Jangan malas, sebab malas itu penyebab kegagalan. Dengan malas menyebabkan menunda-nunda pekerjaan, sehingga pekerjaan menjadi menumpuk. Demikian pula seorang siswa, jika malas belajar, maka pekerjaannya tak pernah akan tuntas. Ingat pesan Nabi Muhammad, "Ya Allah aku berlindung dari sifat lemah dan malas!"
Kedua: Yakin, bahwa pertolongan Allah selalu hadir. Tanamkan dalam diri kita, bahwa Allah selalu akan hadir memberi pertolongan saat kita membutuhkan. Mintalah pertolongan kepada Allah! Oleh karena itu, maka kita harus selalu peduli dan berbagi kepada sesama manusia dan apa saja yang membutuhkan bantuan.
Nabi berpesan, "Allah selalu menolong hambaNya, selama seorang hamba mau menolong saudarannya." Tentu kaitannya berdimensi spiritual immaterial dalam hal ini. Dengan semangat menolong, maka kita diberi kesehatan untuk bisa mengikuti ujian. Dengan menolong kita diberi kemudahan mengingat apa yang telah dipelajari, sehingga kita mudah dalam mengerjakaan soal. Tentu kisah-kisah nyata di sekitar kita tentang hal itu pernah kita temui. Yakinlah!Â
Ketiga: Raih ridlo kedua orangtua. Ridlo orang tua, ridlo guru, dan ridlo orang yang lebih tua patut kita peroleh untuk menghadapi semua masalah, termasuk ujian ini. Jangan pernah menyakiti hati orang tua, guru, dan siapa saja ~yang lebih tua dari kita. InsyaAllah dengan ridlo orangtua segala urusan kita dipermudah oleh Allah. Jangan pernah durhaka dan menyakiti hati orang tua dengan berkata kasar, menolak perintahnya, dan berkatalah yang lemah lembut.Â
Semoga anak didik dan anak-anak kita selalu lulus dalam menghadapi ujian dan kita mampu menghantarkan mereka meraih kesuksesan dalam menghadapi ujian kehidupannya. @GUSSIM99
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H