Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hobi Mengoleksi Majalah Bobo hingga Aneka Buku Menarik

5 Mei 2021   23:57 Diperbarui: 6 Mei 2021   00:05 5167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majalah Bobo Bekas (Sumber foto: https://www.elevenia.co.id/)

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata "koleksi" bermakna  kumpulan (baik berupa gambar, benda bersejarah, lukisan, dan sebagainya) yang seringkali dikaitkan dengan minat atau hobi objek (ada obsesi untuk membuat lengkap).

Kata tersebut juga dapat bermakna sebagai  kumpulan yang berhubungan dengan studi penelitian. Makna lainnya adalah merupakan cara mengumpulkan gambar, benda bersejarah, lukisan, objek penelitian, dan sebagainya.

Sedangkan kata "hobi" dapat dimaknai kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, dan semua yang dilakukan untuk mencapai tujuannya bukanlah menjadi pekerjaan utama.

Berbicara mengenai hobi mengoleksi barang, maka melalui kesempatan ini saya ingin berbagi kisah tentangnya.

Sejak Kecil Suka Membaca

Barangkali hobi saya yang satu ini termasuk jarang dipilih oleh anak-anak seusianya. Dan hobi tersebut adalah "membaca". Sebenarnya hobi ini terinspirasi dari kebiasaan Ayah saya yang seringkali mendongengkan aneka cerita kepada saya dan adik-adik saya, utamanya adalah dongeng sebelum tidur.

Dongeng yang pernah dikisahkan oleh Ayah saya diantaranya adalah dongeng tentang si Kancil dan kisah Abunawas dengan Negeri 1001 Malamnya yang termasyur itu. Selain itu Ayah saya juga piawai untuk menceritakan aneka dongeng yang dicuplik dari aneka majalah anak-anak yang dibeli Ayah saat berkunjung ke Surabaya atau kota-kota lain yang dikunjunginya.

Di antara majalah anak-anak tersebut terdapat majalah Bobo dan Ananda, yang kala itu begitu saya sukai dan akhirnya menjadi barang koleksi yang berharga bagi saya pribadi.

Saat masih menjadi anak-anak usia sekolah dasar, saya belum hidup di zaman yang canggih seperti sekarang ini; di mana gawai menjadi salah satu barang koleksi anak-anak pada umumnya.

Bahkan karena begitu keranjingan dengan berbagai dongeng atau cerita anak-anak, saat saya sudah mulai mampu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang jajan harian saya, maka akhirnya saya pun meneruskan hobi mengoleksi majalah anak-anak tersebut dengan cara membeli majalah anak-anak bekas yang bisa saya peroleh dari lapak penjual koran langganan saya.

Saya yakin untuk ukuran anak-anak zaman sekarang, rasanya hampir mustahil mau membeli majalah anak-anak bekas seperti yang saya lakukan pada masa itu. Sebab untuk mendapatkan cerita atau dongeng anak-anak yang mereka perlukan, mereka tinggal mengaksesnya melalui saluran Youtube pada gawai masing-masing.

Cara lain yang bisa ditempuh oleh anak-anak zaman sekarang untuk mendapatkan buku cerita atau dongeng anak adalah dengan membeli buku versi digital yang banyak disediakan oleh penerbit di situs daring atau online.

Sementara di zaman saya, semua aktivitas tersebut tentu belum bisa dialami, karena memang pada zaman itu anak-anak seusia saya lebih populer dengan layang-layang atau mainan pistol-pistolan yang terbuat dari gedebong pisang. Jadi bisa dibayangkan bahwa zaman yang berbeda bisa mencetuskan hobi yang berbeda bagi anak-anak pada umumnya.

Dari Majalah ke Buku

Rupanya kebiasaan berliterasi yang sudah ditanamkan Ayah sejak kecil sangat membekas di benak saya. Alhasil ketika mulai beranjak dewasa, saya pun menjadi keranjingan membaca. Kali ini yang saya baca bukan lagi majalah anak-anak, melainkan sudah beralih kepada aneka buku yang menurut hemat saya dapat menambah pengetahuan saya pribadi.

Beberapa buku yang saya maksud diantaranya adalah buku-buku rangkuman aneka pengetahuan seperti buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap), RPAL (Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap), Kumpulan Peribahasa Indonesia, Kumpulan Lagu-Lagu Wajib Nasional dan Daerah, serta aneka buku lainnya.

Alih-alih untuk membeli baju baru atau mainan baru, hobi mengoleksi barang yang saya lakukan semasa menjadi anak-anak adalah justru membeli buku. Tak menjadi soal bila buku yang saya beli waktu itu adalah buku bekas pakai. Sebuah hobi yang barangkali jarang dipilih oleh anak-anak seusia saya pada zamannya.

Bahkan hingga beranjak dewasa dan duduk di bangku kuliah, hobi mengoleksi barang berupa buku ini pun terus berlanjut hingga sekarang. Termasuk ketika sudah menjadi seorang guru, hobi membeli buku ini tak pernah sirna sampai kini dan nanti.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia, saya secara rutin menyisihkan uang gaji bulanan saya untuk membeli aneka buku yang saya inginkan. Belakangan saya pun membeli buku melalui toko buku online. Selain itu, salah satu toko buku yang kerap saya datangi setiap bulannya adalah Toko Buku Gramedia, yang menjadi salah satu toko buku terlengkap di Kota Banjarmasin ini.

Karena pandemi, kebiasaan ke toko buku ini berangsur-angsur saya kurangi. Saya kemudian lebih memilih untuk membaca buku-buku digital melalui aneka situs yang ada di internet. Bahkan di internet, saya bisa mendapatkan aneka judul buku digital yang saya inginkan dengan mudah.

Maka demikianlah, hobi mengoleksi barang -- teristimewa buku, menjadi salah satu pilihan utama bagi saya. Bahkan di zaman yang serba canggih dewasa ini, hobi mengoleksi buku tetap menjadi primadona yang saya jalani.

Dan setahun terakhir ini, saya pun mulai memperkenalkan buku cerita anak-anak kepada anak saya yang hampir berusia satu tahun. Saya memperkenalkan buku cerita bergambar kepadanya sejak dia berusia 6 bulan.

Banjarmasin, 5 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun