seru Kakek lirih kala itu
"Laron terbang di saat malam, mencari cahaya
yang dirindukannya, lalu keesokan harinya mati binasa."
seru Kakek dalam ungkapan yang sedih dan pedih.
Lama kurenungkan wejangan Kakek itu,
mencari maknanya di setiap malam bulan purnama
atau ketika gelap datang berhias ribuan bintang di angkasa.
"Kekuasaan itu seumur laron,"
kembali wejangan Kakek terngiang di telingaku.
Hingga di suatu ketika aku menyadari,
makna "seumur laron" ternyata mewakili yang "tak abadi".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!