Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Ketidakpercayaan Publik Terhadap Orisinalitas Tulisan Hasil AI

21 Mei 2024   23:07 Diperbarui: 21 Mei 2024   23:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital saat ini, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk penulisan. Alat seperti ChatGPT dari OpenAI mampu membantu penulis dalam menghasilkan konten dengan cepat dan efisien. Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul kekhawatiran dan ketidakpercayaan publik terhadap orisinalitas tulisan yang dihasilkan oleh AI. Artikel ini akan membahas bagaimana AI dapat digunakan sebagai alat bantu yang efektif dalam penulisan, sambil menjaga orisinalitas dan integritas karya tulis. 

Banyak yang meragukan orisinalitas tulisan yang dihasilkan dengan bantuan AI. Ketidakpercayaan ini didasarkan pada anggapan bahwa AI hanya meniru dan menyusun ulang informasi yang telah ada tanpa memberikan kontribusi orisinal dari penulis. Kekhawatiran ini valid, mengingat potensi plagiarisme yang bisa terjadi jika AI digunakan tanpa pengawasan yang tepat. Namun, penting untuk memahami bagaimana teks generator seperti ChatGPT sebenarnya bekerja untuk meredakan ketidakpercayaan ini. 

Bagaimana Teks Generator Bekerja

Teks generator, seperti ChatGPT, tidak hanya meniru atau menyusun ulang informasi yang ada. Model ini bekerja berdasarkan proses yang disebut "transformer" yang menggunakan jaringan saraf tiruan untuk memprediksi kata-kata berikutnya dalam sebuah kalimat berdasarkan konteks yang diberikan. Proses ini melibatkan beberapa tahap:

  1. Pelatihan: Model AI dilatih menggunakan dataset besar yang mencakup berbagai teks dari internet. Selama pelatihan, model mempelajari pola bahasa, struktur kalimat, dan konteks dari teks tersebut.

  2. Pemahaman Konteks: AI menggunakan konteks dari input pengguna untuk menghasilkan teks yang relevan. Model ini mempertimbangkan kata-kata sebelumnya dalam kalimat untuk memprediksi kata-kata yang sesuai berikutnya, menghasilkan teks yang koheren dan relevan dengan topik yang diminta.

  3. Generasi Teks: Berdasarkan pelatihan dan konteks, AI menghasilkan teks yang unik. Meskipun mungkin terlihat mirip dengan teks yang ada dalam dataset pelatihan, setiap output yang dihasilkan adalah kombinasi unik dari pola yang dipelajari, bukan salinan langsung dari sumber manapun.

  4. Penyesuaian dan Penyuntingan: Setelah AI menghasilkan draf teks, penulis manusia kemudian melakukan penyesuaian dan penyuntingan untuk memastikan bahwa teks tersebut sesuai dengan gaya dan suara mereka sendiri. Langkah ini penting untuk memastikan orisinalitas dan menghindari plagiarisme. 

Edukasi Publik tentang Penggunaan AI dalam Penulisan

Untuk mengatasi ketidakpercayaan ini, penting untuk mengedukasi publik bahwa tulisan yang dihasilkan dengan bantuan AI tetap bisa orisinal. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

  1.  Penulis harus jujur mengenai penggunaan AI dalam proses penulisan mereka. Dengan demikian, pembaca dapat memahami bahwa AI digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai sumber utama.

  2. Penggunaan AI untuk Ide dan Struktur, Bukan Konten Final: AI dapat digunakan untuk menghasilkan ide, kerangka tulisan, atau draf kasar. Penulis kemudian harus mengembangkan, menulis ulang, dan menambahkan sentuhan pribadi mereka untuk memastikan orisinalitas konten.

  3. Setelah mendapatkan draf dari AI, penulis perlu melakukan penyuntingan dan penyesuaian yang signifikan untuk memastikan bahwa tulisan tersebut sesuai dengan gaya dan suara mereka.

  4. Sebelum mempublikasikan tulisan, penulis harus menggunakan alat deteksi plagiarisme untuk memastikan bahwa konten mereka tidak melanggar hak cipta atau mengambil karya orang lain tanpa izin. 

Hasil AI Mengandung Authorship yang Kuat

Ada anggapan bahwa tulisan yang dihasilkan oleh AI tidak menguatkan authorship penulis. Namun, jika digunakan dengan benar, AI sebenarnya dapat memperkuat authorship penulis dalam beberapa cara:

  1.  AI dapat membantu penulis mengatasi kebuntuan kreatif dan memberikan inspirasi baru. Ini memungkinkan penulis untuk lebih fokus pada pengembangan ide dan penulisan yang kreatif, sehingga menghasilkan karya yang lebih orisinal.

  2.  AI dapat mengotomatisasi proses riset dan pengumpulan informasi, sehingga penulis dapat menghemat waktu dan energi. Informasi yang diperoleh dapat diolah dan ditulis ulang dengan cara yang orisinal oleh penulis.

  3. Dengan bantuan AI, penulis dapat mengeksplorasi berbagai gaya penulisan yang berbeda. AI dapat memberikan berbagai opsi dan variasi yang kemudian dapat dipilih dan disesuaikan oleh penulis sesuai dengan preferensi mereka.

  4. Dengan mengotomatisasi tugas-tugas yang repetitif dan memakan waktu, AI memungkinkan penulis untuk lebih fokus pada aspek kreatif dari penulisan. Ini membantu penulis menghasilkan lebih banyak karya dengan kualitas yang tetap terjaga.

Kesimpulan

Penggunaan AI dalam penulisan bukanlah pengganti bagi kreativitas dan orisinalitas penulis. Sebaliknya, AI dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk meningkatkan produktivitas dan menginspirasi ide-ide baru. Dengan transparansi, penyesuaian oleh penulis, dan penggunaan alat deteksi plagiarisme, tulisan yang dihasilkan dengan bantuan AI tetap dapat mempertahankan orisinalitas dan integritasnya. Melalui edukasi publik dan praktik penulisan yang bertanggung jawab, kita dapat mengatasi ketidakpercayaan terhadap orisinalitas tulisan yang dihasilkan oleh AI dan mengakui kontribusi positifnya dalam dunia penulisan. 

Selamat menulis - Jangan takut menulis memakai Ai!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun