Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tabungan Klasik

21 Mei 2020   15:27 Diperbarui: 21 Mei 2020   15:40 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Teknik unik dalam menabung. Malah saat ini yang dianggap tak masuk akal. Apalagi di zaman milenial. Tetap  masih ada dan dipraktikkan oleh seorang ibu di desaku. Orangnya masih ada karena berangkat Umroh sebelum adanya pandemi Korona saat ini. Dan langsung berkomunikasi dengan anaknya. Yang membuka rahasia gaya menabung yang dilakukan ibunya itu.

Juga dari  seorang ibu yang cerdas dari suaminya yang punya usaha pabrik genteng di Sambeng Gunungkidul. Dan telah berhasil tunaikan ibadah hajai pada tahun 2018 lalu. dan hasilnya luar biasa. Keduanya dengan model menanam uang di lantai. Mengingat usia mereka yang sudah 60-an tahun. Sehingga lebih nyaman dengan gayanya itu.

Bagi kebanyakan orang saat ini. Kita bisa pilih dan terapkan. Bila mau. Karena telah banyak cara menyimpan uang lazim dikenal. Intinya menyisihkan bekal hidup itu untuk keperluan hari mendatang. Dari masyarakat desa  hingga kota punya cara masing-masing.  Dengan gaya yang dipercaya keampuhannya ini membawa mereka  menyisihkan sebagian hartanya untuk masa mendatang.

Banyaknya gaya dari yang modern hingga klasik.kita bisa memilih. Tinggal disesuaikan dan tergantung dari kemauan kita masing-masing. Tak dipungkiri sebagaimana generasi milenial yang sudah akrab dengan dunia perbankan. Yang dikelola menggunakan aplikasi  teknologi. Dan terjaga dengan adanya makroprodensial dari Bank Indonesia. Yang bertanggung jawab pada keseimbangan regulas financial di negara kita.

Melihat  caranya menyimpan uang semua ada untungnya. Karena menabung itu kitatelah belajar hemat dan berhati-hati. Bahwa hidup bukan untuk hari ini saja. Ada cita-cita tinggi yang perlu dana yang tak sedikit. Semisal ingin ke Tanah Suci. Bea kuliah. Buat rumah. Ia mempunyai stabilitas sistem keuangat yang aman dan terjaga.

Bagi generasi kini mungkin dengan berhubungan bank sudah oke. Tanpa harus susah payah mengumpulkan uang dulu. Mengingat adanya makroprudensial yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia.

Tampak bedanya dengan orang tua yang telah makan banyak pengalaman. Mereka ada yang menggunakan cara unik. Sebuah trik kelola secara alamiah. Mereka telah memberi contoh gaya hidup jadi terpola dengan baik. Dengan menyiapkan bekal untuk waktu mendatang.

Ada teknik klasik yang dilakukan oleh ibu dari temanku. Ia sebagai ibu rumah tangga dan sebagai kerja sambilan bertani ladang kering. Maklum di daerah Gunungkidul bagi petani yang  paninnya juga tergantung oleh cuaca.

Ada keunikan dari ibu istri penngusaha genteng ini. Langkah cerdasnya telah mengantarkan dirinya mewujudkan cita-citanya. Ia berhasil menunaikan ibadah haji. Ternyata teknik menabung dan mengelola keuangannya di luar kebiasaan orang. Entah darimana strategi ini didapat. Mungkin dari warisan orang tuanya dulu.

Harta itu tak semuanya dihabiskan hari ini. Masih ada hari esok yang lebih baik. Membutuhkan kesiapan yang tepat. Sehingga perlu kiat yang benar-benar hebat.

Pertama dengan tabungan pendem. Atau cara uang itu ditanam di tanah. Tentu dengan syarat hanya dia saja yang tahu dan tak mungkin disebarkan pada orang lain. Dan tempat itu dengan membuat lobang di tanah. Dan ditimbun bata. Dengan kode tertentu. Masing-masing lobang itu dibuat untuk jumlah lima jutanan.

Kedua tabungan cara jimpitan. Ibu itu melakukan setiap saat akan memasak nasi ia selalu menyisihkkan satu sendok berasnya. Setelah layak dijual maka uang itu masuk ke tabungan pendam. Begitu seterusnya dan tahu-tahu uangnya jadi banyak.

Ketiga pemberian dari anak selalu disimpan . Yha setiap anak-anaknya datang berkunjung selalu meninggali uang. Uang itu disimpan juga dalam tabungan pendam.

Cara menggunakan tabungan itu hanya untuk tujuan yang paling besar. Sehingga tak sembarang waktu diusik. Apalagi hanaya untuk hal-hal yang sepele.Tidajk ada yang dapat mengurangi tabungan itu.

Ternyata tabungannya itu bisa untuk pergi ke tanah suci. Dan terkuaknya malah sederhana saja. Desa itu ada pagebluk maling. Sering mengambil barang dan uang warga.

Padahal malah terjadi di siang bolong. Rupanya ini yang membuat rasa kawatirnya dan ia mengambil uang yang telah terkumpul itu untuk tujuan mulianya.

"Aku  tolong didaftarkan Umroh,Le!"

"Lha dapat uang darimana,Mbok?"

"Ini uangnya!"

Dengan kata sederhana orang tua itu menjelaskan pada anaknya. Dan cara ini telah dilakukan sejak lama. Ketika di hati telah tumbuh niat untuk berkunjung ke Tanah Suci. Dan segera wujudkan dengan langkah-langkah cerdasnya.

Anaknya itu kaget. Dan baru sadar ternyata Simboknya punya cara yang jauh lebih dahsyat dari apa yang diduga selama ini. Bahkan tak ada yang tahu. Anak dan suaminya malah heran. "Kok bisa-bisane!"kata suaminya.

Dan sungguh tahun itu bisa berangkat. Uang tabungan itu masih tersimpan rapi. Dilak masing-masih lima jutaan. Dan ada enam lak yang tersimpan dalam sudut dapur masaknya. Berperilaku dan tetap terjaga sampai terccapai tujuannya.

Segera laksanakan tugas mulia ini. Anaknya sambil terkagum-kagum. Ternyata di luar pikirannya telah melangkah dengan diam-diam. Hasilnya sungguh membuat terpana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun