Mohon tunggu...
Agus Samsudrajat S
Agus Samsudrajat S Mohon Tunggu... Dosen - Membuat Tapak Jejak Dengan Berpijak Secara Bijak Dimanapun Kaki Beranjak. http://agus34drajat.wordpress.com/

Public Health, Epidemiologi, Kebijakan Kesehatan @Wilayah Timur Khatulistiwa Tapal Batas Indonesia-Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Gaya Kepemimpinan Demi Masa Depan

2 November 2011   14:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:08 2248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Evaluasi Gaya Kepemimpinan Demi Masa Depan

Kepemimpinan dan manajemen adalah satu rangkaian yang tidak bisa dilepaskan, inti dari manajemen = kepemimpinan. Manajer/pemimpin yang telah sangat cerdas menyusun tata laksana organisiasi tidak akan efisien dan efektif  bilamana tidak disertai dengan kemampuan kepemimpinan. Memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan interaksi dalam struktur sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama (John K Hemphill, dalam Hoy and Miskel (1991:252).

Pemimpin adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat berbuat sesuai dengan kemauan yang dikehendakinya sesuai dengan etika, dan aturan (Kitab/Al-Quran, Hadits, UU, PP, SK, dll). Dengan kata lain pemimpin adalah orang yang sanggup membawa orang lain menuju kepada tujuan yang dikehendakinya.  Banyak teori tentang pemimpin dan kepemimpinan (leadership), namun teori tersebut pada intinya adalah sebagai seni mempengaruhi orang lain.

Wahab Abdul Kadir mendefinisikan pemimpin adalah orang yang memiliki kesanggupan mempengaruhi, memberi contoh, mengarahkan orang lain atau suatu kelompok untuk mencapai tujuan baik formal maupun non formal. Pemimpin juga diartikan sebagai seseorang yang berkemampuan mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikannya. Memimpin adalah sebuah aksi mengajak sehingga memunculkan interaksi dalam struktur sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama.

Pada hakekatnya setiap manusia pada hakekatnya adalah pemimpin, paling tidak ia sebagai pemimpin dirinya sendiri.  Hati adalah pemimpin di dalam tubuh manusia, sebab segala sesuatu yang yang manusia perbuat adalah berdasar petunjuk dan kemauan hati nurani.

Berkenaan dengan kepemimpinan spiritual ini, menarik uraian A. Riawan Amin dalam buku beliau The Celestial Management, dalam mana beliau menekankan pada tiga akronim yakni ZIKR, PIKR dan MIKR. ZIKR berisikan zero base yakni memandang segala sesuatu dengan bersih, apa adanya dan bebas prasangka. Iman, memberikan kekuatan spiritual , menghilangkan rasa cemas dan takut. Konsisten, menjaga arah tujuan sampai pada titik sasaran. Result oriented, yakni menuju hasil yang murni : mardhatillah. Kemudian PIKR yaitu dimulai dengan power sharing,information sharing, knowledge sharing dan rewards sharing. Kalau ZIKR titik beratnya merangsang pribadi yang ulung, PIKR memberikan resep dan prasarat agar kru yang terhimpun dalam sebuah tim melenggangkan keunggulannya. Jika pribadi-pribadi matang yang dibentuk dari konsep ZIKR bertemu dengan sebuah tim yang solid yang terlahir dari perut PIKR, mereka akan menjadi tim unggulan (the winning team). The winning team berkaitan dengan MIKR yakni militan, intelek, kompetetif dan regeneratif. Sesungguhnya beberapa hal yang diutarakan disini barulah sedikit

cuplikan dari luasnya dasar spiritual kepemimpinan yang Islami, dan inipun sekali lagi tergantung dari (1) Sempit luasnya pemahaman pemimpin terhadap ajaran agamanya, (2) Seberapa jauh penghayatan spiritualnya, dan (3) Seberapa jauh konsistensi keberagamaannya.

Kepribadian Nabi Besar Muhammad saw. yang sangat menunjang dakwah beliau dalam hal kepemimpinan yang disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut:


  1. Bersikap lemah-lembut.
  2. Selalu mema’afkan kesalahan orang lain betapapun besar kesalahan tersebut selama kesalahan tersebut terhadap pribadi beliau.
  3. Memintakan ampun dosa dan kesalahan orang lain kepada Allah swt., jika kesalahan tersebut terhadap Allah SWT.
  4. Selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsukuen memegang hasil keputusan musyawarah.
  5. Jika beliau ingin melakukan sesuatu, maka beliau selalu bertawakkal kepada Allah SWT dalam arti: direncanakan dengan matang, diprogramkan, diperhitungkan anggarannya dan ditentukan sistem kerjanya.


(QS2. Al Baqarah ayat 216)

Artinya : diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Ayat ini mengajak kita berfikir hati-hati dalam bertindak karena bisa jadi seorang pemimpin menganggap baik apa yang ia pilih dan putuskan, belum tentu baik buat mitra kerja dan umat yang dipimpinya, maka untuk mengetahui baik tidak nya kita terutama umat muslim di WAJIB kan untuk bermusyawarah dalam hal keduniawian. Sebagaimana disebutkan dalam ayat al-Quran dibawah ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun