Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Harga Bahan Pangan Terjaga, Syukuri Ramadan Apa Adanya

30 April 2020   00:03 Diperbarui: 30 April 2020   00:00 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : banjarmasin.tribunnews.com

"Kupikir setelah ada aturan PSBB di Kota Banjarmasin, data pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 di kota ini akan berkurang. Namun ternyata tidak! Tadi saja sewaktu melintas di Jalan Pramuka yang tembus menuju Pal 6, suasana masih ramai dan normal saja seperti Ramadan tahun lalu. 

Orang-orang masih sibuk ngabuburit di sepanjang badan jalan. Mereka jalan-jalan santai begitu saja, no physical distancing, bahkan ada yang berani tidak memakai masker di keramaian. Para pedagang makanan juga masih banyak yang berjualan, dan miris juga menyaksikan mereka-mereka ini berjualan tanpa masker!" demikian curhatan seorang sahabat sore tadi, Rabu, 29 April 2020 sekitar pukul 17.30 Wita. Sebut saja nama sahabat saya itu Galuh (30 tahun).

Curhatan seorang sahabat di atas juga kurang lebih mirip dengan pengalaman saya sore tadi sepulang kerja. Saya melewati Jalan Pemurus yang berada di sisi kiri Pasar Ahad Kertak Hanyar. Di sepanjang jalan saya juga menjumpai para pedagang aneka wadai (kue) tradisional khas Banjar yang membuka lapaknya. Para pengunjung "pasar tradisional" ini juga tampak ramai membeli aneka makanan yang tersaji sebagai menu berbuka puasa.

PSBB dan Geliat Pasar Tradisional di Banjarmasin

Sesuai dengan Perwali Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Virus Corona atau Covid-19, pada paragraf keempat pasal 13 ayat 2 terdapat perkecualian larangan terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga pasar tradisional "masih tetap buka" selama PSBB berlangsung di Kota Banjarmasin. Hanya saja jam operasional pasar yang dibatasi, pagi mulai pukul 06.00 Wita hingga 13.00 Wita, kemudian sore mulai pukul 14.00 Wita sampai 18.00 Wita.

Dari pantauan media lokal, aktivitas pasar tradisional di kota ini masih tetap normal. Para pengunjung pasar, para pedagang, buruh angkut, dan tukang parkir masih tetap menjalankan perannya masing-masing di pasar tersebut. Sebagian orang masih tampak belum mengenakan masker dan menjaga jarak sesuai anjuran pemerintah. Meskipun ada yang mengaku khawatir dengan situasi pandemi covid-19, namun aktivitas yang terjadi tetap mengalir begitu saja.

Di tengah pandemi corona, situasi bulan Ramadan tidak menyurutkan langkah masyarakat Banjarmasin untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan berbelanja aneka bahan pangan di pasar tradisional. Bagi mereka-mereka yang menyimpan rasa takut dan khawatir tertular covid-19 akan memilih untuk berbelanja kebutuhan dapurnya di toko, warung, atau kios terdekat.

Saya sendiri seringkali berbelanja ke warung sayur yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah. Warung sayur Acil Beruntung -- demikian kami sering menyebutnya, selalu buka di pagi hari hingga menjelang Magrib. Meski ukuran warungnya tidak terlalu besar, namun bahan pangan dan aneka kebutuhan dapur tersedia lengkap di warung tersebut. Jadi sekali belanja, banyak kebutuhan yang bisa kami beli di warung Acil Beruntung.

"Wah, Masnya datangnya kok sore. Sayuran udah pada habis. Padahal tadi pagi saya belanjanya segunung. Yah, musim begini orang-orang di komplek perumahan sekitar sini lebih memilih untuk berbelanja ke sini," ucap Acil Beruntung di suatu sore.

Saya hanya tersenyum saja dan meneruskan kegiatan belanja. Bila jenis sayur atau daging yang saya cari tidak tersedia, biasanya saya akan menggantinya dengan bahan pangan lain yang tersedia saat itu. Bagi saya pribadi tidak terlalu bermasalah, yang penting dapur tetap mengepul dan sajian makanan di meja makan tetap terhidang pada waktunya. Untuk pergi ke pasar tradisional di sepanjang Jalan Gerilya yang berjarak sekitar dua kilometer, saya agak khawatir mengingat situasi pandemi corona saat ini.

Sepertinya orang-orang di sekitar kawasan Pemurus Dalam juga sependapat dengan saya maupun Acil Beruntung. Mereka lebih suka berbelanja ke sini karena letak warungnya dengan komplek perumahan. Meskipun di sekitar perumahan ini ada warung serupa, namun warung milik Acil Beruntung ini paling ramai dikunjungi warga

Harga Normal, Kebutuhan di Atas Normal

Pada pekan ketiga bulan Maret 2020 kemarin, harga sejumlah bahan pokok di beberapa pasar tradisional di Banjarmasin dilaporkan mengalami kenaikan. Misalnya saja di Pasar Teluk Dalam, harga bawang merah dikisaran Rp35.000,- per kilogram, sedangkan harga bawang putih dan bawang bombay mengalami kenaikan menjadi Rp45.000,- per kilonya.

