Selama kita mengikuti rambu-rambu yang ada dan aturan universal yang berlaku dalam dunia menulis, maka kita tidak perlu khawatir terlampau besar. Jika pun jumlah pembaca tulisan-tulisan kita belum sebanyak yang kita impikan, tak perlu patah semangat.
Peganglah sebuah keyakinan bahwa untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang berbobot dan isinya mantap, kita tidak bisa mempergunakan analogi tokoh Bandung Bondowoso yang berusaha membangun candi yang jumlahnya seribu itu hanya dalam waktu semalam saja!
3. Memaknai Kecewa Sebagai Pelecut Semangat
Apabila sebagai penulis kita bisa mengubah rasa kecewa di hati sebagai "pelecut semangat", maka kita akan lebih banyak merasakan dampak positif daripada dampak negatif dari aktivitas menulis yang kita jalani setiap hari.
Jika di setiap tulisan yang kita buat selalu mendapatkan kritikan pedas dari para pembaca, anggaplah kritikan itu sebagai "bumbu penyedap" yang akan membuat tulisan-tulisan kita berikutnya menjadi semakin nikmat untuk dicicipi.
Semua penulis yang saat ini sudah mempunyai nama di kalangan pembacanya; tentu harus mengalami perjalanan panjang yang penuh tantangan. Memaknai kecewa sebagai pelecut semangat bisa menjadi salah satu rumus yang dapat kita terapkan setiap saat.
Jangan pernah menumpuk-numpuk rasa kecewa yang pernah kita alami di sepanjang karir kita sebagai seorang penulis. Tetapi kikislah dan berusahalah untuk menghilangkan sama sekali serpihan-serpihan rasa kecewa itu, akan langkah-langkah kita menuju kesuksesan sebagai penulis semakin dekat dan nyata di depan mata!
4. Lebih Baik Pernah Kecewa Daripada Tidak Pernah Menulis
Saat pertama kali kita memutuskan diri untuk terjun dalam dunia kepenulisan, tentu sebenarnya kita sudah sadar-sesadarnya bahwa rasa kecewa pasti akan pernah kita alami di suatu ketika. Bila pengalaman itu terjadi di masa-masa awal saat memulai perjalanan kita sebagai penulis, maka di sini seringkali rasa putus asa yang mendera kita kemudian menjadikan kita segera mengambil keputusan untuk keluar dari dunia menulis.
Agar hal-hal demikian jangan sampai terjadi dan kita alami, maka kita memerlukan rekan-rekan seperjalanan yang nantinya bisa menopang kita sekaligus mendukung kita di sepanjang karir sebagai penulis telah kita pilih sebelumnya.
Menemukan atau mendapatkan rekan seperjalanan seperti ini tentu tidak mudah juga. Namun terkadang kita menemukannya begitu saja dalam perjalanan yang kita lalui.