Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Guru - Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan Menerabas Alas Bukit Mijil

17 Februari 2023   07:07 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:22 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menerabas Alas ke Bukit  Mijil sebuah tantangan. 

Wilayah ini berada 1 mil  dari sekolah kami. Lokasi perbukitan kapur yang dulu pernah jadi markas Tentara Nasional Indonesia (TNI) kala menghadapi agresi Belanda II. Disini  juga sebagai sumber bahan  bangunan. Ditemukan beebrapa  bangunan tobong untuk membakar batu.  Kami menyebut gamping. Bahan itu campuran untuk membuat labur. Seiring zaman dan digantikan semen maka gamping mulai ditinggalkan.

Kelas V ada even  jalan sehat ke lokasi ini. Iqbal memimpin kawannya. Rute yang paling cepat harus menerabas alas. Kami menyebut lahan  ladang yang ditanami palawija dengan sebuatan alas. Mengambil rute ini agar  tidak jauh  melingkar. Bisa dikatakan kita memotong arah.

Pak guru mengajak kelas atas karena lebih tahu medan. Dan meminta agar agak cepat  berjalan. Satu jam harus sampai sekolah lagi. Agar tak ketinggalan pelajaran berikutnya. Bila jam ke-3 maka ada waktu istirahatnya lebih lama.

Kelas Iqbal  yang telah berhasil menembus alas itu menyebabkan kelas bawah tak mau ketinggalan. “Pak minta ke bukit Mijil!” seorang anak kelas III penasaran seperti kakaknya. “Kau masih kecil,Nak!” Masih saja merengek minta diantarkan.

Nabras alas dilakukan namun dengan sanksi. “Bila tak cukup waktu harus balik sekolah. Nanti bila 30 menit belum tiba maka sampai titik itu kita berhenti dan balik ke sekolah.” Siswa itu siap dan berangkat.

Gembiranya mereka tiba di bukit Mijil. Ada gaya dan keceriaan. “Hore aku tiba!” kala menanjak bukit yang setinggi ratusan meter ini. Impian tiap kelas ingin ke bukit ini. Mereka ditantang untuk datang dan menerabas alas.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun