Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tip Kuno Tetap Kekinian Rawat Pakaian

30 Mei 2021   20:36 Diperbarui: 30 Mei 2021   20:54 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara saya untuk merawat dan membersihkan pakaian kesayangan ada banyak macam dan caranya. Sebenarnya tidak ada metode atau rahasia khusus yang saya tempuh untuk melaksanakannya.

Bagi saya pribadi, tindakan "merawat" dan "membersihkan" bisa dilakukan secara terpisah, maupun bersama-sama. Jika ditanyakan mana yang terbaik, tentu hasil akhirnya akan sangat ditentukan dari tujuan akhir yang hendak kita capai.

Dulu saat masih berusia ABG, saya mempunyai kebiasaan untuk mencuci celana jeans setelah dipakai beberapa kali. Tentu kebiasaan ini bisa digolongkan dalam tindakan "merawat", karena tujuan akhirnya supaya celana jeans tadi awet yang tidak lekas usang.

Meskipun sepintas selalu kain jeans mempunyai tekstur yang keras, namun bila terlampau sering dicuci, maka warna aslinya akan lekas pudar. Selain itu, kontur kain yang keras akan berubah menjadi lunak, sehingga celana jeans kemudian menjadi kurang menarik sekaligus kurang nyaman dipakai.

Berdasarkan pertimbangan itulah, saya kemudian "jarang" mencuci celana jeans saya demi untuk mempertahankan kontur dan warna celana jenis yang satu ini.

Sedangkan untuk merawat baju batik, dulu saya pernah mempunyai tradisi untuk mencucinya dengan larutan air yang sebelumnya telah diberi rendaman buah lerak atau klerak. Di masa sekarang, larutan buah lerak ini dapat dengan mudah kita temukan dalam bentuk kemasan botol siap pakai; wujudnya mirip dengan sabun cair atau pewangi pakaian.

Karena metode "merawat" baju batik di atas terbilang ribet di satu sisi, dan kesulitan mendapatkan buah lerak di pasaran di sisi lain; maka akhirnya saya membiasakan diri untuk mencuci baju batik saya dengan sampo atau cairan pencuci rambut. Selain itu, saya juga terkadang memakai sabun mandi untuk mencuci koleksi batik saya. Hasilnya sejauh ini terbukti merawat warna koleksi baju batik yang saya miliki.

Di kemudian hari saya baru mengetahui bahwa sabun tradisional yang terbuat dari buah lerak ini ternyata ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu bagi lingkungan. Seperti dirilis hiduptanpasampah.com, kelebihan lerak sebagai sabun cuci tradisional adalah:

1. Antimikroba

Sabun lerak memiliki sifat antimikroba, sehingga aman untuk kita gunakan sebagai alat pembersih. Bahkan untuk pakaian bayi sekalipun.

2. Baik untuk Kulit Sensitif

Tidak hanya memiliki sifat antimikroba, sabun lerak juga memiliki tekstur yang lembut. Sehingga, dapat digunakan oleh orang yang memiliki kulit sensitif.

3. Terbuat dari bahan alami

Sabun lerak yang terbuat dari bahan alami 100% yaitu, biji lerak tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.

4. Dapat terurai dengan sempurna

Karena terbuat dari bahan yang alami, maka sabun lerak dapat terurai dengan sempurna pada lingkungan. Kandungan saponin pada biji lerak pun membuatnya dijauhi serangga. Sehingga, dalam membudidayakan biji lerak tidak menggunakan pestisida.

Sebenarnya cara-cara yang saya kemukakan di atas bisa dibilang kuno sekaligus tetap kekinian; karena meskipun sudah sejak lama saya praktikkan, pun di masa sekarang masih tetap dapat saya jalankan dengan baik.

Nah, yang patut diperhatikan lagi nih, saat kita menjemur pakaian batik, sebaiknya tidak kita lakukan langsung di bawah terik matahari. Melainkan menjemurnya di tempat yang teduh, sehingga dijamin warna pakaian batik Anda akan tetap awet terjaga.

Khusus untuk pakaian yang telah berusia tua, sebaiknya tidak dicuci dengan mesin cuci, sebab terkadang kondisi kainnya sudah tidak memungkinkan. Jika dipaksakan, maka akibat paling buruk yang mungkin terjadi adalah timbulnya kerusakan pada serat pakaian tersebut. Bahkan pakaian berusia tua itu akan mudah robek dan bentuknya berubah; karena mengalami koyak dan hempasan di sana-sini selama mengalami proses pencucian dalam mesin cuci.

Jadi alternatif yang bisa dilakukan untuk merawat pakaian berusia tua adalah dengan jalan mencucinya secara manual atau dengan telapak tangan kita. Dengan begitu, kita bisa mengontrol seberapa lembut kucekan dan perasan yang kita lakukan terhadap koleksi kain kita yang berusia tua itu.

Tip lain yang sampai sekarang bisa kita terapkan adalah melakukan pemisahan pakaian putih dan berwarna saat akan mencuci baju. Meskipun saat ini sudah tersedia sabun cuci yang "memberikan jaminan" bahwa pakaian putih dan berwarna dapat dicampur menjadi satu, namun toh saat dipraktikkan terkadang masih terjadi adanya baju putih yang harus rela "ternoda" oleh warna yang berasal dari pakaian lainnya.

Jika Anda mempunyai kebiasaan mengenakan baju yang sama selama beberapa hari berturut-turut, maka saya sarankan kepada Anda untuk membeli baju dengan motif kesukaan itu sebanyak 2 sampai 3 potong. Sebenarnya ini menjadi rahasia dapur bagi mereka-mereka yang memang terbiasa dan merasa nyaman mengenakan baju yang sama selama beberapa hari berturut-turut.

Tentu akan ada yang berprasangka bahwa baju yang Anda kenakan adalah baju yang sama dan terkesan "tidak pernah" dicuci selama beberapa hari. Memang dalam praktiknya mungkin ada sebagian orang yang melakukannya.

Selain itu saya juga merekomendasikan kepada para Kompasianer dan pembaca semua, sebaiknya membeli baju berwarna putih sesuai kebutuhan. Sebab jika koleksi baju berwarna putih Anda terlampau banyak dan jarang dipakai, maka warnanya biasanya akan berubah menjadi kecoklatan atau kemerahan. Dan menghilangkan noda ini pun tak semudah membalikkan telapak tangan, sebab saya sendiri sudah pernah mengalaminya.

Demikian sedikit tip merawat dan membersihkan baju yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat.


Banjarmasin, 30 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun