Mohon tunggu...
Agus Tjakra Diredja
Agus Tjakra Diredja Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Hapus batas dunia, jelajahi isinya. Jika jenuh, temukan kedamaian dalam secangkir kopi dan keheningan, karena menulis adalah pelarian dan cara berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bolos Sekolah, Masalah Tersembunyi yang Perlu di Waspadai

5 Oktober 2024   00:14 Diperbarui: 5 Oktober 2024   10:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi hasil tangkapan layar dari https://nyalanya.com/

Lingkungan pergaulan memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membentuk perilaku remaja. Pengaruh teman sebaya bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teman sebaya dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi. Misalnya, seorang siswa yang memiliki teman-teman yang rajin belajar akan terdorong untuk mengikuti jejak mereka. Begitu pula, teman yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat mengajak teman-temannya untuk mengembangkan minat dan bakat.

Namun, di sisi lain, teman sebaya juga bisa menjadi pengaruh buruk. Jika seorang remaja bergaul dengan teman-teman yang sering membolos sekolah atau terlibat dalam perilaku berisiko, besar kemungkinan ia akan terpengaruh untuk melakukan hal yang sama. Tekanan untuk diterima dalam kelompok dan keinginan untuk dianggap keren seringkali membuat remaja mengabaikan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh keluarga dan sekolah

Faktor yang Mempengaruhi Pengaruh Teman Sebaya

Pengaruh teman sebaya terhadap individu, khususnya remaja, adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tidak semua individu akan merespons pengaruh teman sebaya dengan cara yang sama. Karakteristik individu seperti kepribadian, harga diri, dan tingkat kematangan emosional memainkan peran penting. Remaja dengan harga diri yang rendah, misalnya, cenderung lebih mudah terpengaruh oleh tekanan kelompok.

Selain karakteristik individu, karakteristik kelompok teman sebaya juga sangat menentukan. Norma, nilai, dan tujuan yang dianut oleh suatu kelompok akan membentuk perilaku anggotanya. Kelompok yang memiliki norma positif dan mendukung akan mendorong anggotanya untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan kelompok yang memiliki norma negatif akan cenderung mendorong perilaku menyimpang.

Lingkungan di sekitar remaja juga turut berperan dalam membentuk perilaku mereka. Lingkungan keluarga adalah fondasi pertama bagi pembentukan karakter. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga akan menjadi pedoman bagi remaja dalam menghadapi berbagai situasi, termasuk pengaruh teman sebaya. Lingkungan sekolah juga memiliki peran yang signifikan. Kebijakan sekolah, program-program yang diselenggarakan, dan iklim sekolah secara keseluruhan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung atau menghambat perkembangan positif remaja

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Platform-platform digital ini tidak hanya memudahkan mereka untuk terhubung dengan teman-teman, tetapi juga memperkuat pengaruh teman sebaya. Amplifikasi pesan yang cepat melalui media sosial membuat tren dan informasi menyebar dengan sangat cepat di kalangan remaja. Pesan-pesan negatif, seperti ajakan untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan atau membahayakan diri sendiri, dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi perilaku remaja.

Pembentukan identitas online juga menjadi faktor penting. Remaja seringkali berusaha membangun citra diri yang positif di media sosial dengan cara mengikuti tren dan melakukan hal-hal yang dianggap keren oleh teman-temannya. Tekanan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari teman-teman di dunia maya dapat membuat mereka merasa harus melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka.

FOMO (Fear of Missing Out) juga menjadi masalah yang serius. Rasa takut ketinggalan membuat remaja merasa harus selalu mengikuti tren dan melakukan hal yang sama seperti teman-temannya, termasuk perilaku yang berisiko.

Untuk mengatasi tekanan teman sebaya dan dampak negatif dari media sosial, diperlukan berbagai strategi. Membangun harga diri yang kuat adalah langkah pertama yang penting. Remaja yang memiliki harga diri yang tinggi akan lebih percaya diri untuk menolak tekanan negatif. Mengenali batasan diri dan memiliki hobi dan minat juga dapat membantu remaja untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif dan produktif.

Adanya mentor yang dapat dipercaya juga sangat penting. Mentor dapat memberikan dukungan, bimbingan, dan nasihat yang bijak bagi remaja. Selain itu, meningkatkan keterampilan komunikasi juga sangat penting. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, remaja dapat menyampaikan pendapat dan menolak tekanan dengan cara yang sopan namun tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun