Budaya sekolah ibarat lapangan tempat bola bekel dimainkan. Jika lapangannya datar dan rata, bola bekel akan melenting dengan baik. Namun, jika lapangannya berlubang atau tidak rata, bola bekel akan sulit dikontrol. Begitu pula dengan budaya sekolah. Jika budaya sekolah menekankan pada kerjasama, saling menghormati, dan keingintahuan, maka hubungan antara guru, kepala sekolah, dan siswa akan berjalan harmonis. Sebaliknya, jika budaya sekolah lebih kompetitif dan individualistis, maka hubungan antar mereka akan cenderung tegang.
Teknologi dalam Pendidikan
Teknologi telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Jika dulu kita hanya menggunakan buku sebagai media pembelajaran, sekarang kita memiliki beragam perangkat digital yang dapat memperkaya proses belajar mengajar. Teknologi ibarat alat bantu yang dapat membuat "lemparan" dan "tangkapan" bola bekel menjadi lebih akurat dan efektif. Misalnya, dengan menggunakan aplikasi pembelajaran, guru dapat menyesuaikan materi pelajaran dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Dalam perjalanan pendidikan, hubungan antara guru, kepala sekolah, dan siswa bagaikan benang kusut yang saling terjalin. Setiap individu memiliki peran yang krusial dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif. Bagaimana kita dapat menjaga agar 'bola bekel' hubungan kepala sekolah, guru dan siswa tetap melenting dengan harmoni, tanpa terjatuh atau hilang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H