Gema reog  Brijo Trucuk Klaten masih menggelegar. Tiap pasca lebaran secara rutin menggelar pentas. Even ini sebagai agenda yang sudah 80-an tahun lebih sudah digelar .Â
Bagi generasi milenial ini untuk meramaikan momen lebaran. Padahal ada muatan filosofis dan sosiologis yang tak diketahuinya. Yang jelas reog masih eksis dan lestari di era digital.Â
Ada info yang bisa jadi perhatian. Yakni dari leluhur yang kini sudah berusia 85-an tahun. Kung Panut yang meneruskan dari keterangan leluhurnya. Bahwa ada muatan dengan adanya peristiwa kala itu. "Bila tak ada pagelaran reog dikawatirkan warga desa setempat mengalami pagebluk."Ada hal-hal yang tak diinginkan akan melanda desa. Dan bagi mereka yang saat ini meneruskan agenda ini. Entah momentum apa yang dijadikan spirit. Yang jelas melestarikan budaya pendahulunya.Â
Dengan seiring perkembangan zaman maka ada beberapa muatan yang dijadikan rujukan. Reog sebagai cirikhas di kawasan setempat. Bahwa even ini menjadi ikon desanya. Juga dalam kaitan mengembangkan khasanah wisata di Klaten.
Reog Brijo sudah kondang semenjak dulu. Semenjak Kung Panut masih kecil. Bahkan kini sudah bercucu dan buyut. tetap ada.Â
 "Ayo nonton reog!" Ajak kawanku yang berdomisili di Brijo ini.Â
Ini sebagai sinyal saking kuatnya masyarakat dalam melestarikan budaya ini.Â
Gerak dan alunan musik reognya yang agak beda dengan lainnya. Di sela adegan pernah dinyalakan mercon sebesar tiang telepon. Itu dulu kala (tahun 70 sampai 80-an)  saat  mercon belum seketat kali ini. Saat ini hanya yang kecil-kecil saja. Termasuk dikemas menjadi  berupa kembang api dan ledakannya di udara.  Adanya bunyi ledakan mercon menyebabkan permainan reog tampak meriah. Dengan letusan mercon dari  kertas  sehingga ledakannya kertas yang berpuing-puing ini.
Agar reog tetap menggema maka warga setempat melanjutkan sebagai naluri dan warisan leluhurnya. Bahkan bagi  warga sekitarnya tak afdol kala belum nonton reog Brijo ini. Hingga kini gemanya masih menggema jauh ke luar wilayah. Salam budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H