Sedangkan harga beras secara umum masih stabil. Bila petani belum panen atau mengalami gagal panen, maka stok beras di pasaran akan menjadi langka, sehingga akan memicu kenaikan harga di mana-mana. Karena stok beras saat ini aman, maka harganya pun relatif bertahan sesuai dengan jenisnya.

Sementara itu harga gula pasar per kilogram yang biasanya berada dikisaran 12 ribu sampai 13 ribu rupiah, kini mengalami kenaikan hingga 18 ribu sampai 19 ribu rupiah. Hal tersebut disebabkan oleh kelangkaan stok gula pasir yang berasal dari Cina, akibat pembatasan impor.

Saya pribadi berusaha menikmati kenaikan harga beberapa bahan pangan tersebut. Satu biji bawang bombay yang semula harganya rata-rata Rp.2.000,- ukuran sedang, kini harus saya beli dengan harga lima ribu rupiah. Konon berdasarkan cerita yang sering saya dengar, jenis bawang bombay ini juga diimpor dari Negeri Tirai Bambu.

Untuk harga daging ayam masih stabil rata-rata 19 ribu rupiah setengah ekornya. Saya jarang membeli ayam satu ekor utuh, karena keluarga saya hanya keluarga kecil. Karena belum memiliki lemari pendingin, maka saya biasanya berbelanja kebutuhan sayur dan daging untuk keperluan sehari saja. Keesokan harinya saya akan kembali belanja untuk memenuhi kebutuhan dapur hari itu. Mengenai harga bumbu dapur dalam kemasan sachet, justru harganya tidak mengalami kenaikan sepeser pun.

Meski harga kebutuhan pangan di Banjarmasin relatif normal secara umum, namun kebutuhan keluarga saya selama masa pandemi ini justru di atas normal. Karena ada beberapa kebutuhan yang dulu sifatnya hanya sekunder saja, kini beralih peran menjadi kebutuhan pokok.

Sebut saja masker, hand sanitizer, dan cairan desinfektan. Sejak PSBB diberlakukan di Kota Banjarmasin, maka warga diimbau untuk mengenakan masker kemana-mana. Dulu sebelum ada pandemi corona, saya pribadi jarang sekali memakai masker kemana-mana, kecuali istri yang memang lebih rajin memakai masker, mungkin juga karena sudah terbiasa menjalankan aktivitasnya sebagai tenaga medis di rumah sakit.

Demikian juga pemakaian hand sannitizer. Sejak kami berdua pacaran dahulu, istri sayalah yang paling rajin membawa cairan pencuci tangan ini kemana-mana. Menurut kisahnya, beberapa orang sahabat terkadang mentertawainya, karena pada masa itu memang kebiasaan unik ini masih jarang sekali dilakukan orang kebanyakan. Namun sejak pandemi corona banyak orang beramai-ramai membawa hand sanitizer kemana-mana.

Hal serupa juga terjadi pada cairan desinfektan yang menjadi salah satu barang langka dan mahal di Kota Banjarmasin. Sebelum terjadi pandemi, nyaris saya sekeluarga tidak pernah memakai cairan desinfektan ini. Karena situasinya yang mengkhawatirkan, akhirnya saya "terpaksa" membelinya demi memberikan rasa aman.

Ketiga kebutuhan tersebut pada masa sekarang ini akhirnya ikut mengisi kebutuhan pokok keluarga kami yang wajib dibeli. Berapa pun harganya di pasaran, kami tetap berusaha membelinya untuk memproteksi keluarga kami saat berada di luar rumah. Dan kebutuhan pokok lainnya yang harus kami penuhi adalah kuota internet, mengingat saya sendiri diwajibkan selama empat hari bekerja di rumah (Work From Home), sedangkan satu hari diharuskan pergi ke kantor untuk bekerja sekaligus menyerahkan laporan kegiatan harian yang dilakukan.

Dengan demikian, meskipun harga bahan pangan di pasaran di kota kami relatif masih normal dan tidak mengalami kenaikan yang berarti, namun kebutuhan kami menjadi di atas normal karena harus membayar empat kebutuhan pokok lainnya yang "wajib" dipenuhi agar asap dapur tetap ngepul setiap harinya.

Kilas Balik Ramadan Sebelumnya

 Setahun kemarin, harga bahan pangan menjelang Ramadan di Kota Banjarmasin mengalami kenaikan di sana-sini untuk beberapa jenis komoditi. Khusus harga beras saja yang masih relatif stabil di pasaran, karena stoknya cukup untuk beberapa bulan ke depan.

Jika membandingkan harga-harga bahan pangan tahun lalu dengan tahun 2020 ini, maka sebagai warga Banua saya patut bersyukur. Karena dalam situasi serba sulit seperti ini, harga-harga di pasaran tidak ikut-ikutan "menyulitkan" masyarakat. Di sini peran pemerintah tentu sangat besar, sehingga harga-harga kebutuhan pangan dapat terkendali. Semoga selama pandemi corona berlangsung, harga-harga kebutuhan pangan tetap terjaga seperti adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun