Janganlah gunakan aji mumpung. Dikata demikian karena kurang memperhatikan sesuatunya. Misal pas mumpung punya uang hanya digunakan untuk hura-hura. Atau lebih khas usai ramadhan makan gila-gilaan. Semua dilahap tanpa kendali. Apa yang terjadi. Ada keluhan sakit perutnya. Hadew!
Bila demikian maka kendali diri belum terkondisikan. Masih terjangkit aji mumpung tadi.Â
Alangkah baik bila gunakan aturan diri yang ketat. Jangan nekat. Karena sistem pencernaan juga harus adaptasi. Ada semacam pemberian perlakuan layaknya aktifitas fisik lainnya. Seperti kala aktifitas olahraga.
Dengan gaya yang dilakukan ini. Maka diharapkan dapat meminumkan efek samping pada tubuh kita.Â
Fenomena mumpung terlihat jelas. Kala pasca ramadan.Â
Momen lebaran tanda usainya ramadan. Begitu banyak sekali tawaran makan dan harus menyantap walau sedikit. Dan ulangan itu berlangsung sekian banyak rumah yang dikunjungi. Wow kian membludak makanan yang masuk ke perut kita.
Bila ditolak tak baik. "Ayo makan sekedarnya! Biar senang yang masak!" Tuan rumah yang dikunjungi memintanya.
Mau tak mau harus menghargai. Walau satu atau dua suap. Namun bila menu istimewa maka akan tak hanya sedikit saja. Malah nambah.
Jadilah lepas kendali. Dan efek samping terasa. Perut kaget dengan rasa tak nyaman.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H