"Saya sendiri belum pernah melihat penyakit seperti itu. Bentolan di sekujur badan lembu yang isinya darah dan nanah. Kalau udah begitu, suhu tubuh lembu bisa sampai 40 derajat, kakinya bengkak. Sampai ada lembu saya yang gak bisa berdiri, gak bisa makan dan untuk dipindahkan pun harus ditandu," paparnya.
Rusiadi menerangkan dari 120 lembu yang dimilikinya, 100 ekor lebih yang terkena penyakit ini. Bobot lembunya pun menurun drastis. Namun, membaik seiring penanganan yang dilakukan seperti meningkatkan imunitas hewan dengan memberinya minuman rebusan gula merah campur jahe serta menyuntikkan antibiotik sebagaimana disarankan oleh Dinas Ketapang.
"Dalam seminggu itu bobot yang 625 kg bisa turun jadi 500 kilo. Cepat drop dia. Saat disuntik antibiotik dan minum air gula merah, imunnya pelan-pelan bagus, nampak sehat. Cepat juga sembuhnya lagi," lanjut Rusiadi.Â
Selain itu, pemberian vitamin serta pengasapan juga dilakukan untuk menghindari serangga seperti nyamuk dan lalat yang merupakan faktor penyebar virus dari lembu ke lembu.
"Suntikan antibiotik cepat bikin luka-luka di badan lembu itu kering. Tiga sampai 7 hari udah nampak proses lukanya sembuh. Ditambah pengasapan dan kandang yang terus dibersihkan. Jadi buat kawan-kawan peternak jangan panik, tetap semangat. Memang harus pemantauan ekstra. Kalau nampak satu ekor sudah terjangkit, langsung asingkan saja," tandasnya
Selain Desa Pematang Sijonam, Bupati didampingi Dinas Ketapang, Camat Perbaungan, dan perwakilan Polsek setempat pun turut meninjau hewan peternak yang ada di Desa Celawan. *Agus#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H