Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Guru - Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tikus-tikus ...

28 Mei 2012   05:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara harfiah tikus adalah seekor binatang pengerat dengan giginya tajam sebagai senjatanya. Ketajaman ini menjadikan kemampunnya menembus benda keras bahkan besi pun dapat dilakukan. Terdapat keunikan lagi bahwa binatang ini lebih cerdas, sehingga sering dijadikan sebagai sampel uji coba. Kelebihan dibanding hewan lainnya yang menjadikannya untuk model pembelajaran . Percobaan dilakukan dengan menggunakan media binatang ini.
Lain halnya manakala binatang ini beraksi dengan segala sepak terjangnya. Sudah menjadi permasalahan lagi. Masalah kaitan dengan sepak terjang ,banyak yang merasa terusik dan terganggu. Sebut pak tani, repot dengan ulahnya. Di rumah tangga ibu-ibu susah dengan aksinya. Mengapa demikian, sepak terjang yang berlawanan akan timbul perlawanan.
Kasus kecil di pagi buta, Esuk esuk sudah mungsuh tikus. Seru sekali satu set baru dapat mengalahkan seekor tikus. Durasi perhelatan 30 menit baru bisa mengkandaskan di lantai. Dikejar mubeng mutar kesana-sini dan selalu berlindung benda yang dianggap kokoh melindungi. Tempat yang digropyok tidak akan didiami lagi dan menghindar keposisi aman. Selalu berputar dan menghindar walau utak utek disitu . padahal pintu sudah diblokir dan sarana lompat tidak ada. Hanya mubeng dan menghindar.itulah jurus tikus. Samapi geraka itu terbaca dan dideteksi kemampuannya. Baru dapat teratasi segala kemampuannya.
Korban banyak sekali terutama makananan, karena setiap yang ada jangkauannya akan tergasak. Sebut saja yang ada di meja pasti mengikuti perjamuan. Itulah hal yang menjadikan sang tuan rumah marah. Makan jatah yang bukan haknya. Jatah majikan dimakan,jatah anak di ganyang. Sebenarnya bila hanya makan yang di buang tong sampah dan keranjang sampah tak cukup. Terpaksa mencari terus dan semua dimakan tak peduli itu milik siapa bila diranking nomer dua puluh dua mungkin tak digagas.
Kemarahan adalah akibat dari ulah yang dibuat. Kasur,bantal, jadi sasaran makanan juga demikian. Marah tersulut saat tikus masuk arena ,semua jalur perlindungan diblokir, pintu tutup , inilah saat tikus dieksekusi sampai mati. Bersenjatakan seblak , dan tongkat pralon berhasil yang menjadikan tewas dan terkaparnya dengan hantaman seblakan. Mati dan terkapar tak bernyawa seketika.
Dengan aksi yang kita perlihatkan dan kesungguhan. Akan menimbulkan kejeraan dan berfikir dua kali. Memang ada walau sedikit atau sebaliknya malah ngamuk . Keburu kepalang tanggung nekat sekalian Ujung-ujungnya berujud membuat huru hara dan membuat onar yang lebih spektakuler ,karena reaksi keberadaan terusik dan kekuasaannya tergoyah. Itu hal yang lumrah dan alamiah menunjukkan eksistensi kekuatannya.
Tikus perlu diberangus agar tidak meraja lela, ada kawasan untuk komunitas tikus, mengadakan gerakan anti tikus . Tertantang dengan sifat yang dimilikinya yang menjadi tidak simpatik. Tetapi untuk pembelajaran kita agar selamat jangan meniru. Keunggulannya diantara makluk hidup yang paling tumbuh subur sepanjang waktu yaitu giginya. Ibarat besi bisa di tembus ketajaman nya. Padahal itu hanya untuk menjaga agar gigi tidak bertambah panjang . dirasa mungkin merepotkan.
Karakteristik setiap makluk ada, apalagi manusia super model ada semua dan komplek. Model binatang dari yang kecil sampai besar komplit dan beraneka. Tidak salahnya sebagai bekal instrospeksi diri kita. Janganlah didominasi oleh kehewanan dan ketikusan, tingkatkan dengan keinsanan yang salam. Makluk yang selamat dan menyelamatkan .sebagai penyegar dan pembawa berkah sesama.
Pelajaran kecil dari makluk ciptaan Tuhan yang maha agung adalah kita saling mendewasakan, belajar sepanjang waktu dan berkelas selebar bumi . dimana tempat dan kapan pun senantiasa asah diri menuju kemajuan hakiki. Tentulah butuh kehadiran nurani diri. Semoga harapan yang menjadi semangat kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun