Ternyata jawabannya adalah tidak! Saya masih terus bekerja dari satu lembaga ke lembaga lainnya. Jika dihitung, saya mulai bekerja tahun 1998 dan baru mendaftar kuliah pada bulan November 2008 silam. Artinya saya harus menghabiskan waktu 10 tahun untuk menunggu kesempatan mengecap bangku kuliah.
Namun justru di sinilah kemudian saya memahami apa manfaat yang harus kita petik di bangku kuliah, karena sebelumnya sudah mempunyai pengalaman kerja tadi. Saat memilih kampus pun saya tidak muluk-muluk. Bahkan bisa dikatakan bahwa saya kuliah pun atas inisiatif dan bantuan dari salah satu guru senior yang "mendorong" saya masuk ke kawah candradimuka yang bernama "kampus"!
Jadi apakah ceritanya saya terpaksa kuliah? Ya, pada awalnya bisa dikatakan demikian. Namun setelah saya jalani dari hari ke hari, saya pun mulai menikmati masa-masa kuliah saya bersama dengan teman-teman kampus tercinta.
Bahkan di kemudian hari, saya ternyata menjadi ketagihan untuk belajar di institusi atau lembaga pendidikan yang bernama kampus. Setelah lulus pada 2013 silam, pada 2017 saya melanjutkan kuliah ke jenjang Program Magister.
Dan demikianlah, alhamdulilah sebelum berlangsung pandemi Covid-19, saya dapat mengikuti wisuda bersama teman-teman seangkatan saya; yang sebagian besar juga sudah bekerja, bahkan beberapa diantara sudah menjadi pejabat di lembaga atau kantor tempat mereka bekerja.
Lalu bagaimana dengan judul artikel di atas: "Tips Memilih Sekolah atau Kampus: Cobalah Cara ala "Bajak Laut" memandang Lautan Luas!"?
Saya percaya setelah para pembaca menyimak tulisan ini, Anda sudah tahu jawabannya.
Banjarmasin, 11 Januari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI