Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023. Artinya, perhelatan tinggal menyisakan lima hari untuk menentukan siapa Calon Ketua Umum, Waketum dan Executif Comitte (Exco) yang akan terpilih menduduki kursi di federasi sepakbola tanahair.
Sorotan publik pecinta sepakbola tertuju pada 5 kandidat Calon Ketua Umum. Yakni La Nyalla Mattalitti, Arif Putra wicaksono, Doni Setiabudi, Erick Thohir serta Fary Djami Francis. Namun yang selalu jadi perbincangan adalah kans besar yang dimiliki La Nyalla dan Erick Thohir.
Ibarat pertandingan sepakbola, sudah ada isu serta prediksi sebelum peluit kick off dibunyikan. Mulai dari isu money politic hingga dukung-mendukung para voters pemilik suara di KLB nanti.
Isu uang berhembus tatkala La Nyalla Mattalitti membeberkan akan memberikan Rp1 miliar kepada Asprov PSSI tiap provinsi jika terpilih menjadi orang nomor satu di PSSI nanti. Kata Ketua DPD RI itu, uang tersebut sebagai subsidi bagi Asprov yang menjadi ujung tombak pembinaan sepakbola di tiap daerah.
Namun lima hari jelang KLB, Sekjen PSSI Yunus Nusi mewanti-wanti praktik politik uang. Meski tidak menyebut nama, publik menilai pernyataan Yunus itu menyikapi soal janji La Nyalla pada Asprov tadi.
La Nyalla membantah keras soal tudingan politik uang. LaNyalla menambahkan, uang itu diberikan kepada Asprov PSSI, sebab menurutnya Asprov PSSI merupakan ujung tombak kemajuan sepakbola nasional. Ia pun bermaksud dengan subsidi tersebut perkembangan sepakbola Indonesia bisa lebih berkembang di masa mendatang.
Tapi publik dan pecibta sepakbola kadung pesimis dengan La Nyalla. Publik tidak yakin dengan pernyataan La Nyalla yang merupakan orang yang pernah terseret dugaan korupsi (meski dinyatakan tak bersalah oleh pengadilan).
Pun begitu, kita juga sama-sama masih ingat tatkala La Nyalla memimpin PSSI periode 2012-2016. PSSI era La Nyalla adalah fase gelap sepakbola tanahair.
Kemenpora pada 17 April 2015, menjatuhkan sanksi kepada PSSI karena memanasnya masalah persyaratan legalitas terkait dualisme kepengurusan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus, serta semrawutnya PSSI secara organisasi.
Sanksi dari pemerintah itu, dibarengi sanksi dari FIFA terhadap PSSI. PSSI tidak dapat berlaga di kancah sepakbola internasional sejak 30 Mei 2015.
Alhasil, Indonesia absen di beberapa ajang, termasuk kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia di Uni Emirat Arab.
Lalu, bagaimana dengan kekuatan Erick Thohir?
Sebelum KLB, Menteri BUMN itu sudah mau dijegal. Ada yang menyebut mantan Bos Inter Milan itu tak memenuhi syarat sesuai statuta PSSI.
Meski begitu, Komite Pemilihan PSSI menegaskan Erick Thohir memenuhi syarat sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 dan berhak dipilih pada KLB PSSI 16 Februari 2023 nanti.
Tudingan tak memenuhi syarat itu pun tak berdampak apapun pada voters pemilik suara KLB. Apalagi  emang, jauh-jauh hari Erick telah diharapkan banyak orang untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia. Termasuk pernyataan CEO Klub Kalteng Putra, Agustian Sabrar yang sejak lama mengharapkan Erick Thohir memimpin PSSI.
Kalteng Putra pun memantapkan dukungannya ke Erick Thohir pada Sabtu11 Februari 2023. Menurut Kalteng Putra, niat Erick menjadi Ketum PSSI adalah anugerah bagi sepakbola tanahair.
Kini, Erick disebut-sebut sudah mengantongi dukungan 60 voters. Mulai dari Pemilik RANS Nusantara Raffi Ahmad, bos Persis Solo Kaesang Pangarep, Bos Bekasi City FC Atta Halilintar hingga Perwakilan Persib Bandung Tedy Tjahjono.
Sejumlah legenda Timas Indonesia pun menyatakan dukungannya untuk pemilik klub liga Inggris Oxford United tersebut. Mulai dari Peri Sandria hingga Saktiawan Sinaga.
Erick pun mengapresiasi dukungan itu. Sembari menyatakan 5 program prioritasnya ketika kelak menjadi Ketum PSSI.
Di antaranya melanjutkan Liga 2 dan Liga 3 serta kembali menggelar Piala Indonesia sebagai wadah pemain terutama pemain muda mengasah kemampuan.
Dalam kompetisi itu, Erick Thohir akan menerapkan Video Asistant Refree (VAR). Selain membantu wasit di lapangan, VAR juga mampu meningkatkan kualitas sepakbola tanah air.
Dan yang patut digarisbawahi juga ketika Erick jadi Ketum PSSI adalah membangun training center untuk Timnas Indonesia. Negara sebesar Indonesia saat ini masih belum punya training center untuk Timnas sepakbolanya.
Sebagai penutup. Program Erick Thohir ini lebih layak didukung ketimbang hanya menjanjikan uang pada asosiasi sepakbola provinsi. Jangan-jangan malah nanti uang itu dikorupsi. Amit-amit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H