Mohon tunggu...
Agus Samsudrajat S
Agus Samsudrajat S Mohon Tunggu... Dosen - Membuat Tapak Jejak Dengan Berpijak Secara Bijak Dimanapun Kaki Beranjak. http://agus34drajat.wordpress.com/

Public Health, Epidemiologi, Kebijakan Kesehatan @Wilayah Timur Khatulistiwa Tapal Batas Indonesia-Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tempat Ibadah Harus Jadi Solusi (Pandemi)?

28 Maret 2021   11:51 Diperbarui: 28 Maret 2021   11:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses sholat berjamaah di Masjidil haram Arab Saudi 27 Maret 2021, sumber gambar; Twitter HaramainInfo

Sebagian orang mungkin tidak asing dengan kalimat, "tempat ibadah harus jadi solusi" tapi apakah kalimat itu termasuk juga untuk mencegah meningkatnya dan meluasnya pandemi atau wabah COVID-19?

Negara kita punya idiologi pancasila dengan sila pertamanya adalah KETUHANAN YANG MAHA ESA. Hal itu mengartikan bahwa kehidupan warga negara dan kenegaraan harus berlandaskan ketuhanan atau agama. Sedangkan simbol utama dari sila pertama atau agama adalah tempat ibadah, umat ber-agama dan perilaku umat ber-agama sendiri.

Lalu pertanyaanya berikutnya adalah bagaimana gambaran tempat ibadah agama kita masing-masing saat ini, apakah sudah menjadi solusi untuk pandemi COVID-19 saat ini, atau justru sebaliknya? Apakah semua tempat ibadah kita masih mengkampanyekan protokol kesehatan (prokes) disiplin menerapkan jaga jarak, pakai masker dan handsanitizer/cuci tangan atau disinfektan rutin setelah pemakaian?

Pertanyaan itu bisa di jawab sesuai kondisi tempat ibadah di lingkungan kita masing-masing saat ini. Meskipun vaksin sudah berjalan dan baru sebagain kecil yang mendapatkan, prokes sebaiknya tetap dilaksanakan selama masih mewabah sebagaimana rekomendasi para ahli dan pakar kesehatan. Survei BPS september 2020 lalu menemukan bahwa tempat ibadah dan pasar merupakan fasilitas umum yang cukup rendah diakui responden dalam menerapkan prokes. Bahkan masih ada tempat ibadah yang sama sekali tidak menerapkan prokes. Survei di daearah perbatasan negara dan provinsi di Kalimantan Barat oleh Prodi Kesehatan masyarakat K.Sintang Universitas Muhammadiyah Pontianak september 2020 lalu menyimpulkan bahwa 38% responden mengatakan yakin atau percaya kalau tempat ibadah disekitar tempat tinggal responden tidak taat prokes sepenuhnya. Terlebih dalam rekomendasi LIPI 2020 untuk mengatasi pandemi COVID-19 di daerah perbatasan harus lebih awal dan ketat dalam menjaga prokes. mengingat  daerah perbatasan adalah pintu masuk pertama dari negara atau atau provinsi lain. 

Ada sebuah fakta terkait tempat ibadah yang bisa menjadi renungan kita bersama saat ini. Adanya sekelompok jamaah umat ber-agama yang enggan ke tempat ibadah karena tempat ibadah itu tidak mengikuti anjuran prokes. Ketika pengurus/pengelola tempat ibadah tersebut tahu jika ada jamaahnya yang enggan lagi beribadah karena tidak menerapkan prokes, justru pengelola/pengurus tetap tidak mau tahu dan bersikukuh melanjutkan ibadah tanpa prokes, meskipun kasus COVID-19 didaerahnya dan jamaahnya terus bertambah.

Disisi lain, ada sebuah tempat ibadah, yang pengelola/pengurusnya sejak awal bertujuan bisaterus memakmurkan tempat ibadah tapi juga sekaligus bisa memberikan solusi dan contoh bahwa tempat ibadah harus jadi solusi saat pandemi. Sehingga semua jamaah tetap tenang dan nyaman beribadah dirumah ibadahnya. Hal itu disebabkan karena pengelola/pengurusnya berprinsip bahwa rumah ibadah ini milik semua jamaah, maka tidak sepatutnya pengelola/pengurus tidak peduli dengan jamaah lain yang ingin atau rindu ke rumah ibadahnya.

Justru sudah seharusnya pengelola bisa menjaga rumah ibadah dan jamaahnya dan bisa membuat jamaah tidak enggan ke ketempat ibadah akibat sikap dan kebijakan yang pengelola/pengurus buat atau putuskan. Terlebih dalam situasi wabah COVID-19 ini bisa mengancam nayawa, kesehatan dan keberlanjutan kehidupan jamaah secara luas. Artinya keberlanjutan umat ber agama atau jamaah harus diawali dari tempat ibadah, diawali dari sikap dan perilaku jamaah termasuk dan terutama pengelola tempat ibadah itu sendiri.

Jika kita ingin contoh yang baik, setidaknya ada sebuah tempat ibadah yang layak kita jadikan teladan saat pandemi, bahwa tempat ibadah memang harus bisa jadi solusi termasuk saat pandemi saat ini. Tempat ibadah itu adalah tempat ibadah di Negara Arab Saudi.

Khususnya tempat ibadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, yang menjadi pusat ibadah umat islam di dunia, meskipun kasus kematian COVID-19 terakhir selalu dibawah angka sepuluh per hari dan kasus konfirmasi harian diantara 300-400, mereka masih sangat disiplin menerapkan semua prokes tanpa terkecuali hingga saat ini. Jika yang sudah disiplin seperti itu saja masih juga melaporkan adanya kasus harian terkonfirmasi dan kematian dengan COVID-19. Apalagi yang tidak menerapkan prokes sama sekali.

Sebuah pilihan apakah kita ingin hidup sehat dan nyaman atau tidak. Meksipun segala keputusan akan memiliki resiko, semoga pilihan kita adalah pilihan yang terbaikbukan hanya untuk kita tapi juga untuk umat jamaah lainya. Maka sebagai insan yang ber-agama, yang peduli kepada agama, peduli kepada kehidupan dan masa depan umatnya sebagaimana nilai-nilai yang diajarkan agama, semoga kita bisa semakin meyakinkan, bukan hanya yakin bahwa kita bisa memberikan solusi di hati dan lisan saja, tapi juga solusi secara amalan, perbuatan atau gerakan jamaah atau umat ber-agama.

Mari kita kembalikan semangat menebarkan kebaikan dan marwah beragama kita bukanhanyauntuk segolongan dan sekelompoknya saja, bahwa aikon utama agama kita yaitu tempat ibadah harus jadi solusi, termasuk saat pandemi COVID-19 saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun