Raden Mas Djoko, yang tidak percaya akan hal-hal mistis, membawa pulang sandal tua itu dan menyimpannya di dalam sebuah kotak besi yang tersembunyi di dalam dinding rumahnya. Namun, tak lama setelah itu, ia mulai mengalami serangkaian kejadian aneh yang mirip dengan apa yang dialami oleh keluarga Darmo. Mimpi buruk, suara-suara misterius, dan penampakan makhluk halus terus menghantuinya.
Pak Darmo merasa bulu kuduknya berdiri ketika membaca bagian ini. Ia langsung teringat akan sandal tua yang ditemukan di kamar Putri. Dengan hati-hati, ia membandingkan deskripsi sandal tua dalam buku harian dengan sandal yang ditemukannya. Keduanya memiliki kemiripan yang sangat mencolok. Tidak ada keraguan lagi dalam benaknya, sandal tua itulah penyebab semua penderitaan yang mereka alami.
Dengan perasaan cemas, pak Darmo menceritakan penemuannya kepada istri dan anak-anaknya. Mereka semua merasa sangat takut. Namun, mereka juga merasa lega karena akhirnya mengetahui penyebab semua kejadian aneh itu. Mereka memutuskan untuk segera menyingkirkan sandal tua itu dari rumah.
Akirnya Pak Darmo dan keluarganya mencari informasi tentang cara mengatasi kutukan. Mereka berkonsultasi dengan seorang dukun tua yang tinggal di desa terdekat. Dukun itu mengatakan bahwa untuk menghilangkan kutukan, sandal tua itu harus dikembalikan ke tempat asalnya, yaitu makam kuno tempat sandal itu ditemukan.
Dengan perasaan was-was, Pak Darmo dan keluarganya berangkat menuju makam kuno. Perjalanan mereka penuh dengan rintangan dan bahaya. Mereka harus melewati hutan belantara yang gelap dan sunyi. Sesampainya di makam, mereka melakukan ritual sesuai dengan petunjuk dukun. Dengan susah payah, mereka menemukan lubang tempat sandal itu ditemukan dulu. Namun, saat mereka hendak memasukkan sandal itu ke dalam lubang, tiba-tiba tanah di sekitar mereka bergetar dan suara gemuruh terdengar dari dalam makam, tanah di sekitar makam terbuka dan muncullah makhluk gaib yang menyeramkan. Makhluk itu adalah penjaga makam yang marah karena makamnya diganggu. Makhluk gaib ini berusaha menghentikan ritual dan melindungi sandal tua yang dianggapnya sebagai benda pusaka. Keluarga Darmo harus berjuang mati-matian untuk melawan makhluk gaib tersebut.
Ternyata, petunjuk yang diberikan oleh dukun itu tidak sepenuhnya benar. Ada satu langkah penting dalam ritual yang terlewatkan, sehingga ritual yang mereka lakukan malah membuka portal menuju dunia lain. Makhluk-makhluk jahat dari dunia lain mulai berdatangan dan mengancam keselamatan keluarga Pak Darmo. Mereka harus mencari cara untuk menutup portal tersebut sebelum semuanya terlambat. Saat ritual berlangsung, kutukan yang selama ini mereka hadapi justru semakin kuat. Tumbuhan di sekitar makam layu seketika, angin bertiup kencang, dan langit menjadi gelap gulita. Sandal tua itu memancarkan cahaya merah menyala yang menyilaukan. Keluarga Darmo menyadari bahwa mereka telah membangkitkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.
****Akhir yang Tak Terduga****
Ketika keluarga Pak Darmo pulang ke rumah, mereka menemukan rumah mereka dalam keadaan berantakan. Semua perabotan rumah tangga sudah hilang. Yang tersisa hanyalah sepasang sandal tua yang tergantung di tengah ruang tamu.
Mereka menyadari bahwa mereka telah gagal menghentikan kutukan itu. Keluarga Darmo memutuskan untuk meninggalkan rumah itu dan memulai hidup baru di tempat lain. Namun, bayangan tentang rumah tua itu dan sandal tua yang terkutuk akan selalu menghantui mereka.
Setelah bertahun-tahun berjuang melawan kutukan, keluarga Pak Darmo akhirnya menyerah. Mereka menyadari bahwa kutukan itu terlalu kuat untuk dilawan. Satu per satu, anggota keluarga meninggal dalam keadaan yang tragis. Anak bungsu mereka, Putri ditemukan tewas di kamarnya, lehernya terlilit tali. Sang ibu jatuh sakit parah dan meninggal dunia tak lama kemudian. Pak Darmo yang menjadi orang terakhir yang tersisa, hidup dalam kesendirian dan kegilaan. Ia sering terlihat berbisik-bisik sendiri di rumah tua mereka, tempat di mana kutukan itu pertama kali muncul.
Rumah tua itu kemudian ditinggalkan dan menjadi tempat yang angker. Legenda tentang keluarga Pak Darmo dan kutukan yang menghantui mereka terus hidup dari generasi ke generasi.