Terendap Aku pada Tatapanmu
Lilung rasa hati berkecamuk
Tarian mata memandang sayu
Padaku
Darimu yang disebut wanita
        Pandanganmu jatuh, berat dan menghujam keras
        Dentingnya merambat bagai panah
        Lesat tepat pada hatiku
        Tak membekas karena belum kau cabutnya
        Terendap aku pada tatapanmu
Menggontai berkalung asa
Tinggi khayal harap cita tak hanya lamunan
Tuk hidup bersama
Tanpa ada tabir pemisah antara aku dan kamu
Tentangmu, semua aku mau
Senyumu, tangismu, candamu, kerlingan matamu, nakalmu
Adalah sesempurna kepolosanmu
Tanpa topeng kepura-puraan; tulusmu wahai kekasih
Kembali terendap aku pada tatapanmu
Padamu awal bulan itu
Wonogiri, 03 Oktober 2022
Agus Prasetyo Nugroho
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H