jawa kuno) tentang bagai mana cara kita sebagai makhluk menyikapi hidup. Secara epistimologi kata sangkan paraning dumadi berasal dari bahasa jawa kuno yakni , sangkan artinya asal muasal, paran artinya tujuan, dumadi artinya menjadi, menjadikan atau pencipta. Dengan itu memiliki arti yang membentuk makna " dari mana manusia berasal, dan kemana ia akan kembali".
Keberadaan manusia dan alam semesta merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi yaitu zat pencipta semesta, sangkan paraning dumadi falsafah jawa yang mengajarkan kita kepada tujuan akhir dari kehidupan manusia adalah kembali kepada tuhan yang maha esa, sehingga dalam menjalani kehidupan ini kita harus mendekati nilai nilai luhur, seperti , jujur, adil, tanggung jawab, sederhana, ramah, disiplin, dan berkomitmen.
Disinilan Agama berperan sebagai sistem tata keimanan / kepercayaan untuk menghadap kepada Sang Hyang Widhi, tidak sebatas itu, kata Agama berasal dari bahasa sansekerta yang secara umum berarti tradisi, dimana "A" artinya tidak dan "GAMA"  artinya kacau, sehingga jika dilihat dari asal katanya, Agama di definisikan sebagai aturan manusia untuk menghinkan kekacauan, serta mengarahkan manusia agar lebih teratur dan tertib.
Begitu pula agama di Indonesia yang seharusnya ,bukan dijadikan sebagai alat tempur atau penguat otoritas lembaga, tetapi sebagai alat persatuan yang tau akan kebijaksanaan, mengotoritaskan lembaga hanya dapat memicu perpecahan sehingga lupa akan peran agama sesuai keyakinannya, tak lain dan tak bukan hanya menjadi eksistensi dalam diri bahawa dirinya termasuk dari salah satu anggota atau kelompoknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun