Mohon tunggu...
Agus Susanto
Agus Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP dan SMK swasta

Memberikan inspirasi dan menambah wawasan serta pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macet, Permasalahan dan Solusinya

2 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hampir setiap hari kita dihadapkan pada kemacetan yang terjadi setiap pagi khususnya di ibukota dan sekitarnya serta kota-kota besar. Pada umumnya setiap orang melakukan aktivitas pada pagi hari. Mulai dari bekerja, berdagang, sekolah, dll. Transportasi yang digunakan juga bermacam-macam mulai dari angkutan umum seperti bus, angkot, KRL. dll. juga angkutan pribadi seperti mobil roda empat dan sepeda motor. Bagi yang berjarak dekat mungkin menggunakan sepeda roda dua.

Keadaan dijalan terlihat hampir setiap pagi pada hari kerja terjadi kemacetan. Biasanya kemacetan terjadi mulai pada pukul 06.00 dikarenakan semua aktivitas khususnya para pekerja dan para pelajar dimulai pada pukul 07.00. Masyarakat berusaha datang tepat waktu untuk sampai tempat tujuan, namun dengan waktu tersebut diharapkan sekurangnya bisa istirahat sekitar 10 sampai 20 menit sebelum aktivitas dimulai.

Faktor ini menjadi salah satu penyebab kemacetan karena waktu yang bersamaan menjadi pemicu terjadinya kemacetan. Seperti contoh beberapa perusahaan di wilayah A masuk kerja dimulai pukul 07.00 bersamaan dengan itu sekolah sekolah yang berada di wilayah itu pun masuk mulai pukul 07.00. Hal ini membuat ramainya volume kendaraan pada sekitar pukul 06.00 sampai pukul 07.00 karena semua mengejar agar sampai tepat waktu.

Faktor yang kedua yaitu banyaknya jumlah kendaraan yang digunakan sehingga membuat jalan raya terasa penuh dengan banyaknya orang yang berangkat menuju tempat tujuan tanpa diimbangi dengan kondisi/keadaan jalan yang mungkin perlu diperluas sesuai kapasitas, yang mungkin hanya ada dua jalur timur dan barat bisa ditambah. Seperti arah barat yang hanya satu jalur bisa diperluas menjadi dua jalur, dan sebaliknya. Atau bisa juga dengan membuat jalan alternatif disekitar wilayah tersebut.

Ketiga yaitu kesadaran pengguna kendaraan yang memiliki kendaraan roda empat misalnya, jika hanya seorang diri menuju tempat kerja bisa mengajak orang lain yang searah atau menggunakan kendaraan umum agar tidak menambah jumlah volume kendaraan yang melintas dijalan.

Yang keempat yaitu kesadaran para pengguna jalan agar mematuhi peraturan atau tata tertib, agar tidak menerobos jalur yang bukan haknya.

Faktor yang kelima yaitu mengatur waktu dengan baik agar tidak berbarengan jadwal masuk kerja dengan jadwal masuk sekolah. Misalnya perusahaan menetapkan waktu masuk jam kerja pukul 07.30 sedangkan bagi pelajar masuk sekolah pukul 06.30. Hal ini efektif untuk meminimalisir terjadinya kemacetan dan biasanya peraturan ini dibuat oleh mereka yang punya kebijakan.

Lima hal tersebut mungkin bisa menjadi solusi dari masalah kemacetan yang terjadi khususnya di ibukota dan sekitarnya serta kota-kota besar lainnya agar masyarakat dapat beraktivitas dengan baik dan pihak terkait bisa memberikan pelayanan atau antisipasi serta solusi dari kemacetan yang sudah menjadi masalah sehari hari.

Agus S. (Praktisi pendidikan, pemerhati sosial dan politik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun