Bahkan ada begitu banyak dokter maupun perawat dan mereka-mereka yang terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19 ini telah "gugur" sebagai Kusuma bangsa. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya demi ikut serta mengatasi wabah Covid-19 yang sudah melanda negeri ini selama hampir setahun terakhir.
Tema peringatan Hari Pahlawan 2020 "Pahlawanku Sepanjang Masa" sepertinya hendak mengajak segenap anak bangsa untuk memaknai momen berharga ini untuk mengembalikan perspektif dan pemahaman masing-masing terhadap sosok pahlawan yang sesungguhnya.
Selanjutnya, aka nada begitu pertanyaan yang muncul atau dimunculkan. Misalnya saja pertanyaan seperti ini: "Apakah Ayah dan Ibuku layak kusebut pahlawan?". Atau pertanyaan selanjutnya, "Apakah Bapak dan Ibu Guru yang setiap hari memarahi dan memakiku akibat kelalaianku mengerjakan tugas sekolah, tetap akan kuakui sebagai pahlawan?"
Tentu tidak salah jika anak-anak kita mempunyai pemahaman bahwa pahlawan adalah mereka-mereka yang sudah memperjuangkan hidupnya selama ini. Bahkan sebagian anak-anak kita dengan tegas akan mengamini bahwa sosok pahlawan adalah para penyelamat di sekitarnya. Barangkali dia adalah sosok Ayah yang selama ini selalu menyelamatkannya dari omelan-omelan Ibunya setiap hari. Omelan-omelan Panjang bak kereta api yang selalu berhasil membuatnya menangis, sedih, kecewa, atau putus asa!
Atau bisa jadi, pahlawan itu adalah sosok Ibu yang selalu menyelamatkannya dari makian atau bentakan Ayahnya yang selalu terdengar menakutkan dan memekakkan telinga itu!
Atau sosok pahlawan itu seperti Serka Darwis yang pada 2017 lalu pernah bertugas membantu anak-anak sekolah menyeberangi sungai yang deras demi masa depannya? Serka Darwis adalah petugas Babinsa yang berkarya di Desa Maroko, Kecamatan Rante Angin, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) seperti diulas merdeka.com.
Sementara itu nun jauh di timur Indonesia, personel Satgas Pamtas Yonif 516/CY dengan suka hati membantu anak-anak setempat menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah SDN Tetop yang berada di Kampung Tetop. Kampung Tetop berada di Distrik Iniyandit, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Dalam tulisan yang baru-baru ini diterbitkan oleh primetimes.id, disebutkan bahwa tidak hanya anak-anak sekolah yang harus melintasi sungai tersebut, namun aktivitas itu pun harus dijalani warga masyarakat setempat untuk melakukan aktivitas berkebun setiap harinya. kondisi ini sangat membahayakan keselamatan anak-anak sekolah maupun warga yang melintasi sungai tersebut, karena memang belum tersedia fasilitas jembatan yang memadai.
Jika direnung-renungkan kembali, ternyata pahlawan itu ada di sekitar kita. Mereka tidak selalu menyebut dirinya "pahlawan", namun dengan tindakan nyata berjuang dan mengusahakan yang terbaik bagi lingkungan maupun masyarakat di sekelilingnya.
Semoga semangat hari pahlawan yang kita warisi dapat membantu kita sekalian untuk menjawab sebuah pertanyaan yang menjadi judul tulisan singkat ini, "Serius Guys, Hari Gini Mau Jadi Pahlawan?"
Selamat Hari Pahlawan 2020!