PROGRAM MAKAN BEGIZI GRATIS, UNTUK SIAPA?
Oleh : Agus Sjafari*
Implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara serentak sudah diluncurkan pada awal Januari 2025 yang lalu, tepat tanggal 6 Januari meskipun tidak semua daerah langsung dapat menerapkannya menunggu kesiapan masing -- masing daerah masing -- masing. Sebagai program nasional yang baru yang diberlakukan di seluruh Indonesia, pada dasarnya semangatnya sangat baik yang tujuannya sangat mulia yaitu untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak Indonesia.
Namun dalam implementasinya ternyata tidak semulus yang kita harapkan, terdapat beberapa persoalan teknis di lapangan yang dihadapi misalnya saja keterlamabatan pengiriman makanan sehingga menyebabkan makanan kurang fresh, standar makanan yang berbeda, dan beberapa persoalan teknis lainnya. Belum lagi kalau kita bicara selera makanan dari masing -- masing anak dan keluarga yang berbeda, maka di lapangan masih banyak terbentur dengan berbagai persoalan teknis dalam program MBG tersebut. Kondisi ini seperti biasa pemerintah kita dengan semangat yang menggebu -- gebu agar program unggulan ini dapat segera dilaksanakan meskipun belum ada persiapan yang matang, sehingga perbaikannya seringkali dilakukan sambil berjalan. Dalam konsep kebijakan publik, sering kita sebut dengan incremental policy (kebijakan tambal sulam).
Program MBG pada dasarnya memerlukan standar yang sangat tinggi dan bukan standar yang seadanya, dikarenakan program ini berhubungan dengan kesehatan dan peningkatan gizi penduduk yang dimulai dengan anak sekolah dan dilanjutkan dengan ibu hamil dan balita. Artinya implementasi dari program MBG ini memerlukan persiapan yang sangat matang.
Beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian dari pemberlakuan program ini antara lain: lembaga yang bertanggung jawab, anggaran pembiayaan, mekanisme dan SOP yang jelas, standarisasi pihak -- pihak penyedia makanan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi jutaan penduduk Indonesia dalam sehari, standarisasi makanan yang disajikan, dan beberapa persoalan teknis lainnya.
Program MBG Untuk Siapa?
Mengemukanya pertanyaan mendasar ini dikarenakan terdapat beberapa pihak yang terlibat langsung dalam program MBG ini, selanjutnya program ini berhubungan dengan pihak -- pihak yang diuntungkan serta pihak -- pihak yang dirugikan sebagai dampak dari pemberlakuan program MBG ini.
Untuk jangka panjang beberapa pihak yang diuntungkan langsung dengan adanya program MBG ini antara lain: Â Anak-anak usia sekolah (SD, SMP, SMA), Ibu hamil dan menyusui, Lansia miskin, Orang dengan kecacatan, dan Keluarga miskin dan rentan pangan. Kalau program ini berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang sangat matang, maka negara ini sangat berjasa dalam mengangkat kualitas hidup dari beberapa pihak di atas dari persoalan stunting, Kesehatan yang buruk, kelaparan dan beberapa penderitaan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Kebutuhan makan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, masih banyak masyarakat kita yang belum beruntung dapat makan secara teratur dalam sehari, sehingga fenomena kelaparan masyarakat Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan terbaru dari Global Hunger Index (GHI) 2024, Indonesia menduduki peringkat ketiga negara dengan tingkat kelaparan tertinggi di Asia Tenggara. Peringkat ini berada tepat di bawah Timor Leste dan Laos, yang masing-masing menempati posisi pertama dan kedua dalam daftar negara ASEAN dengan tingkat kelaparan tinggi. Tahun lalu, Indonesia bahkan berada pada urutan kedua, menunjukkan penurunan dalam peringkat namun tetap dalam kategori yang memprihatinkan (Markaberita.id, 22 Januari 2025).
Melalui program MBG ini bahwa Pemerintah Probowo memiliki program yang tepat untuk mengatasi problematika utama yang dihadapi oleh masyarakat kita saat ini ditengah kondisi ekonomi nasional dan global yang masih sangat sulit. Ketika program ini "diembel -- embeli" dengan istilah makanan bergizi maka program ini tidak saja bertujuan untuk memenuhi kebutuhan makan saja, melainkan meningkatkan standar makanannya yang memang berkualitas sehingga diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.