Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Yuk, Pilih Aktivitas Olahraga Terbaikmu di Bulan Puasa!

10 Mei 2020   23:05 Diperbarui: 10 Mei 2020   23:20 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat duduk di bangku sekolah dasar dan sedang belajar berpuasa, tentu ada yang pernah mempunyai pengalaman "kehausan" atau "kelaparan" mendadak setelah bermain di lapangan saat jam istirahat sekolah. Kondisi tersebut kemudian membuat kita memutuskan untuk membatalkan puasa hari itu, karena keadaan tubuh yang sangat letih.

Pengalaman di masa kecil tersebut tentu akan menjadi "kenangan manis" yang tak akan pernah kita kita lupakan. Bahkan mungkin kisah itu akan kita bagikan kepada anak-anak kita atau kepada murid-murid yang kita ajar di sekolah. Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi yang mudah dipahami oleh anak-anak, tentu kita pun sebagai orang yang lebih dewasa dapat memberikan tips-tips bermanfaat agar puasa bisa berjalan dengan baik sepanjang hari.

Saat kecil dahulu, tentu kita belum memahami mengapa hal di atas terjadi. Pola pikir sederhana yang kita miliki sebagai seorang anak, masih belum mampu menjangkau pemahaman yang lebih mendalam. Apalagi sebagai anak-anak, kita akan cenderung terbawa pengaruh lingkungan di sekitar kita. Jika teman-teman mengajak kita bermain, dengan spontan kita akan mengikuti ajakan mereka dalam suasana riang gembira, dan tanpa sadar "lupa" bahwa hari itu kita sedang menjalankan ibadah puasa.

Aktif Berolahraga di Bulan Puasa: "Mawas Diri dan Ingat" Jadi Kuncinya!

Olahraga favorit saya adalah jalan santai, terutama sambil menikmati suasana di sekitar komplek perumahan tempat saya tinggal. Saat Kota Banjarmasin belum memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tahap pertama, saya dan istri menjalankan olahraga tersebut di pagi hari.

Kami hanya berjalan santai saja menyusuri jalanan yang kami pilih secara spontan saat itu. Karena cuaca sedang musim hujan, maka biasanya kami membawa bekal payung lipat. Bila pun hujan tidak turun, payung tersebut tetap dapat menaungi kami manakala sinar matahari mulai terasa terik.

Di lain kesempatan, saya juga melakukan olahraga bulutangkis dengan lawan main adik saya yang paling bungsu. Saya mempunyai kebiasaan bermain bulutangkis hingga keringat bercucuran. Selain itu, adik bungsu saya itu juga menyukai olahraga jalan santai.

Di bulan-bulan lalu, sebelum virus covid-19 menghantui masyarakat Kota Banjarmasin, kami biasanya melakukan jalan santai di kawasan Menara Pandang di Jalan Piere Tendean, Banjarmasin.

Mulai Jumat, 8 Mei 2020, Kota Banjarmasin telah memasuki pelaksanaan PSBB tahap kedua. Banyak spanduk sosialisasi di pasang di tepian jalan raya dan mengimbau agar masyarakat "disiplin" melaksanakan 4 hal, diantaranya: memakai masker bila keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan sabun, selalu menjaga jarak (physical distancing), dan berada di rumah saja bila tidak ada keperluan mendesak.

Sejak Kota Banjarmasin dinyatakan berada dalam zona merah, saya dan keluarga memutuskan untuk membatasi diri bepergian keluar rumah. Otomatis untuk kegiatan olahraga pun juga tidak saya lakukan lagi di tempat-tempat yang biasa saya datangi. Dan demi memastikan segala sesuatunya aman, saya lebih memilih untuk berolahraga di rumah saja.

Bila di hari-hari normal kita bisa memilih waktu berolahraga kapan saja sesuai keinginan kita, namun di bulan Ramadan kita disarankan melakukan olahraga pada jam-jam tertentu saja. Tujuannya adalah supaya kondisi tubuh kita bisa tetap terjaga selama menjalani puasa sehari lamanya, dari mulai matahari terbit hingga menjelang matahari terbenam.

Kegiatan olahraga di bulan puasa tetap dianjurkan, karena mempunyai dampak positif bagi tubuh kita. Selain menjaga kebugaran badan, aktivitas olahraga juga diyakini dapat mengurangi stres yang dialami. Bahkan kegiatan olahraga dapat menjadi sarana untuk membuang racun-racun dari dalam tubuh kita melalui keringat yang keluar.

Minggu pertama bulan puasa menjadi masa-masa yang tidak mudah untuk kita jalani, karena di saat ini tubuh sedang mengalami penyesuaian di sana-sini. Saat kita berpuasa, usus akan berhenti menyerap gizi dari makanan yang kita konsumsi terakhir kali. Di saat itulah tubuh kita akan memanfaatkan glukosa yang disimpan di hati dan otot untuk mendukung asupan energi. Bila durasi puasa kian makin bertambah, maka di saat cadangan glukosa tersebut habis, lemak tubuhlah yang akan dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Menyadari situasi demikian, maka di awal-awal bulan puasa sebaiknya kita mengatur ritme dan durasi aktivitas olahraga harian yang kita jalankan. Karena tubuh sedang mengalami penyesuaian, maka kita pun harus "tanggap dan peka" dengan konsidi tersebut. Bila pada hari-hari normal kita biasa jalan santai selama 60 menit; maka di bulan puasa ini sebaiknya durasi tersebut dikurangi, misalnya cukup 20 atau 30 menit saja.

Selama menjalani aktivitas berolahraga, kita juga harus benar-benar memerhatikan kondisi tubuh kita. Alih-alih kita menargetkan diri untuk mengeluarkan keringat secara melimpah ruah, yang terjadi justru kondisi tubuh mengalami dehidrasi yang bisa mengancam tubuh. Di sini kita harus bisa mengukur seberapa kemampuan tubuh kita menopang aktivitas olahraga tersebut, mengingat bulan puasa ini harus kita jalani selama 30 hari berturut-turut.

Dengan melaksanakan olahraga secara rutin dan teratur, maka insyaallah kita tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Kuncinya adalah mawas diri dan selalu ingat  terhadap kondisi tubuh kita hari itu. Bila memang kondisi badan dirasa kurang fit atau kelelahan akibat aktivitas berlebih di hari sebelumnya, mungkin beristirahat adalah pilihan terbaik hari ini demi memulihkan kondisi untuk esok hari.

Ragam Pilihan Olahraga di Bulan Puasa

Seorang sahabat saya, Rintok (55 tahun) di bulan puasa ini tetap berusaha menjaga kondisi tubuhnya agar tetap bugar dengan melakukan gerakan-gerakan olahraga ringan. "Kalau saya masih muda, mungkin saya memilih untuk melakukan jogging."

Sedangkan Julianto (28 tahun) melakukan aktivitas sit up dan push up untuk menjaga stamina badannya selama bulan Ramadan. "Sekali waktu saya bertukang di rumah bila ada bagian-bagian rumah yang mesti diperbaiki. Dan kegiatan itu juga bisa membuat kita berkeringat. Semoga kita semua selalu disehatkan," ucapnya di akhir perbincangan.

Sementara itu, Muliyana (23 tahun) menjadikan kegiatan senam sebagai aktivitas rutin untuk menjaga kesehatannya. "Biasanya saya memutar musik senam dari laptop. Selain senam, saya juga kadang-kadang berlari-lari kecil di depan rumah sambil berjemur untuk menikmati sinar matahari pagi."

Ternyata aktivitas olahraga rutin yang bisa dipilih selama bulan Ramadan dan di masa PSBB ini berlangsung, relatif banyak dan beragam. Semua pilihan itu dapat dilakukan oleh siapa saja yang ingin menjaga kondisi badannya, sekaligus meningkatkan imun tubuhnya selama masa pandemi corona.

Kegiatan olahraga rutin juga tetap dilaksanakan oleh Atmajaya (29 tahun). Atma -- begitu biasa saya memanggilnya, aktif menjalankan jogging dan senam Pramuka secara rutin. Aktivitas jogging juga menjadi pilihan favorit Rafiqah sebagai olahraga rutin yang dijalaninya.

Bagus (27 tahun) bersama keluarganya biasa melakukan jalan santai berkeliling komplek perumahan selepas salat Subuh. "Meski kami melakukan jalan santai, tetapi kami tetap berusaha untuk menerapkan physical distancing dan memakai masker di area jalanan yang kami lalui."

Sahabat saya yang kini tengah hamil 7 bulan, selalu melaksanakan aktivitas rutin jalan santai di depan rumahnya. "Bila saya berolahraga jam 07.00 pagi, biasanya bisa berlangsung sekitar 30 menit. Namun jika saya kesiangan ya saya kurangi durasinya, karena matahari sudah mulai meninggi. Kalau saya sudah merasakan lelah, saya akan berhenti. Prinsipnya, yang penting saya bisa menggerakkan badan secara rutin, agar proses persalinan bayi saya nanti menjadi lancar."

Seorang sahabat saya yang tinggal di pedalaman Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, biasa mengisi hari-harinya dengan kegiatan berkebun. Untuk menuju pasar dari lokasi tempat tinggalnya, sahabat saya itu harus menempuh waktu 1,5 jam perjalanan. Bila musim hujan tiba, jalanan menjadi becek dan licin.

"Saya menanam jahe, kunyit, terong, dan cabai. Karena di sekitar tempat tinggal saya tidak ada pasar, jadi harus aktif menanam sendiri. Saya juga terbiasa makan sayur pucuk jawaw yang saya tanam di depan pekarangan rumah. Saat sore hari, biasanya saya mencari haliling (dikenal juga dengan nama tutut, yaitu sejenis keong sawah yang berukuran kecil) atau menjala ikan di sekitar rumah," ujarnya.

Nah, aktivitas berkebun dan memancing ikan juga bisa menjadi alternatif kegiatan olahraga yang menghasilkan manfaat berganda. Selain badan sehat secara fisik, kegiatan tersebut juga bisa menambah asupan gizi keluarga kita.

Rolly (26 tahun) yang sebelumnya aktif melakukan olahraga fitness di salah satu pusat fitness di Kota Banjarmasin, sejak terjadi pandemi corona memilih untuk "pindah ke lain hati" melalui aktivitas jogging. Rolly memegang prinsip bahwa kesehatan dan kebugaran badan harus tetap dijaga di bulan nan suci ini.

"Sebelum ada penyebaran virus covid-19, saya rutin fitness sepulang kerja. Namun semenjak pemberlakuan aktivitas bekerja dari rumah, kegiatan itu saya hentikan secara total. Jadi saya kemudian memilih melakukan jogging di kawasan Pegunungan Mandi Angin. Di lokasi yang sama saya terkadang pergi ke kawasan hutannya, atau berjalan-jalan di pematang sawah sembari mencari haliling."

Maka demikianlah, kegiatan rutin berolahraga yang kita jalani selama bulan puasa harus kita yakini manfaatnya. Perihal kapan sebaiknya melakukan aktivitas olahraga tersebut, semua kembali kepada kondisi dan kemampuan diri kita masing-masing.

Ada yang menyarankan agar kegiatan olahraga di bulan Ramadan dilakukan selepas Subuh, tetapi ada juga yang menasehati agar aktivitas ini dijalankan dalam rentang waktu satu jam menjelang berbuka. Bahkan ada yang berpendapat, olahraga sebaiknya ditempuh satu jam setelah usai berbuka puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun