Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Antara Gaji Aman dan Mimpi yang Kamu Kejar, Kamu di Sisi Mana?

15 November 2024   23:36 Diperbarui: 16 November 2024   00:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernah nggak sih, kamu lagi duduk santai di kafe, sambil menikmati kopi panas yang aromanya bikin nyaman, terus tiba-tiba terpikir, "Kenapa sih orang rela banting tulang untuk kerja yang kelihatan susah banget?" Sementara di sisi lain, ada orang yang santai aja, kerja 9-to-5, taunya akhir bulan dapat gaji dan hidup damai.

Ini cerita lama, sih. Ada orang yang memang nggak mau ribet. Mereka nyaman kerja sesuai SOP, hidup teratur, jam kantor jelas, dan uang bulanan mengalir dengan stabil. Nggak ada meeting larut malam, nggak perlu mikirin inovasi apa yang harus diluncurkan bulan depan, apalagi begadang mikirin gimana cara biar usaha nggak bangkrut.

 Kebayang nggak, betapa damainya hidup mereka? Orang-orang ini cocok banget jadi karyawan. Lurus, sederhana, dan damai.

Tapi, cerita ini berubah total saat kita ngomongin mereka yang mengejar passion. Kata ini sering banget didengar, kan? Tapi tahu nggak sih, kalau asal katanya, 'passion' itu dari bahasa Yunani, passio, yang artinya menderita? Yup, menderita. 

Nggak cuma bekerja keras, tapi benar-benar siap merasakan pahitnya usaha. Bayangkan deh, orang yang dengan penuh semangat duduk sampai larut malam, wajah letih tapi mata berbinar, merangkai ide-ide gila untuk proyek yang mungkin bahkan belum tentu sukses. Kenapa? Karena di situlah mereka menemukan kebahagiaan yang nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Orang-orang yang mengejar passion ini, percaya atau nggak, justru menikmati momen-momen penuh tekanan itu. Mereka senyum-senyum sendiri waktu mikirin konsep yang harus dibongkar-pasang, sistem yang perlu disesuaikan, bahkan kegagalan demi kegagalan yang entah kenapa bikin mereka makin penasaran. 

Rasanya ada semacam kontradiksi, ya? Siapa sih yang mau menderita? Tapi, kalau itu passion mereka, mereka akan bilang, "Ya, ini sakit, tapi aku suka. Sakit ini bikin hidup berasa penuh."

Pernah dengar cerita teman yang ngelepas kerja kantoran demi mulai usaha kafe kecil dengan konsep unik? Padahal, dia tahu risikonya. Kerja dari pagi sampai malam, mikirin promosi, gimana cara naikin engagement di media sosial, atau gimana supaya bahan baku nggak habis pas akhir minggu. 

Susah? Banget! Tapi buat mereka, itu semua ada seninya. Ada perasaan alive yang cuma muncul saat mereka ngelakuin hal yang benar-benar mereka cintai, walaupun itu berarti harus 'menderita'.

Tapi, ini bukan berarti kerja kantoran itu nggak keren. Nggak semua orang diciptakan untuk menjadi pengusaha atau seniman yang rela kelaparan demi mimpi. Ada orang yang memang lebih cocok jadi karyawan. Dan itu totally fine. Hidup tenang, kerja sesuai aturan, dan waktu pulang, bisa benar-benar bebas dari beban kerja. 

Ada yang bilang, "Ngapain bikin ribet hidup? Yang penting, cukup buat bayar cicilan rumah, bisa liburan setahun sekali, udah oke, kan?" Dan mungkin, mereka benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun