Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bapak Tjiptadinata, Aku Padamu!

23 Oktober 2020   12:25 Diperbarui: 23 Oktober 2020   12:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Kompasiana diibaratkan seorang gadis, maka saya sudah mengenalnya sejak 12 Agustus 2012 silam. Dan bila dihitung-hitung secara matematis, maka saya sudah mengenalnya 8 tahun silam. Bila diibaratkan sebuah relasi cinta, maka relasi ini tergolong awet dan semoga akan terus terjalin "selamanya", cieee...

Itu terjadi jika saya mengibaratkan Kompasiana sebagai seorang gadis! Kalau Kompasiana seorang cowok, mungkin namanya akan berubah menjadi "Kompasiono", hehehe...

Yang pasti, bagi kaum Ibu-ibu atau remaja putri yang menyandang status sebagai "Kompasianer", tentu nama "Kompasiono" tidak pernah ada dalam kamusnya! Ya, iyalah, sejak lahir juga sudah bernama Kompasiana, bukan Kompasiono, titik!

Jika ditanya apakah ada sosok Kompasianer yang menginspirasi? Jawabannya jelas ada dan itu pasti. Bukan bermaksud ingin mengkultuskan seseorang di situs Kompasiana, namun kekaguman saya ini memang cukup sederhana dan apa adanya. Dan ternyata bukan hanya saya satu-satunya yang mengagumi beliau, tetapi banyak!

Salah seorang Kompasianer yang juga mengagumi beliau adalah saudari Lesley Tehuayo, seorang mahasiswi Universitas Pattimura yang baru bergabung pada 15 Agustus 2020 lalu, dengan judul tulisan, "Bapak Tjiptadinata Effendi, Kompasianer Senior Idolaku". Tulisan ini diupload pada 22 Oktober 2020 kemarin.

Dan kalau ditelusuri kembali jejak rekam berbagai tulisan yang merekam nama "Tjiptadinata Effendi", ternyata daftarnya Panjang sejak tulisan pertama diunggah oleh Bang Irwan Thahir Manggala bertajuk, "Tip Ampuh Menulis Kompasianer Tjiptadinata Effendi" yang diunggah pada 26 Mei 2013.

Barangkali bagi para Kompasianer yang baru bergabung, tentu akan bertanya-tanya dalam hati, yang mana ya Bapak Tjiptadinata Effendi itu? Apalagi yang belum pernah berjumpa dengan beliau, baik melalui kolom komentar atau saling menyimak tulisan masing-masing. Karena selidik punya selidik, jika kita menuliskan nama "Tjiptadinata Effendi" pada kolom pencarian Kompasiana, kita akan berjumpa dengan 3 (tiga) akun dengan nama sama. Satu akun berisi foto lengkap, sedangkan dua akun lainnya tanpa foto. Kedua akun yang saya sebutkan terakhir ini masing-masing mendaftar sebagai Kompasianer pada tanggal 3 Agustus 2018 dan 23 Juni 2019.

Bagi mereka yang jeli, tentu akan lebih tertarik membuka akun Bapak Tjiptadinata Effendi yang berisi foto, karena akun ini juga berisi 5.128 tulisan, 4102 diantaranya menjadi artikel pilihan, dan 553 tulisan beliau dinobatkan sebagai artikel utama (headline). Dan dibawah nama beliau tertulis "Kompasianer of the Year 2014"

"Universitas Kehidupan" adalah artikel pertama yang ditulis oleh Bapak Tjiptadinata pada 21 Oktober 2012 silam. Tulisan yang rilis persis 7 hari setelah bergabung dengan Kompasiana pada 14 Oktober 2012.

Jika merunut satu demi satu tulisan beliau, kita akan berjumpa dengan banyak kisah menarik, inspirasi yang menggugah, juga nasihat-nasihat yang mendamaikan hati. Semua ulasannya memang dekat dengan kenyataan hidup kita sehari-hari. Sebagai seorang muda saya merasa banyak belajar dan mendapat pelajaran tentang hidup yang sedang dan akan saya jalani selanjutnya. Terima kasih Bapak Tjiptadinata, karena Bapak sudah mencerahkan hari-hari yang saya jalani; yang kata orang langitnya tak selalu biru, pun bulannya juga tak selalu berwarna keemasan.

Jujur saya malu, meskipun nama saya tercatat sebagai Kompasianer lebih dulu disbanding Bapak Tjiptadinata, namun dari segi kualitas tulisan, kualitas komitmen untuk menulis, dan kualitas olah rasa dalam menulis, saya bukanlah apa-apa, juga bukan siapa-siapa.

Saya yakin seyakin-yakinnya, Bapak Tjiptadinata selama ini telah menulis dengan hati. Menulis apa yang sudah dirasakan, maupun yang sedang dirasakan dalam konteks waktu "kekinian", pun juga apa-apa yang mungkin akan dirasakan nanti. Perjuangan dan komitmen Bapak untuk menulis sangat tepat diwakili ungkapan demikian, "Menulis adalah pengabdian tanpa akhir". Ungkapan senada juga pernah Bapak utarakan pada tulisan berjudul, "Hidup adalah Pengabdian Tanpa Akhir".

Saya menyukai bagian akhir tulisan tersebut yang berbunyi seperti ini, "Mohon maaf ,ulasan singkat ini adalah penghayatan pribadi saya dan tidak mewakili kelompok manapun. Apakah Anda merasa sudah menjadi sosok manusia yang mengabdikan hidupnya untuk sesama? Don't ask me, ask your heart, because the answer is in your heart. Mari sama sama kita renungkan dan kita cari jawabannya direlung-relung hati kita yang terdalam...."

Untaian kalimat tersebut benar-benar mengajak saya berefleksi secara mendalam. Meski sudah Bapak tulis 8 tahun yang lalu, namun pesannya masih "segar" dan "menyegarkan" siapa saja yang membaca dan menikmati isinya.

Meski ada banyak Kompasianer yang mengidolakan Bapak Tjiptadinata, namun beliau tetapp sederhana, dan kesederhanaan itu terungkap melalui tulisan beliau berjudul, "Menjadi Idola Berarti Mampu Memenangkan Hati" yang tayang hari ini.

Terima kasih Bapak Tjiptadinata, atas pengabdian Bapak yang sungguh menginspirasi kami semua para Kompasianer ini. Jujur saya akui, sejak pertama kali membaca tulisan Bapak, saya langsung "jatuh cinta" dan menyukainya.

Jika Bapak Tjiptadinata bertanya apa alasannya, maka saya akan menjawab dengan sederhana saja, "Apakah saya harus selalu mempunyai alasan untuk mencintai tulisan-tulisan Bapak?"

Banjar, 23 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun