Mohon tunggu...
Agus Samsudrajat S
Agus Samsudrajat S Mohon Tunggu... Dosen - Membuat Tapak Jejak Dengan Berpijak Secara Bijak Dimanapun Kaki Beranjak. http://agus34drajat.wordpress.com/

Public Health, Epidemiologi, Kebijakan Kesehatan @Wilayah Timur Khatulistiwa Tapal Batas Indonesia-Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal Hubungan Keilmuan, Spiritualisme dan Kesehatan Masyarakat?

20 Maret 2018   11:57 Diperbarui: 20 Maret 2018   12:30 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka kematian dan kesakitan di Dunia termasuk Indonesia saat ini didominasi oleh penyakit tidak menular termasuk masalah gizi. Menurut teori H.L Blum dalam Muninjaya yang sebelumnya juga telah disampaikan dalam Alquran dan hadits yang teruji secara ilmiah bahwa faktor perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya penyakit dan berbagai masalah kesehatan lain pada status derajat kesehatan masyarakat Indonesia saat ini.

Jakarta 12/09/2015 lalu saya sempat berdiskusi langsung dengan Prof. Does Sampoerno penggagas paradigma sehat Era Soeharto dan BJ Habibie sekaligus salah satu pendiri fakultas dan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Indonesia. Dikatakan secara singkat bahwa SKM adalah sebuah inovasi tenaga kesehatan yang lebih fokus kepada upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan rehabilitatif (pemulihan) yang sekarang dan kedepan menjadi tugas pokok para SKM dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Data pendidikan dan sebaran SKM Indonesia dalam sebuah buku judul Gugus Opini Kesehatan Masyarakat jilid 3 oleh Persakmi berdasarkan data di kementerian riset pendidikan tinggi tertulis tahun 2016 saja sudah tersebar dilebih dari 170 perguruan tinggi negeri dan swasta yang setiap tahunya meluluskan puluhan hingga belasan ribu SKM. 

Selama 13 tahun perjalanan menjadi pelajar, staf pengajar, dan praktisi kesehatan masyarakat di daerah tertinggal dan perkotaan, belum banyak melihat dan menemukan para praktisi kesehatan masyarakat menggunakan integrasi keilmuan, kesehatan dan spiritualisme sebagai bahan rujukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Baik itu praktisi di instansi pemerintah maupun swasta.

Demikian juga akademisi baik di fakultas atau program studi kesehatan masyarakat belum banyak ditemukan rujukan yang digunakan dalam prosesnya yang mengkolaborasikan keilmuan, kesehatan dan spiritualisme baik di perpustakaan, saat proses pendidikan, penelitian, buku, kegiatan atau lainya. Meskipun tidak sedikit fakultas atau prodi kesehatan masyarakat itu berasal dari perguruan tinggi berbasis islam. Aspek spiritualisme sering terabaikan dan jarang menjadi rujukan dalam proses pengembangan keilmuan di sebuah pendidikan maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Konsep pelayanan kesehatan masyarakat berbeda dengan pelayanan kedokteran sebagaimana dijelaskan Azwar dalam buku pengantar administrasi kesehatan serta penelitian Sukowati dan Shinta 2003. Pelayanan kesehatan masyarakat memiliki fokus menjaga kesehatan dengan mengutamakan pencegahan penyakit melalui paradigma sehat dengan perubahan perilaku dan gaya hidup sehat. Hal tersebut sesungguhnya menjadi pondasi dasar karena sudah diajarkan oleh islam jauh sebelum Indonesia ada, jauh sebelum ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan masyarakat seperti sekarang. Apalagi Indonesia memiliki ideologi pancasila yang sila pertama nya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya semakin jelas dan kuat Indonesia telah mengamanatkan untuk selalu menggunakan aspek spiritualisme termasuk dalam pendidikan maupun pelayanan kesehatan masyarakat baik itu SKM sebagai praktisi maupun akademisi kesehatan masyarakat.

Secara bahasa spiritualisme dalam kamus besar bahasa indonesia adalah aliran filsafat yang mengutamakan kerohanian. Masalah kerohanian di Indonesia memiliki ideologi dengan pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan Kelimuan berasal dari kata "ilmu" adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Kesehatan menurut Undang-Undang (UU) nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Menerapkan keilmuan, kesehatan dan spiritualisme dalam meningkatkan kesehatan masyarakat seakan senada dengan sebuah kutipan bijak seorang ulama, aktivis sekaligus sastrawan Indonesia Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa di kenal dengan Buya Hamka dalam salah satu bukunya yang berjudul dibalik lindungan ka'bah. Kutipan Buya Hamka itu adalah "Iman tanpa ilmu, bagaikan lentera di tangan bayi, namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri". Kutipan lainnya yang seirama yaitu "Agama (spiritual) tidak melarang sesuatu perbuatan kalau perbuatan itu tidak merusak jiwa. Agama (spiritual) tidak menyuruh, kalau suruhan itu tidak membawa selamat dan bahagia jiwa". Berbagai rujukan diatas menjadi bukti sejarah yang menggambarkan secara langsung dan tidak langsung bahwa adanya hubungan antara keilmuan, kesehatan dan spiritualisme ibarat sebuah sistem yang tidak bisa dipisahkan dan saling terkait satu sama lain .

Jika diperhatikan dengan seksama definisi sehat dengan kutipan Buya Hamka tersebut, maka terlihat bahwa adanya keterkaitan dan persamaan kata maupun makna diantara keduanya. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kesehatan, kita membutuhkan ilmu dan juga spritualisme. Begitu juga untuk meningkatkan spiritualisme seseorang/masyarakat diantaranya adalah dengan sebuah ilmu termasuk ilmu kesehatan.

Didalam "spiritualisme" (agama islam) mengajarkan sebuah ilmu atau pengetahuan termasuk ilmu kesehatan, kesehatan adalah karunia Allah yang wajib dijaga. Begitu juga dengan keilmuan kesehatan ada faktor spiritualisme yang mempengaruhinya. Ilmu dan kasehatan merupakan modal seseorang untuk meningkatkan spiritualisme. Spiritualisme dalam agama islam telah mengajarkan umatnya menjaga karunia dan rahmat berupa kesehatan, dan salah satunya adalah dengan keilmuan kesehatan.

Spiritualisme dalam islam memberikan pedoman kehidupan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, mulai dari awal kehidupan sampai berakhirnya kehidupan baik fisik mental hingga sosial ekonomi. Kesehatan menjadi salah satu anjuran penting dalam agama islam bahkan beberapa hal seperti keilmuan hanya bisa didapatkan penjelasanya melalui pendekatan spiritualitas tersebut.

Terkait dengan keilmuan dalam Al-qur'an surat Al 'Alaq umat islam diperintahkan untuk mencari ilmu. Perintah itu adalah "Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Ayat tersebut merupakan perintah agama untuk selalu membaca, mengkaji dan memahami berbagai ilmu pengetahuan termauk kesehatan yang ada di Al-quran.

Contoh sederhana adalah masalah rokok. Rokok dibuat dan populer jauh setelah Al-quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Banyak Negara muslim dan ratusan fatwa yang mengharamkan rokok karena fakta ilmiahnya dapat membahayakan perokok maupun orang-orang disekitarnya yang terpapar. Hasil penelitian Hidayat dan Thabrany menyatakan koefisien negatif dan signifikan untuk konsumsi rokok masa depan menunjukan sifat kecanduan miopik, artinya para perokok bersifat tidak rasional. 

Temuan bahwa perokok memiliki sifat kecanduan miopik mengharuskan pengambil kebijakan mendesain ulang strategi promosi kesehatan masyarakat tentang larangan merokok di Indonesia. Fatwa MUI tentang haramnya hukum merokok yang masih parsial hendaknya diperkuat pada masa yang akan datang dan disosialisasikan dengan intensif menjadi salah satu tugas praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat.

Artinya masih sangat diperlukan integrasi keilmuan, kesehatan dan spiritualisme dalam menentukan hukum baik buruknya rokok termasuk praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat untuk melindungi kesehatan masyarakat sebagimana juga dijelaskan dalam buku berjudul merokok haram oleh Ahmad Rifa'i Rif'an,  The Giant Pack of Lies oleh Mardiyah Chamim dan tim.

Umumnya sebagian orang masih menganggap pola fikir atau prasangka, perkataan dan perilaku adalah hal sepele. Hal itu semakin terlihat dan mudah ditemui baik secara langsung maupun melalui sebuah media audio visual termasuk media sosial online. Tidak sedikit fakta ilmiah meyimpulkan bahwa pola fikir, kata-kata, kalimat dan perilaku seseorang memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap kesehatan.

Pengaruh pola fikir sebagaimana dijelaskan British Journal of Clinical Psychology oleh MacLeod 2005. Dikatakan bahwa pola berfikir negatif dapat menyebabkan rasa tidak punya harapan hidup (hopelessness), sehingga rasa tidak punya harapan ini dapat berakibat pada perilaku bunuh diri.

Menurut penelitian Wong 2012 dalam jurnal Learning and Individual Differences, bahwa berpikir negatif secara signifikan akan menambah variasi-variasi unik pada depresi, rendahnya kepuasan hidup, stres kecemasan, dan rendahnya kebahagiaan. Sedangkan berpikir positif sangat signifikan dapat menambah variasi unik pada kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Hal itu kembali dikuatkan oleh penelitian Rusydi dalam jurnal proyeksi 2012 tentang prasangka baik (Husn Al-Zhann) konsep berpikir positif dalam perspektif psikologi islam dan manfaatnya bagi kesehatan mental. Hasil penelitianya menemukan bahwa prasangka baik (Husn Al-Zhann) dengan kesehatan mental memiliki hubungan yang signifikan dan berprasangka baik kepada Allah memilki pengaruh terhadap kesehatan mental yang lebih besar dibandingkan dengan berprasangka baik kepada sesama manusia.

Rusydi juga mengungkapkan, bahwa di dalam Islam, perilaku tidak hanya sesuatu yang terlihat saja, tetapi juga perbuatan hati juga dianggap sebagai perilaku yang harus dipertanggungjawabkan dan memiliki konsekuensi atasnya. Maka Psikologi Islam mengakui adanya analisis ilmiah atas potensi-potensi metafisik manusia seperti hati, jiwa, dan ruh. Berbeda dengan psikologi barat yang cenderung menganggap bahwa psikologi adalah ilmu yang hanya melihat perilaku manusia saja.

Berangkat dari sebuah keilmuan kesehatan dari ajaran spritualisme islam tentang sifat dan manfaat air Zamzam sebuah riwayat mengatakan, "Ia air yang diberkati dan makanan terbaik." (HR. Muslim). Dalam satu riwayat, "Ia penyembuh penyakit." (HR. Al-Bazzar). Dalam riwayat lain, "Air Zamzam akan memberikan apa yang menjadi tujuan peminumnya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Rasulullah SAW pernah berkata, "Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya."

Anjuran spiritualisme islam terkait air zamzam membuat peneliti Jepang Masaru Emoto tahun 2003 melakukan sebuah penelitian air termasuk air zam-zam. Ternyata hasilnya air bisa hidup dan dapat merespon apa yang disampaikan manusia. Hasilnya juga sudah dibukukan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "The True Power Of Water" tahun 2006.

Emoto menyatakan jika kita mengatakan pada air kata-kata positif maka hasil foto kristal airnya membentuk kristal air heksagonal yang indah. Ketika dicoba dibacakan doa islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan menjadi kristal paling indah menurut Emoto diantara kristal air lainya. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kata atau kalimat negatif air tersebut maka tidak akan membentuk indah dan yang terbentuk adalah kristal yang tidak beraturan.

Riset ilmiahnya terhadap air zam-zam dengan teknik nano, menyebutkan apabila air zamzam dicampur ke dalam 1000 tetes air biasa, maka air tersebut akan memiliki berbagai keistimewaan air zamzam. Selain itu air zamzam memiliki komposisi garam dan mineral yang tetap stabil. Hasilnya tidak ada satu orang pun yang mengeluh sakit sesudah minum air zamzam.

Hal tersebut menjadi bukti atas tindakan keilmuan terkait ajaran spiritulisme dalam islam tentang menjaga niat, pola fikir atau prasangka, lisan dan berperilaku positif dengan selalu mengamalkan doa-doa pada setiap aktifitasnya. Pada sumber air zam-zam di Mekkah, bertahun tahun hingga saat ini selalu terapapar dengan doa-doa oleh seluruh umat muslim didunia sehingga memiliki pengaruh positif untuk kesehatan. Jika sesorang memiliki pikiran negatif maka air dalam tubuh  juga akan membentuk pola yang negatif. Akibatnya bisa menimbulkan dampak negatif juga bagi kesehatan dan lingkungan seperti penyakit atau masalah lainnya. Penelitian Emoto tersebut diperkuat dan senada dengan penjelasan dari Prof. Sa,id Hammas dalam bukunya yang berjudul kedokteran nabi dan buku terapi dengan air zam-zam.

Bukti lainya adalah ketika spritiualisme islam yaitu perintah dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 6 terkait bersuci atau berwudhu, "Hai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mendirikan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.Ternyata secara keilmuan membawa banyak manfaat kesehatan.

Spiritualisme Islam menganjurkan untuk menjaga kesucian dengan berwudhu setiap waktu terutama saat sholat. Manfaat berwudhu secara keilmuan kesehatan salah satunya telah dibuktikan oleh Rinawati mahasiswa keperawatan Yogyakarta. Penelitinya menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi wudhu sebelum tidur terhadap penderita insomnia (gangguan tidur). Penelitian itu juga sejalan dengan beberapa referensi diantaranya seperti pada buku dahsyatnya terapi wudhu oleh Muhammad Syafiie el-Bantanie.

Tidak jauh berbeda juga dengan penjelasan yang di buku kedahsyatan manfaat air wudhu panduan wajib untuk setiap keluarga muslim oleh Mukhsin Matheer memaparkan bahwa wudhu dapat mencegah penyakit kanker kulit. Hal itu senada dengan fakta ilmiah manfaat wudhu yang juga dijelaskan ilmuan Universitas Basrah, Iraq dalam Basrah Journal of Surgery,Islamic Prayers: A Sport For Body As Well As Souloleh Salam N Asfar.

Bukti integrasi dari spiritualisme, keilmuan dan kesehatan lainya adalah hasil penelitian Ayu Efita Sari Mahasiswa Universitas Islam Negeri Tulung Agung  di Trenggalek tahun 2015 yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada perilaku dzikir (perilaku spiritualisme) terhadap ketenangan jiwa di majelis dzikir dzakirin di Trenggalek. Penelitian itu juga sejalan dengan penelitian Luqman Hakim Universitas Negeri Malang 2015 yang dilakukan pada kelompok pengguna Narkoba melalui terapi dzikir dan sholat bahwa memiliki pengaruh dalam mengontrol diri pengguna narokoba.

Tidak jauh berbeda dengan penelitian Tarwalis di Aceh besar tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa dzikir menimbulkan ketenangan jiwa dan menghilangkan stress. Hal ini menjadi sebuah pembuktian ilmu pengetahuan dari spiritualisme atau perintah agama dalam Al-quran surat ke-13 ayat 28 yang artinya hati mereka mejadi tenteram dengan mengingat Allah. Terbukti secara keilmuan mempengaruhi kesehatan manusia. Maka sangat sejalan bahwa faktor spiritual, mental atau psikologi seperti ketenangan jiwa dalam definisi sehat UU kesehatan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Dalam buku yang berjudul "mukjizat gerakan shalat dan rahasia 13 unsur manusia" oleh Wiratsongko, seorang grand master Indonesian ergonomic gym, menguraikan berbagai manfaat kesehatan dalam gerakan shalat. Prof. Kohirasch dan Prof. Leube asal Jerman juga mengatakan bahwa, gerakan-gerakan dalam salat Islam mengurangi dan meringankan penyakit jantung, seperti penyakit dari klep-klep bilik jantung, otot-otot jantung, pembuluh darah penyumbatan urat-urat darah, dan yang lainnya.

Buku lain yang juga seirama, mengupas manfaat spiritual dari manfaat melakukan shalat bagi kesehatan adalah karya Moh Sholeh yang merupakan hasil penelitinya yang dibukukan dengan judul terapi shalat tahajud menyembuhkan berbagai penyakit. Secara statistik penulis meneliti bahwa shalat tahajud menurunkan sekresi hormon kortisol. Dengan kata lain, shalat tahajud meningkatkan perubahan respons ketahanan tubuh dari serangan berbagai sumber penyakit. Begitu juga dengan buku Nur Baity tahun 2015 yang mengulas dan sekaligus berjudul bahwa shalat bermanfaat untuk kesehatan dan Janin berdasarkan Al-Quran dan As-sunnah.

Demikian juga dengan kisah yang dikutip dari buku Fahru Muis yang berjudul rajin shalat badan sehat, dan  Dr. Fidelma seorang neurolog asal Amerika memeluk Islam karena shalat. Ketika melakukan kajian saraf, ia mendapati beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak di masuki oleh darah. Padahal, setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup agar berfungsi secara lebih normal. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa darah tidak akan masuk di dalam otak melainkan ketika seseorang tersebut shalat, yaitu ketika sujud. Menurutnya shalat juga membuat lebih awet muda. Hasil penelitianya menyatakan bahwa shalat lima kali dalam sehari yang di lakukan dengan khusyuk atau penuh penyerahan menjiwai dengan kerendahan hati merupakan faktor alami terpenting dalam mengaktifkan hormon-hormon muda yang di kenal dengan hormon milatonin. Bila aktif, hormon-hormon ini akan menunda penuaan yang terjadi pada dari manusia.

Muis juga memaparkan Dr.Vonschreber asal Belanda mengatakan gerakan-gerakan dalam shalat menurut agama Islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan. Dalam pengertian luas mencakup semua gerakan dengan tujuan untuk mempertinggi daya prestasi tubuh. Gerakan badan saat shalat, menurut Vonschreber, menghasilkan tubuh kita mendapatkan bentuk yang bagus dan sekaligus menjadi lembut dan lincah, di samping mudah bergerak, serta menambah kekuatan dan daya tahan.

Menurut Notoatmojo dalam bukunya promosi kesehatan dan ilmu perilaku menyatakan pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan. Hal ini termasuk tindakan praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui peranya masing-masing dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat.

Berbagai contoh dan rujukan ilmiah tersebut baru sebagian kecil dari berbagai bukti yang bisa dipaparkan terkait hubungan keilmuan kesehatan dan spiritualisme dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal itu juga sebagaimana telah banyak dibahas dalam berbagai bahan rujukan sejenis diantaranya seperti buku islam, sains dan kesehatan, serta imunisasi melumpuhkan genarasi oleh Saifuddin Hakim dan tim. Ada 365 tips sehat ala Rasulullah oleh M. Ali Toha Assegaf, rahasia kesehatan Rasulullah meneladani gaya hidup sehat Nabi Muhammad oleh Hasman Ade, rahasia sehat Rasulullah yang tak pernah sakit oleh M Suwardi, buku induk mukjizat kesehatan ibadah oleh Jamal Elzaky, buku-buku karya Harun Yahya, Zakir Naik, dan masih banyak berbagai buku dan riset ilmiah lainya yang terkait dengan kesehatan masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya menggunakan rujukan-rujukan yang mengintegrasikan keilmuan, kesehatan dan spiritualisme kepada praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat. Mengintegrasikan keilmuan, kesehatan dan spiritualitas merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan dan ditinggalkan sebagai wujud ksehatan yang hakiki.

Spiritualitas yang diajarkan kepada manusia sesungguhnya banyak memberikan sebuah pengetahuan untuk menjaga kesehatan dari aspek perilaku, paradigma atau gaya hidup sehat yang menjadi pusat perhatian para praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat. Melalui rujukan integrasi keilmuan, kesehatan dan sipritualisme dalam setiap kebijakan, kurikulum, bahan ajar, penelitian dan buku-buku ilimiah atau buku-buku pedoman/panduan, penerapan ilmu kesehatan masyarakat akan semakin kuat dan menyeluruh kepada seluruh aspek kehidupan.
So...siapapun kamu, mari sama-sama meningkatkan spiritual kita untuk menjaga kesehatan.

Daftar Pustaka

  • Kementerian Kesehatan, Profil Kesehatan Indonesia 2016. Kemenkes; Jakarta. 2017.
  • Kementerian Kesehatan. Hasil Pemantauan Status Gizi 2015. Kemenkes, Jakarta. 2016.
  • Kementerian Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kemenkes; Jakarta. 2013.
  • Muninjaya, AA Gde. Manajemen Kesehatan. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
  • Laksono, Agung Dwi dkk. Gugus Opini Kesehatan Masyarakat Jilid 3. Yayasan Health Advocacy dan Persakmi (Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia); Surabaya. 2017.
  • Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi 3. Binarupa Aksara Publisher, Tangerang. 2010.
  • Sukowati S dan Shinta. Peran tenaga kesehatan masyarakat dalam mengubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat. Jurnal Media Litbang Kesehatan Volume XIII, nomor 2 tahun 2003, 31-37. 2013.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V. Kemendikbud; Jakarta. 2016.
  • Pemerintah RI. Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta, Pemerintah RI. 2009.
  • Amrullah, Abdul Malik Karim (Hamka). Dibalik Lindungan Ka'bah. PT Bulan Bintang; Jakarta. 2001.
  • Hidayat B, Thabrany H. Model Spesifikasi Dinamis Permintaan Rokok: Rasionalkah Perokok Indonesia?. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 3, Desember 2008, 99-108.
  • Thabrany, Hasbullah. Rokok, Mengapa Haram? Bunga Rampai Lomba Anti Rokok. Unit Pengendalian Tembakau FKM-UI bekerjasama dengan The Fogarty International Center-National Institute of Health via Public Unit Pengendalian Tembakau FKM-UI bekerjasama dengan The Fogarty International Center-National Institute of Health via Public Health Institute, Oakland, California, USA. Depok, Jawa Barat.
  • Kementerian Agama RI. Alqur,an Tajwid, dan Terjemahan, Dilengkapi Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih.PT. Sigma Examedia Arkanleema; Bandung. 2010.
  • Rif'an, Ahmad Rifa'i. Merokok Haram. Republika; Jakarta. 2010.
  • Chamim, Mardiyah, dkk. A Giant Pack of Lies, Bongkah Raksasa Kebohongan, Menyoroti Kedigdayaan Rokok Indonesia. Koji Communications & Tempo Institute; Jakarta. 2011.
  • MacLeod, A.K. Hopelessness and Positive and Negative Future Thinking in Parasuicide. British Journal of Clinical Psychology, Volume 44, Issue 4, 495--504. 2005.
  • Shyh Shin Wong. Negative Thinking Versus Positive Thinking in A Singaporean Student Sample: Relationships with Psychological Well-Being and Psychological Maladjustment. Learning and Individual Differences, Volume 22, Issue 1, 76--82. 2012.
  • Rusyidi, Ahmad. Husn Al-Zhann, Konsep Berpikir Positif dalam Perspektif Psikologi Islam dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Mental. Proyeksi, Vol. 7 (1) 2012, 1-31
  • Emoto, Masaru. The True Power of Water. MQ Publising; Bandung. 2006.
  • Rinawati, Isnaini. Pengaruh Terapi Wudhu Sebelum Tidur Terhadap Kejadian Insomnia Pada Usia Lanjut di Dusun Tilaman Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta. Naskah Publikasi STIKes Aisyiah Yogyakarta; Yogyakarta. 2012.
  • El-Bantanie, Muhammad Syafiie. Dahsyatnya Terapi Wudhu. Elex Media Komputindo; Jakarta. 2010.
  • Matheer, Mukhsin. kedahsyatan manfaat air wudhu panduan wajib untuk setiap keluarga muslim. Serambi Baru; Jakarta. 2015.
  • Asfar, Salam N. Islamic Prayers, A Sport For Body As Well As Soul.Basrah Journal of Surgery, September 11, 2005.
  • Hakim, Luqman. Pengaruh terapi religi shalat dan dzikir terhadap kontrol diri klien penyalahgunaan narkoba. Skirpsi Fakultas Psoklogi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2015.
  • Ayu Efita Sari. Pengaruh Pengalaman Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa Di Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggalek. Skripsi Jurusan Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Tulungagung. 2015.
  • Tarwalis. Dampak Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa (Studi Kasus di Gampong Baet Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar). Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 2017.
  • Sholeh, Moh. Terapi Shalat Tahajud Menyembuhkan Berbagai Penyakit.  Noura book publishing; Jakarta. 2012.
  • Wratsongko, Madyo. Mukjizat gerakan shalat dan rahasia 13 unsur manusia dan Rahasia 13 Unsur Manusia. Mizania; Jakarta. 2014.
  • Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta; Jakarta. 2007.
  • Hakim, Saifudin, dkk. Islam, Sains dan KesehatanIslam, Metode Islam dan Sains Dalam Mengungkap Kebenaran.Pustaka Muslim; Yogyakarta. 2017.
  • Hakim Saifudin M, dkk. Imunisasi lumpuhkan generasi? Menjawab Tuduhan Ummu Salamah,SH,Hajjam. Pustaka Muslim; Yogyakarta. 2014.
  • Assegaf, M. Ali Toha. 365 Tips Sehat Ala Rasulullah. PT Hikmah; Jakarta. 2009.
  • Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad. Naura book Publishing. 2012.
  • Suwardi, M. Rahasia Sehat Rasulullah Yang Tak Pernah Sakit. Zahira; Jakarta. 2013.
  • Muis, Fahru. Rajin Shalat Badan Sehat. Aqwamedika; Solo. 2008.
  • Elzaky, Jamal. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Zaman; Jakarta. 2011.
  • Baity, Nur. Keajaiban Shalat Untuk Kesehatan dan Janin: Berdasarkan Al Quran dan As Sunah. Sealova Media; Jakarta. 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun