Mohon tunggu...
Agus Tula
Agus Tula Mohon Tunggu... Insinyur - This is me, Sihite

Just an ordinary man an amateur author.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Romansa STM

1 Oktober 2019   02:29 Diperbarui: 20 November 2020   18:27 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa lalu selalu punya kisah.

STM adalah masa lalu.

Kisah itu terlintas akhir-akhir ini.

STM sebenarnya sudah tiada di papan-papan depan.

Berubah jadi SMK. Sejak 1997. Diakhir orde baru.

Mengapa kisah itu terbesit? Ah sudahlah. Cuma romansa masa lalu.

Tidak sekedar itu. Karena STM adalah jembatan cita-cita.

Teknik adalah kata mantra. Padanya tertumpu cita-cita.

Kesukaan komponen jadi fungsi. Awalnya fungsi sederhana.

Itu dulu. Namun Itulah yang membawaku sejauh ini.

Dulu jauh dari yang umum.

Disiplin nya tidak umum. Ketat.

Perbandingan gender tidak umum. Laki-laki cuma 80% lebih.

Ukuran rambut, cepak. Warna sepatu. Harus hitam Polos. Bentuk celana.

Laki-laki adalah kekuatan. 80% lebih. Kebersamaan lebih tepatnya. Korsa.

Mirip psikologi massa. Apalagi berhadapan dengan yang umum.

Pantang ada yang jual. Langsung diborong.

Pisikologi untuk selalu bertahan. Bukan menyerang.

Ikut padepokan. Berguru silat. Berlatih karate di dojo. Latihan Boxing.

Sarung tinju dikelas. Latihan adu gagah waktu reses. Dengan sarung tinju itu. Jadi ingat rasa puyeng, ingat kawan itu.

Mahir main game. Game gaple. Game main tuo. Cuma permainan. Ops.. ketahuan.

Dulu di kota itu. Bertetangga dengan sekolah umum negeri.

Terbaik di kota itu. Tempat anak pejabat, anak orang kaya.

Punya klub. Namanya beken. Beking aparat.

STM juga punya klub. Kurang beken. Kere.

STM orang-orang sederhana. Pantang di senggol, pantang dilirik.

Ahhh itu dulu.

Tidak seseram itu. Hanya ingin bertahan. Sesekali menyerang, untuk bertahan. Seperti pepatah, menyerang adalah pertahanan terbaik. Maaf kata pembelaanku saja.

Ukuran prestasi? Salah satu cuma mewakili daerah ke propinsi. Bukan tawuran tapi adu pikiran. Cerdas cermat. Mengalahkan yang umum, konon terbaik itu.

Kelompok kecil itu. Tiga serangkai.

Romantika sekolah? Iya, ada juga. Romantika ugal-ugalan?

Sory bukan sesama laki-laki.

Banyak kisah sukses bro, sukses untuk dikenang. Bahkan dengan tetangga seberang jalan.

Romantika Sederhana, supaya lebih halus sebutannya.

Romantika nyanyian, iringan gitar. Di pinggir sungai, ditepi pantai.

Sejauh cita-cita itu. Hari berlalu. Masa melintas.

Dengan kata mantra itu. Beruntung bisa terus digenggam.

Beruntung sampai perguruan tinggi idaman, tetap dengan kata mantra. Teknik.

STM, SMK apapun Namanya. Raihlah cita-cita. Pertahankan kata mantramu.

Tuntutlah kepada penguasa. Perbaiki mutu pendidikan. Serius urus vokasional. Supaya kamu betah di kelas.

Dan serukan padanya jaga demokrasi. Agar kamu tertib di jalanan.

Kelak tercipta romansa mu yang indah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun