Mohon tunggu...
Agus Salim
Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Penulis paruh waktu

Menulis adalah salah satu pengingat dan pengukur perjalanan hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ponari si Dukun Cilik Nasibmu Kini

18 November 2018   07:31 Diperbarui: 18 November 2018   11:13 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tentu masih ingat dengan Ponari, tahun 2019 merupakan tahun kemunculan Ponari dukun cilik pemilik batu ajaib. Anak yang pada waktu itu duduk di kelas tiga SD, dalam waktu singkat langsung menjadi pusat perhatian, karena penomena batu ajaib yang ia temukan saat hujan deras, itu semua bermula ketika batu yang ia temukan di buang oleh neneknya. 

Namun keesokan harinya secara ajaib batunya berada di atas meja, batu itu pun ia celupkan ke dalam air untuk diminum tetangganya saat ia menjenguk tetangganya yang sedang sakit, dan tetangganya tersebut langsung sembuh, dari situlah berita menyebar ke seantero negeri, orang-orang dari berbagai daerah pun berlomba-lomba untuk mendapatkan kesempatan berobat kepada sang dukun cilik, dengan karcis Rp5000, ribuan orang setiap harinya memenuhi area dusun Kedungsari, desa Balungsari, kecamatan Megaluh, Jombang tempat tinggal si bocah. 

Walaupun prakteknya sempat ditutup karena ada beberapa pasien dan pedagang meninggal dunia akibat kelelahan, namun akhirnya prakteknya dibuka beberapa minggu kemudian. Dari hasil prakteknya, sekurangnya ia dapat membeli tanah seluas lima hekoare, membangun mushola, dll.

Namun bagaimana nasib si dukun cilik itu sekarang?

Seperti dilansir laman tribunjogja.com pada 14 juli 2018, bocah fenomenal itu mempunyai kehidupan normal layaknya anak remaja lain seusianya, dia gemar bermain game dan menunggangi motor, menurut penuturannya, kendati prakteknya masih buka hingga sekarang, ia juga berencana membuka usaha dan menanam buah-buahan di kebunnya. 

Remaja dengn potongan rambut mohawk itu pun mengungkapkan bahwa pengunjung prakteknya sudah sngat jarang sekali sekarang ini. Namun dia sangat bersyukur dengan kehidupan normalnya saat ini, karena pada waktu itu ia tidak dapat bermain dan berkumpul dengan keluarganya karena waktunya habis digunakan untuk melayani pasiennya.

((Agus Salim))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun