Mohon tunggu...
Agus Sugiarta
Agus Sugiarta Mohon Tunggu... Lainnya - Gembala Komunitas Marginal

membaca, mengamati, menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

GSJA Eben Haezer: Gereja yang Berdampak

20 September 2024   10:58 Diperbarui: 20 September 2024   11:02 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah kota Surabaya, tepatnya di samping Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Eben Haezer, setiap Minggu pagi suasana selalu tampak hidup dan ramai. Sejak pukul 5 pagi, satu per satu pedagang mulai berdatangan dan menata kursi serta meja dagangan mereka. Mereka mempersiapkan makanan dan minuman siap dijual pada jemaat gereja untuk mengikuti ibadah.

Gereja Eben Haezer menggelar empat kali ibadah setiap hari Minggu, dimulai dari ibadah pertama pukul 06.00 WIB, kemudian ibadah kedua pukul 08.00 WIB, ibadah ketiga pukul 10.00 WIB, dan ibadah terakhir pukul 17.00 WIB. Jadwal ini memberikan peluang para pedagang menawarkan dagangan mereka kepada jemaat ketika datang beribadah.

Para pedagang berjualan sekitar gereja berharap bisa meraup rezeki dari para jemaat. Harapan ini bukanlah tanpa dasar. Berdasarkan pantauan, banyak jemaat memanfaatkan waktu sebelum atau setelah ibadah untuk membeli makanan di kios-kios tersebut. Mereka membeli sarapan pagi setelah ibadah pertama atau kedua, makan siang setelah ibadah ketiga, atau bahkan membeli makanan untuk dibawa pulang.

Dampak Positif Gereja Terhadap Pedagang Lokal

Gereja Sidang Jemaat Allah Eben Haezer secara tidak langsung telah memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama bagi para pedagang kecil. Salah satunya adalah keputusan gereja untuk membuka akses pintu samping yang memungkinkan jemaat keluar-masuk dengan mudah ke area di mana para pedagang berjualan. Ini memberikan kesempatan bagi jemaat untuk melihat dan membeli makanan yang ditawarkan, sekaligus meningkatkan pendapatan para pedagang.

Salah seorang pedagang bakso yang dikenal dengan nama Pak Tris mengungkapkan betapa menguntungkannya berjualan pada hari Minggu di dekat gereja. "Jualan satu hari di hari Minggu hasilnya sama dengan jualan seharian penuh dari Senin sampai Sabtu. Bahkan kalau hari Minggu kami nggak sampai seharian, karena paling tidak jam 2 siang dagangan sudah habis," katanya dengan wajah puas.

Senada dengan Pak Tris, Pak Seger, pemilik warung soto ayam, juga merasakan keuntungan serupa. "Alhamdulillah, kalau hari Minggu soto pasti habis, dan habisnya banyak," ujarnya. Para pedagang lainnya, seperti Pak Handoko yang menjual gado-gado dan lontong sayur, juga berbagi pengalaman yang sama. Pak Handoko sehari-hari bekerja sebagai satpam gereja ini merasa sangat terbantu dengan adanya jemaat yang menjadi pelanggan tetap di hari Minggu.

Aneka Ragam Makanan yang Ditawarkan

Beragam jenis makanan dan minuman dapat ditemukan di area samping gereja GSJA Eben Haezer. Mulai dari bakso sapi, rujak, soto ayam, sate ayam, bakwan, gado-gado, lontong sayur, hingga camilan seperti cireng, nasi campur, es campur, dan es kang ijo. Bahkan ada pedagang menjual burger dan mainan anak-anak, menjadikan suasana semakin meriah dan variatif.

Dengan banyaknya pilihan makanan ini, jemaat gereja memiliki banyak opsi untuk menikmati hidangan sebelum atau sesudah ibadah. Bagi mereka yang datang untuk mengikuti ibadah pagi, mereka bisa menyantap sarapan seperti lontong sayur atau bakso, sementara jemaat untuk ibadah siang atau sore bisa memilih makanan lebih berat seperti soto ayam atau nasi campur.

Nasi Campur Bu Nona/dokpri
Nasi Campur Bu Nona/dokpri

Gado-gado Pak Handoko/dokpri
Gado-gado Pak Handoko/dokpri

Es Kacang Ijo/dokpri
Es Kacang Ijo/dokpri

Soto Ayam Cak Seger/dokpri
Soto Ayam Cak Seger/dokpri

Sate Ayam Madura Cak Heri/dokpri
Sate Ayam Madura Cak Heri/dokpri

Cimol/dokpri
Cimol/dokpri

Warung Bakwan/dokpri
Warung Bakwan/dokpri

Gereja yang Berdampak Sosial

Gereja sering kali dianggap sebagai tempat ibadah semata, namun GSJA Eben Haezer menunjukkan bahwa sebuah gereja juga bisa menjadi pusat aktivitas sosial memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Dengan memberikan ruang bagi pedagang untuk berjualan, gereja secara tidak langsung membantu meningkatkan perekonomian lokal.

Ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah gereja bisa memberikan dampak positif tanpa harus memberikan bantuan langsung dalam bentuk materi. Sebaliknya, gereja berperan sebagai fasilitator dan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai gereja untuk mengajarkan tentang kasih dan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada mereka ketika membutuhkan.

Keberadaan pedagang di sekitar gereja GSJA Eben Haezer tidak hanya memberi manfaat ekonomi bagi para pedagang, tetapi juga bagi jemaat yang bisa dengan mudah menemukan makanan lezat dengan harga terjangkau di lokasi terdekat dengan tempat ibadah. Selain itu, interaksi antara jemaat dan pedagang juga menciptakan ikatan sosial lebih kuat di lingkungan tersebut.

Harapan Ke Depan

Dalam sebuah wawancara, Pak Handoko berharap agar hubungan antara gereja dan pedagang bisa terus berlanjut dan berkembang. Ia juga berharap gereja dapat memberikan lebih banyak kesempatan bagi pedagang kecil untuk terus berjualan di sekitar gereja, terutama di hari-hari besar seperti Natal dan Paskah, di mana jumlah jemaat yang hadir biasanya jauh lebih banyak.

Pak Seger menambahkan bahwa ia sangat bersyukur atas kesempatan ini dan berharap gereja tetap mendukung mereka. "Kalau bisa, semakin banyak jemaat yang tahu kalau ada pedagang di sini, jadi mereka bisa mampir setelah ibadah," ujarnya sambil tersenyum.

Di sisi lain, GSJA Eben Haezer terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Gereja ini menunjukkan bahwa selain menjadi tempat ibadah, gereja juga dapat menjadi agen perubahan sosial serta memberikan manfaat langsung bagi lingkungan sekitarnya.

Dengan semangat kebersamaan dan saling mendukung, GSJA Eben Haezer dan para pedagang lokal telah membuktikan bahwa gereja tidak hanya berfungsi sebagai pusat spiritual, tetapi juga sebagai sumber berkah bagi masyarakat secara luas. Ini menjadi inspirasi bagi gereja-gereja lain untuk turut serta berperan dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun