Mohon tunggu...
Agus Samosir
Agus Samosir Mohon Tunggu... -

i have some experience in teaching student, marketing representative

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Sekolah Berkarakter

14 Juni 2012   04:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah kita banyak menawarkan program belajar mulai dari program belajar reguler[yang mengajarkan segi kognitif] dan program karakter[mengajarkan anak rajin,sabar,bertanggungjawab,tidak korupsi dan lain-lain].Sekolah banyak diberi target oleh Diknas atau orangtua sekadar untuk memenuhi program yang berjubel dan sangat membebani si anak di sekolah. Untuk pendidikan program karakter memang belum ada standar khusus untuk evaluasinya.Guru di kelas dapat berimprovisasi membuat aktivitas-aktivitas apa yang perlu untuk mendukung program karakter.Seperti karakter rajin sabar dan gigih dari seorang anak dapat dilihat dari seberapa sering anak mengerjakan PR tidak harus nilai PRnya tinggi-tinggi tapi kepada siswa ditanamkan nilai rajin terus mencoba dan pantang menyerah.Ini harus diperhatikan guru dan tidak harus menambah jam pelajaran untuk mengevaluasi karakter anak. Kondisi negara kita yang sekarang ini lagi hangat-hangatnya memberantas korupsi bisa dijadikan momen bagi guru untuk menanamkan karakter benci koruptor kepada siswa.Dengan mengajak siswa melihat pejabat-pejabat di penjara dan membuat karya tulis/artikel hal koruptor , kegiatan ini bisa menginspirasi siswa untuk tidak korupsi kelak. Rumah adalah model sekolah terbaik buat anak.Orangtua dituntut lebih menyadari ini dan mengaktualisasikan program karakter di lingkungan rumahnya.Sering orangtua bingung kenapa anaknya lebih terbuka di sekolah daripada di rumah.Ini karena orangtua mungkin terlalu otoriter memaksakan kehendak sedikit mendengar anak karena kesibukan orangtua.Jadi perlu dukungan orangtua terhadap program karakter bagi si anak. Untuk dunia kerja yang diimpikan siswa setelah lulus nanti memiliki peran penting bagi karakter anak.Sebaik apapun karakter anak tanpa dukungan lingkungan kerjanya tetap saja anak tidak bisa sendiri mengubah lingkungan kerjanya bebas korupsi.Jadi kalau ada pertanyaan "sekolah hanya mencetak siswa yang tahunya korupsi" ini salah besar.Tanggungjawab bebas korupsi itu harus bersama-sama ada negara[KPK] ,aparat hukum dan publik tentunya bertanggungjawab untuk memberantas korupsi. Siswa yang berkarakter hanya sebatas pengalaman di sekolah dan di rumah.Jangan terlalu menuntut anak berkarakter bagus tapi dibiarkan sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun