1. Ketat dalam pengeluaran.
Jurus pertama, Hemat pangkal kaya, begitu peribahasa yang kita ketahui sejak zaman sekolah dasar. Ketat dalam pengeluaran adalah pintu utama dalam mengekang laju keluarnya uang.
2. Cari Diskonan, cashback.
Jurus berikutnya adalah cari diskonan, cashback di toko, mall, atau marketplace. Perhatikan dahulu toko yang anda ingin beli apakah amanah, barangnya bagus, dan bisa diretur jika ada kerusakan barang.
3. Belanja sesuai kebutuhan.
Adalah lumrah jika seseorang membeli yang dibutuhkan, namun akan menjadi masalah besar jika membeli semua barang yang diinginkan, sehingga barang-barang relatif menjadi jarang digunakan karena banyaknya barang, bisa dibilang suatu pemborosan. Baju baru, perabotan baru menjadi incaran setiap menjelang hari raya.
4. Habiskan dulu yang ada.
Kadang makanan, minuman masih banyak tersedia di meja makan, atau di lemari es. Sebelum membeli makan minuman, seyogyanya dihabiskan dulu yang ada, agar lebih ngirit. Namun jika harta melimpah, ya berikan saja ke tetangga, asalkan makanan minuman tersebut masih kondisi enak dan tidak bagus. Coz ada juga yang memberikan makanan yang sudah jamuran ke tetangga. Miris memang.
5. Beli barang untuk menghasilkan.
Membeli barang produksi juga bagus, misal membeli kucing kesayangan kemudian untuk dijual kembali, tak ada masalah dan salah dengan cara ini.
6. Jangan pelit terhadap diri.
Terlalu menyimpan harta tidak baik, karena seolah-olah harta tersebut mengekalkannya di dunia, yah ketika meninggal dunia harta diwariskan ke anak, cucu, pemilik hanya menggigit jari, belum sempat menikmatinya harta yang bertahun-tahun dicari.Â
7. Kerjakan sesuatu dengan sendiri selagi mampu.
Kerusakan barang kadang terjadi, jika ingin memutar otak, ada bisa dikerjakan sendiri, tanpa perlu memanggil yang ahli, seperti mencuci AC kamar, memperbaiki genteng yang bocor, memperbaiki software laptop yang rusak dan lain lain. Hitung-hitung lebih hemat. Namun juga tidak ada salahnya jika menggunakan jasa orang lain yang lebih profesional dan hitung-hitung membantu mereka yang mebutuhkan.
8. Gunakan sesuatu sesuai kebutuhan.
Barang yang dipanjer terus menerus akan mengalami percepatan penuaan dan akhirnya almarhum. Gunakan semua sesuai kebutuhan, jika tidak digunakan disimpan, dimatikan, misal lampu penerangan rumah, AC kamar, dan lain -- lain.
9. Jangan lupa bersedekah.
Dalam benak dan pikiran orang, mungkin orang yang bersedekah akan mengurangi harta. Tapi kenyataannya tidak, tidakkah kita tahu, setiap pagi ada dua orang malaikat, yang mendoakan agar memperbanyak harta orang yang bersedekah di hari itu, dan ada yang berdoa agar memusnahkan harta orang yang tidak dipakai untuk bersedekah.
Bisa jadi harta orang yang bersedekah menjadi berkah dan orang yang bersedekah diberi kesehatan. Sebaliknya orang yang tidak bersedekah diberi musibah dan diangkat keberkahan hartanya. Wallahu a'lam. Bulan ramadhan adalah bulan dilipatgandakan amal kebaikan.
10. Â Perjelas income atau outcome
Perjelas dahulu berapa uang atau pendapatan yang masuk, sehingga jangan sampai, besar pasak dari pada tiang. Bisa-bisa malah lebih banyak berutang ke sana kemari, ke tetangga, teman dan lain-lain, bahkan rentenir. Kalau sudah begini sulit untuk melepaskan diri dari jeratan rentenir.
11. Jual barang yang sudah tidak dibutuhkan.
Barang yang tidak disukai dan tidak dibutuhkan akan terbengkalai tiada manfaat, lebih baik dijual agar bisa menambah pundi-pundi.
12. Mengapa beli barang baru kalau ada barang second masih bagus
Tak ada salahnya membeli barang second selagi bagus. Asalkan manfaat. Dan bisa menghemat pengeluaran.
13. Permudah urusan orang lain.
Orang lain kadang mengalami kesulitan hidup. Jika kita mampu membantunya, kita bantu sebisanya, karena suatu saat ketika di posisi yang sama, ada orang lain yang membantu entah keuangan, pekerjaan dan mengatasi musibah yang melanda.
14. Cari bengkel yang amanah dan relatif murah ketika kendaraan anda kurang sehat
Bengkel yang tidak amanah dan relatif mahal akan membuat keuangan kita defisit manakala memperbaiki kendaraan bermotor, yah cukup kita tandai saja dan tidak berkunjung lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H