Kotak duit itu menggiurkan. Kian hari kian membengkak bayangan uang di dalamnya. Â Banyak yang terpikat termasuk kami.
Mendekati dan berupaya mengambilnya. Bisa buat hidup berfoya.Â
Kusiapkan amunisi.Â
Kau Kena Dan  tak terjang masuk. Tak kuras dan tak buang kitak itu.
Kotak ajur dan Jebol Juga. Ternyata masih belum kuat penjaganya.Â
Ia tak tahu. Kami tim ampuh. Yang berkaki seribu dan selalu  tendang kotak itu.Â
Aku ingin yang lebih besar kotaknya.Â
Itu masih kecil.Hanya  tampak kotak infak.Â
Aku pingin  kotak uang dunia. Berisi Berjuta kaleng uang ditumpuk disana.
Aku menguji ketangguhan-ku lagi.
 Kotak uangmu masih semu. Dan masih dapat kubaca titik lemahmu.Â
Mudah terjarah dan kau terluka parah. Uangmu ambyar. Dan kotak- mu bubar.
Aku sebenarnya sekedar ingin uji diri. Membedah benteng yang kau bangun.
Dan aku masih bisa masuk.Â
Sb4/..26-5-23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H