Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Guru - Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukar Nasib Bisakah?

14 Maret 2023   08:47 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:03 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak itu unik. Masih dalam proses menjadi apa. Maka perlu tangan bijak dalam membangunnya. Terapkan pola asah.asih dan asuh yang cukup bagi anak.

Harapan kedepannya agar bisa terampil sesuai dengan karakter mulai.

Membesarkan fisik cukuplah dengan makan. Soal ini bisa dilihat. Lain halnya dengan psikis. Perlunya uluran kepedulian dengan penuh kasih.

Mengasuh anak tak  lepas dari media yang digunakan. Termasuk dalam Menggunakan fasilitas yang ada di rumah. Dengan sarana dan prasarana nya.  Syukurlah bila orang tua yang berada. 

Hak istimewa anak juga dapat membuat jadi manja. Karena orang tua kawatir bila anaknya terlantar.

Agar tahu masih ada saudara yang tak seberuntung dirinya. Sekali- kali ikut tukar nasib. Ada program sekolah mirio tukar nasib selama sebulan. Dari kegiatan ini nanti anak   akan dapat merasakan sebagai sosok yang diikuti.

Misalnya ikut pada  keluarga petani maka ia akan hidup layaknya seorang  petani. Di lahan sawah atau ladang. Juga turun ke sawah. 

Demikian juga bila ikut seorang pedagang maka juga akan  demikian. Diajari aktivitas yang dilakukan. Dan juga bisa menjalin kerjasama nantinya.

Masih tampak jarang kala  diikutkan pada bos. Padahal juga baik. Karena bisa belajar padanya. Bagaimana menjadi sosok yang baik. Yang jadi masalah si bos mau gak bila diikuti. Ini masalahnya.

Seperti di sekolah tertentu atau di pondok pesantren ada program semacam tukar nasib. Anak-anak belajar dan hidup di keluarga yang ada. 

Dan juga langsung terjun di lingkungan mereka membantu program kerja. Misal posyandu ataupun karang taruna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun