Mohon tunggu...
Agus Tampubolon
Agus Tampubolon Mohon Tunggu... Lainnya - menceritakan energi.

Seorang engineer dan peneliti. Tertarik dengan energi terbarukan, ekonomi energi, efisiensi energi, dan energi optimisasi / pemodelan. Juga penyuka musik Celtic dan Klasik.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dua Hal yang Dapat Kamu Lakukan untuk Mendukung Indonesia Mencapai Target Net-Zero Emission-nya

24 Oktober 2021   22:54 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:32 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari pengelompokan sebelumnya kita lihat bahwa sektor energi adalah penyumbang emisi nomor dua. Artinya, bila kita dapat berkontribusi mengurangi penggunaan energi kita, maka kita pun berkontribusi dalam pengurangan emisi GRK.

Hemat energi bukan hanya sekadar mematikan lampu saat tidak digunakan atau mencabut colokan peralatan listrik saat tidak digunakan. Hemat energi juga dapat berarti memanfaatkan peralatan-peralatan yang hemat dalam penggunaan energinya, yang dalam hal ini hemat dalam konsumsi listriknya.

Dalam memilih lampu misalnya, alih-alih memilih lampu pijar ataupun lampu CFL, kita memilih untuk menggunakan lampu LED. Walaupun kelihatannya sepele, namun lampu adalah salah satu peralatan listrik di rumah tangga yang lama pakai dan frekuensi penggunaannya cukup tinggi. Karena itu, mengganti lampu di rumah kita dengan lampu LED cukup signifikan dalam menghemat listrik.

Selain lampu yang mudah untuk dibedakan antara LED dan non-LED, masih banyak peralatan-peralatan listrik rumah tangga lainnya yang sebenarnya ada versi hemat listriknya. Namun, sebagai orang awam, membedakan produk yang satu dengan lainnya terkadang tidak mudah. 

Untuk itu, pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan lewat Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 14 Tahun 2021 terkait Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Pelabelan peralatan-peralatan listrik rumah tangga. Lewat peraturan ini, manufaktur harus mencantumkan label di produk terkait konsumsi listrik produk tersebut. 

Selain itu, di label yang sama juga akan ditambahkan tanda bintang. Semakin banyak bintangnya, semakin hemat produk tersebut. Maka, sebagai orang awam yang ingin menghemat listrik yang pada akhirnya akan mengurangi emisi dari sektor energi, maka kita perlu memastikan produk-produk listrik kita memiliki bintang yang maksimum.

Dua hal tersebut bila dikerjakan sendiri-sendiri mungkin tidak terasa dampaknya dalam membantu Indonesia mencapai target NZE-nya. Namun, bila dikerjakan bersama dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, maka dampaknya akan teramplifikasi dan Indonesia dapat mencapai target NZE di tahun 2060, atau bahkan lebih cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun