Mohon tunggu...
Agus Tjakra Diredja
Agus Tjakra Diredja Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar yang menemukan kedamaian dalam secangkir kopi dan keheningan. Menulis adalah pelarian dan cara berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Youtube Horor: Chanel-Chanel Populer yang Selalu Update Kisah Mistis Gunung

20 Oktober 2024   19:17 Diperbarui: 20 Oktober 2024   19:43 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi hasil tangkapan layar Besok Pagi Chanel
Ilustrasi hasil tangkapan layar Besok Pagi Chanel

Siapa yang Mudah Terpengaruh Cerita Horor Pendakian?

Tak semua pendaki memiliki reaksi yang sama terhadap cerita-cerita horor. Beberapa individu lebih rentan merasa takut dan terpengaruh oleh kisah-kisah mistis di gunung. Mereka yang memiliki keyakinan kuat terhadap keberadaan makhluk halus atau kekuatan supranatural, misalnya, cenderung lebih mudah terpengaruh. Pengalaman traumatis saat mendaki, seperti tersesat atau hampir mengalami kecelakaan, juga bisa menjadi pemicu ketakutan yang lebih dalam ketika mendengar cerita horor. Selain itu, individu dengan kepribadian yang sensitif dan mudah cemas juga lebih rentan merasa tidak nyaman dengan suasana mencekam yang diciptakan oleh cerita-cerita tersebut.

Pada akhirnya, percaya atau tidak pada cerita horor pendakian gunung adalah pilihan pribadi. Namun, satu hal yang pasti, cerita-cerita ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya pendakian di berbagai belahan dunia. Baik itu sebagai sumber hiburan, peringatan akan bahaya alam, atau bahkan sebagai bahan perbincangan di sekitar api unggun, cerita horor pendakian gunung selalu berhasil menggugah rasa penasaran dan imajinasi kita. Yang terpenting adalah, mari kita nikmati keindahan alam sambil tetap menjaga keselamatan dan menghormati lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun