Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaafkan adalah Bagian Akhlak Mulia

13 Mei 2021   00:14 Diperbarui: 13 Mei 2021   03:31 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, dan bulan suci yang selalu dinanti-nantikan kedatangannya. Setelah bulan Ramadan usai, datanglah bulan Syawal, dimana di awal bulan ini umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Hari Raya Lebaran.

Silaturahmi di Masa Pandemi

Bulan Syawal juga dikenal dengan nama bulan silaturahmi (hablum minnanas), agar manusia dapat saling mempererat tali persaudaraan satu sama lain; sesuai dengan firman Allah SWT:

"Dan bertakwalah kepada Allah SWT. yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim." (QS An-Nisa' : 1).

Dalam sebuah hadis Rasullulah SAW bersabda demikian:

"Diriwayatkan dari sahabat 'Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda 'Seseorang yang berada di tengah-tengah wabah, lantas dia berdiam diri di daerahnya dengan penuh kesabaran dan semata-mata hanya mengharapkan pahala dari-Nya, karena dia tahu bahwa segala yang menimpanya adalah keputusan Allah untuknya, maka orang tersebut akan mendapatkan sebesar pahala mati syahid'". (HR. Bukhari).

Jika biasanya silaturahmi yang dijalin selama perayaan Idul Fitri dilakukan dengan jalan saling mengunjungi dan bertatap muka satu sama lain, maka khusus di masa pandemi Covid-19 ini, MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 24 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah di Bulan Ramadan dan Syawal 1442 Hijriah. Fatwa tersebut ditetapkan pada Senin 12 April 2021 lalu.

Pada bagian E (Pelaksanaan Takbir, Salat Idul Fitri, dan Silaturrahim Idul Fitri) poin ke-8, disebutkan:  "Pelaksanaan silaturrahim halal bi halal boleh dilakukan melalui media virtual atau secara langsung seperti berkunjung ke sanak keluarga dan tetangga, juga halal bihalal di tempat kerja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti kebijakan Pemerintah."

Tradisi Halal Bi Halal

Sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun bila perayaan Hari Raya Idul Fitri selalu diisi dengan momentum untuk saling bermaaf-maafan atau halal bi halal.

Semua itu dilakukan sebagai jalan untuk merajut kembali rasa persaudaraan di antara sesama umat manusia (ukhuwwah basyariyah) dan persaudaraan sebangsa setanah air (ukhuwwah wathaniyah). Tentu setiap orang -- walau sekecil apapun, pernah berbuat salah maupun khilaf.

Dalam kitab-kitab fiqih dijelaskan bahwa jikalau kita melakukan kesalahan kepada sesama manusia, maka kita diharuskan meminta maaf secara langsung kepadanya sekaligus meminta ridha (keikhlasan, kerelaan hati).

Dalam tradisi urang Banjar yang pada umumnya dipahami dan berlaku di wilayah Kalimantan Selatan, ada ungkapan dalam bahasa setempat yang berbunyi demikian, "Barelaan barataan, ulun minta halal, minta maaf, minta ridha."

Ungkapan di atas kurang lebih hendak mewakili permintaan maaf seseorang kepada orang lain, baik disampaikan secara pribadi maupun kepada kelompok tertentu. Dan ungkapan adiluhung ini dapat kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari di tengah kehidupan masyarakat Banjar.

Dalam praktiknya, ungkapan di atas akan kita jumpai dalam beberapa variasi susunan kata yang tidak selalu sama persis dalam penyajiannya. Ungkapan bernada serupa bisa disampaikan dalam kalimat, "Minta maaf, minta ikhlas, minta ridha, minta halal".

Dam ungkapan di atas diucapkan oleh urang Banjar dalam kesehariannya, jadi tidak menunggu datangnya momentum Hari Raya Idul Fitri atau Hari Raya Idul Adha. Sebuah kekayaan tradisi yang semestinya dapat dihidupi juga oleh segenap masyarakat di Indonesia -- yang dikenal kaya akan tradisi dan kebudayaannya masing-masing.

Memaafkan Adalah Bagian Akhlak Mulia

Kepada umatnya Rasullulah SAW mengajarkan bahwa memaafkan sesama merupakan bagian dari akhlak mulia seseorang.

Sejarah mencatat, meskipun Rasullulah SAW pernah mengalami berkali-kali penyiksaan, percobaan pembunuhan, pengkhianatan, dan serangkaian rencana jahat dari kaum kafir; namun beliau tidak pernah mendendam. Manusia berakhlak mulia ini justru memaafkan semua kesalahan orang-orang yang bersalah kepada beliau.

Allah SWT memerintahkan Rasullulah SAW untuk memaafkan orang-orang musyrik atas tindakan mereka yang telah menyakiti dan mendustakan beliau.  Sebab, Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berbuat kebajikan dan memaafkan. ''Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.'' (QS: asy-Syuura; 43).

Allah SWT menjanjikan pahala kepada orang yang mau memaafkan dan berbuat baik kepada orang lain yang telah berbuat jahat kepadanya.

Berkat kebaikan dan akhlaknya yang mulia, Rasullulah tidak hanya disegani oleh sahabat-sahabatnya, namun juga oleh musuh-musuh beliau. Segala kebencian yang ditujukan kepada beliau tak pernah dibalasnya dengan amarah dan dendam, melainkan dengan kesabaran.

Dalam Islam, setiap umatnya harus memiliki kesabaran dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Adapun pentingnya bersikap sabar ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut ini:

"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS: Asy-Syura: 43).

Memaafkan jika dilakukan dengan ikhlas, tentu akan menimbulkan kelegaan di hati sekaligus perasaan bahagia yang tak mampu dilukiskan dengan kata-kata.

Memaafkan pun alangkah baiknya kita lakukan meskipun barangkali orang yang bersalah kepada kita belum menyampaikan permintaan maafnya secara langsung atau melalui tatap muka.

Tentu kehidupan ini akan semakin indah bila kita dapat selalu saling memaafkan satu sama lain. Memaafkan dengan ikhlas dan penuh kesabaran seturut teladan mulia yang sudah dicontohkan oleh Rasullulah SAW.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita sekalian dipertemukan kembali dengan Ramadan berikutnya.

Banjarmasin, 13 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun