Kemarin saya membuat video di tiktok lagi dengan menyebut istilah 'Budaya Dukun'. Banyak yang tidak paham ketika saya menyebut BUDAYA DUKUN. Komennya rata-rata adalah; Dukun bukan budaya! Budaya kok Dukun! Anda tidak paham budaya!
Mungkin warga tiktok semacam ini harus belajar lagi dan banyak membaca. Nanti kalau mendengar istilah BUDAYA PERUSAHAAN, maka yang seperti ini akan komen lagi; Perusahaan kok budaya! Budaya itu bukan perusahaan!
Saya kemudian mencoba membuat video lagi untuk menjelaskan secara singkat apa itu budaya. Tapi kalau warga tiktok ini tidak paham juga, berarti fix mereka harus belajar lagi, alias nggak pernah baca buku sehingga pengetahuan terbelakang. Atau mungkin ini ciri khas pengguna tiktok yang cenderung hanya terbius oleh aplikasi joged-joged?
Saya mulai menjelaskan tentang budaya.
Arti dari Budaya adalah kebiasaan dari kelompok masyarakat tertentu yang diterapkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya mencakup tiga hal yakni sikap, pola perilaku, dan juga pengetahuan.
Nah dukun ini merupakan kebiasaan dari kelompok tertentu bukan? Lalu diterapkan dan diwariskan dari generasi ke generasi tidak? Sikap, pola perilaku, dan juga pengetahuan dipunyai oleh dukun tidak? Karena dukun merupakan kebiasaan dari kelompok masyarakat tertentu yang diterapkan dan diwariskan dari generasi ke generasi dan mencakup tiga hal yakni sikap, pola perilaku, dan juga pengetahuan, maka dukun adalah budaya.
Mungkin mereka rancu antara budaya dan kebudayaan. Tapi kalau saya jelaskan tentang kebudayaan akan makin panjang. Jadi sementara tentang budaya dulu.
Mereka mungkin juga rancu tentang pengertian dukun yang mungkin hanya dipahami sebagai orang yang baca mantra-mantra berkekuatan magis.Â
Dukun mempunyai sejarah panjang di negara Indonesia dan hal itu sudah masuk dalam penelitian antropologi budaya. Salah satu Sejarawan UIN Raden Mas Said Surakarta, Martina Safitry, mengungkapkan sisi lain dari profesi dukun berdasarkan ilmu sejarah yang banyak dikutip di media-media.
Kalau generasi tiktok ini hanya terbius candu modern seperti yang dikatakan oleh Dr. Indrawan Nugroho: "TikTok sedang membangun senjata pemusnah massal yang akan meluluh lantakkan para pemain di berbagai industri. TikTok akan merevolusi konstelasi persaingan bisnis di masa depan. Hari ini TikTok memicu perang opium modern."