Mohon tunggu...
Agus Sugiarta
Agus Sugiarta Mohon Tunggu... Lainnya - Gembala Komunitas Marginal

membaca, mengamati, menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengembalikan Sopan Santun di Era Digital: Tantangan dan Solusi untuk Generasi Muda

24 Oktober 2024   08:49 Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:53 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehilangan etika sopan santun di kalangan anak-anak dan remaja saat ini menjadi perhatian serius bagi banyak pihak, termasuk orang tua, pendidik, dan masyarakat. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini, yang membuat perilaku sopan tampak semakin memudar di generasi muda.

Salah satu penyebab utama adalah pengaruh media sosial dan teknologi. Di era digital ini, anak-anak memiliki akses tanpa batas ke berbagai platform seperti TikTok dan Instagram, di mana perilaku yang kurang sopan sering kali dianggap sebagai hal yang normal atau bahkan populer. Mereka cenderung meniru perilaku tersebut, menganggapnya sebagai cara untuk terlihat keren di mata teman-teman sebaya.

Selain itu, kurangnya keteladanan juga menjadi penyebab penting. Anak-anak belajar dari lingkungan di sekitar mereka. Ketika mereka tidak melihat contoh perilaku sopan dari orang tua, guru, atau figur publik, mereka akan kesulitan untuk memahami pentingnya sopan santun dalam interaksi sosial. Tanpa keteladanan, mereka tidak memiliki patokan yang jelas untuk membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak.

Lebih jauh lagi, perubahan nilai-nilai dalam masyarakat turut mempengaruhi perilaku anak-anak. Sikap hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua kini sering tergeser oleh budaya individualisme dan kebebasan berekspresi. Walaupun kebebasan ini dapat membawa dampak positif, banyak anak menyalahartikannya sebagai hak untuk berperilaku sesuka hati tanpa mempertimbangkan norma-norma sosial yang berlaku.

Perubahan struktur keluarga juga berdampak besar. Dengan semakin banyaknya keluarga yang berpindah dari struktur keluarga besar ke keluarga inti, interaksi antar generasi semakin berkurang. Hal ini mempengaruhi hubungan antara anak-anak dan orang tua, serta mengurangi rasa hormat di antara mereka.

Pendidikan karakter, yang seharusnya menjadi bagian penting dari pembentukan perilaku anak, sering kali terabaikan baik di rumah maupun di sekolah. Fokus pendidikan saat ini lebih banyak pada aspek kognitif, sementara aspek emosional dan sosial kurang diperhatikan. Akibatnya, anak-anak yang tidak diajarkan sopan santun sejak dini akan kesulitan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, stres dan tekanan yang dialami oleh orang tua juga berkontribusi. Banyak orang tua yang terlalu sibuk atau tertekan, sehingga mereka kurang mampu memberikan perhatian penuh kepada anak-anak mereka. Hal ini menyebabkan anak-anak kehilangan kesempatan untuk belajar empati dan kesopanan dari orang tua mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Orang tua harus menjadi teladan dalam memperlihatkan perilaku sopan santun kepada anak-anak mereka. Sekolah perlu memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum untuk membantu membentuk perilaku anak sejak dini. Anak-anak juga perlu didorong untuk lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan orang lain, sehingga mereka belajar menghargai etika dalam kehidupan nyata. Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran dalam memberikan edukasi tentang pentingnya sopan santun.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat membawa perubahan positif, sehingga anak-anak dapat kembali menghargai etika sopan santun terhadap orang tua dan lingkungan sekitar mereka.

Secara spiritual, menghormati orang tua juga merupakan perintah penting dalam ajaran agama. Seperti yang tertulis dalam Ulangan 5:16, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." Demikian pula, Matius 15:4 menegaskan, "Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati." Dan dalam Efesus 6:2-3, disebutkan, "Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun