Mohon tunggu...
Agus Purniawan
Agus Purniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dan karyawan swasta yang memiliki semangat dan keinginan yang kuat untuk menjelajahi dunia di sekitar saya. Di lingkungan kampus, saya dikenal sebagai individu yang berdedikasi dan fokus pada pencapaian akademik, namun saya juga memiliki minat yang luas di luar kurikulum. Hobi traveling saya mencerminkan rasa ingin tahu yang mendalam akan budaya dan tempat baru, dan saya senang berbagi pengalaman-pengalaman tersebut dengan orang lain. Kegemaran saya dalam pendakian gunung dan diving menunjukkan ketekunan dan ketangguhan yang kuat dalam menghadapi tantangan alam. Kegiatan menyelam membawa saya ke dalam keajaiban dunia bawah laut dan membantu saya memahami pentingnya menjaga lingkungan laut. Di samping itu, musik menjadi teman setia saya, memberikan ketenangan dan inspirasi dalam berbagai situasi. Minuman favorit saya, kopi hitam dengan sedikit gula atau tanpa gula, mencerminkan sifat sederhana namun tegas dalam mengejar kesempurnaan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pencapaian saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Panjang Konflik Natuna yang Menjadi Pusat Perhatian

29 Mei 2024   19:56 Diperbarui: 29 Mei 2024   21:16 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Erisca, seorang diplomat muda yang penuh semangat dan visi, mengajukan ide dengan penuh harapan. "Kita harus menggalang dukungan internasional. Mengadakan konferensi di Bali untuk membahas stabilitas kawasan."

Presiden setuju, matanya memancarkan keyakinan. "Laksanakan. Ini adalah cara diplomatik kita untuk memastikan perdamaian dan kedaulatan."

Di Laut China Selatan, ketegangan antara KRI Bima Suci dan kapal asing berangsur mereda setelah negosiasi intens. Kapten Arjuna dan anak buahnya berhasil menyampaikan pesan bahwa Indonesia siap mempertahankan kedaulatannya tanpa mengorbankan upaya damai. Mereka tahu, tindakan bijak lebih dari sekadar unjuk kekuatan.

Sementara itu, di Bali, konferensi internasional berlangsung dengan sukses, menghadirkan perwakilan dari berbagai negara. Para delegasi duduk bersama, berbicara tentang masa depan dan bagaimana menjaga kedamaian di kawasan yang penuh dengan potensi konflik ini. Di ruang yang penuh harapan itu, Erisca berdiri dengan penuh keyakinan.

"Kita semua di sini untuk menjaga kedamaian," Erisca berpidato dengan penuh semangat dan kebijaksanaan. "Laut bukanlah medan perang, tetapi jalur kehidupan. Kita harus bekerja sama untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan semua pihak."

Erisca menjelaskan pentingnya dialog dan kerja sama internasional dalam menjaga stabilitas kawasan. Kata-katanya penuh dengan harapan dan keyakinan, menginspirasi para delegasi untuk melihat melampaui perbedaan dan bekerja menuju tujuan bersama. Pertemuan itu, yang dimulai dengan kekhawatiran, berakhir dengan kesepakatan dan harapan baru.

Akhirnya, kesepakatan damai tercapai. Negara-negara yang terlibat sepakat untuk menghormati kedaulatan masing-masing dan bekerja sama untuk menjaga stabilitas kawasan. KRI Bima Suci kembali ke pelabuhan dengan kepala tegak, mengetahui bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia.

Kapten Arjuna memandang ke arah laut yang tenang, matanya memancarkan kedamaian yang baru ditemukan. "Ini baru permulaan. Kita harus terus waspada dan siap mempertahankan kedaulatan kita," katanya dengan penuh keyakinan.

Erisca tersenyum bangga di Jakarta, melihat bagaimana diplomasi telah membuka jalan bagi perdamaian. "Masa depan kita tergantung pada kerja sama dan saling pengertian," katanya, suaranya lembut namun penuh makna. Dia tahu bahwa perjuangan untuk kedaulatan tidak hanya dilakukan di medan tempur, tetapi juga di meja perundingan.

Cerita ini mengingatkan kita bahwa ancaman terhadap kedaulatan dapat datang dari berbagai arah, namun dengan keberanian, kebijaksanaan, dan kerja sama, kita bisa menjaga perdamaian dan stabilitas. Laut China Selatan mungkin menyimpan banyak misteri, namun persatuan kita adalah kekuatan terbesar untuk menghadapinya. Laut adalah saksi bisu perjuangan, dan kita adalah penjaga masa depan yang tak kenal lelah. Di balik gelombang yang bergulung, ada harapan dan tekad yang tak akan pernah pudar.

Melalui upaya diplomatik yang gigih dan pertahanan yang kokoh, bangsa Indonesia menunjukkan bahwa kedaulatan adalah harta yang paling berharga. Konflik di Laut China Selatan bukan sekadar pertarungan fisik, tetapi juga ujian bagi ketahanan dan kebijaksanaan kita. Dan dalam setiap gelombang yang datang, kita akan selalu siap menjaga dan melindungi tanah air kita, dengan segala daya dan upaya yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun