Dampak Positif Media Sosial
Di satu sisi, media sosial membuka ruang bagi anak muda untuk belajar, mengembangkan bakat, dan berjejaring dengan teman serta mentor dari berbagai latar belakang. Banyak remaja mendapatkan inspirasi, motivasi, dan akses ke beragam sumber pendidikan yang sebelumnya sulit dijangkau. Jean M. Twenge, dalam bukunya iGen:Â Why Today's Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy---and Completely Unprepared for Adulthood (2017), mencatat bahwa media sosial dapat membantu mereka mengekspresikan diri dan membangun identitas di dunia yang semakin global.
Dampak Negatif Media Sosial
Namun, di balik manfaat ini terdapat potensi risiko. Masalah seperti Fear of Missing Out (FOMO), tekanan sosial, dan standar kecantikan atau kesuksesan yang tidak realistis dapat mengganggu kepercayaan diri anak muda. Studi oleh Keles, Y., McCrae, N., & Grealish, A. (2020) di Perspectives in Psychiatric Care, mengungkap bahwa penggunaan media sosial berlebihan berhubungan dengan meningkatnya kecemasan, depresi, dan perasaan rendah diri pada remaja, terutama ketika mereka sering membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Penelitian lain oleh Odgers, C.L. & Jensen, M.R.L. (2020) di Journal of Adolescent Health mengonfirmasi dampak kesehatan mental dari media sosial ini, terutama dalam hal kecemasan terkait citra tubuh. Tekanan untuk mengikuti standar yang ditampilkan di media sosial dapat mengakibatkan anak muda merasa tidak percaya diri dan rendah diri, serta mengalami gangguan psikologis seperti body image disorder.
Tips bagi Orang Tua untuk Mendampingi Anak
Orang tua dapat berperan aktif dalam mendampingi anak-anak mereka untuk menggunakan media sosial dengan bijak. Berikut adalah beberapa langkah praktis:
-
Bangun Komunikasi Terbuka
Ciptakan ruang di mana anak merasa nyaman bercerita tentang pengalaman online mereka. Menurut Jody Cantrell Dyer dalam Parenting in the Digital Age: Strategies for Parents with Connected Kids (2021), penting bagi orang tua untuk terlibat dalam aktivitas online anak tanpa terlalu mengontrol, agar komunikasi terbuka tetap terjaga. Berikan Batas Waktu
Tetapkan waktu penggunaan yang sehat untuk media sosial agar tidak mengganggu aktivitas fisik, belajar, dan interaksi sosial langsung. The Association Between Social Media Use and Sleep Disturbance Among Young Adults oleh Levenson et al. (2016) di Preventive Medicine menunjukkan bahwa pengaturan waktu penggunaan media sosial juga bermanfaat untuk menjaga kualitas tidur remaja.Ajarkan Keterampilan Sosial Digital
Bantu anak memahami pentingnya menjaga sikap positif, menghargai perbedaan, dan menghindari konten negatif atau provokatif. Buku Digital Minimalism:Â Choosing a Focused Life in a Noisy World oleh Cal Newport (2019) juga memberikan perspektif berharga tentang bagaimana anak-anak bisa belajar memilah informasi yang bermanfaat.Contohkan Penggunaan Bijak
Anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Orang tua perlu menjadi contoh dengan menunjukkan cara menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.
Dalam era digital ini, media sosial bukanlah hal yang bisa dihindari, tetapi bisa dikelola dengan baik. Dengan pendekatan yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang tantangan serta dampaknya, orang tua dapat membantu anak-anak menjadikan media sosial sebagai alat yang memperkaya kehidupan, bukan sebagai sumber tekanan atau kecemasan. (Agus SugiartaI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI