Mohon tunggu...
Sri Sayekti
Sri Sayekti Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan literasi

Lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengubur Mimpi di Natal yang Ku Nanti

26 Desember 2020   10:28 Diperbarui: 26 Desember 2020   10:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Mengubur Mimpi di Natal yang Ku Nanti*

Desember menjadi bulan yang paling dinanti
Bau Cemara, rintik hujan, serta gemerlap lampu di tiap sudut kota maupun pertokoan
Tak ketinggalan kidung Natal berkumandang dari radio, televisi, gedung pertemuan, mall, atau toko - toko kecil penjual kebutuhan pokok
Luapan bahagia nampak
Dari garis tiap senyuman

Ah... Natal telah tiba
Simbolnya ada di mana - mana
Sadar atau tidak, semua orang ikut merasakan suasana syahdu yang selalu diusungnya

Kuhirup dalam-dalam aroma Cemara yang menusuk hidungku
Berebut bersama aroma tanah basah tersentuh hujan

Natal tahun ini benar-benar beda
Netraku tak menangkap sinyal keriuhan yang biasanya tersaji di gedung gereja
Tak kudengar paduan suara
Tak kusaksikan kesibukan orang - orang dalam persiapan akhir di puncak acara
Hanya Kerlip lampu tumbler yang sengaja terjajar di dalam dan di luar gedung
Sunyi.... sepi....kosong..
Megahnyapun seolah menjadi saksi dari kesunyian panjang di natal kali ini

Aku berdiri di ujung jalang sebuah gereja tua
Masih kurasakan dinginnya malam serta rintik hujan menyentuh kulit tipisku
Hari yang kunantikan, kuimpikan, mendadak harus ku kubur bersama kenangan masa kecilku menyambut natal di bawah guyuran hujan ditemani suara kodok dan jangkerik bersahutan

Kidungnya ku rindu
Nelangsa tercipta di  kesunyian malam

Sepi....
Tolong kembalikan suasana Natal di ceruk penantian ku
Seperti Natal di masa kecilku..

Malang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun