Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kami Lapar!

12 September 2021   01:52 Diperbarui: 12 September 2021   02:02 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadinya foto ini tidak akan kami upload. "Jangan pak, nanti dikira kita menyebabkan kerumunan." Namun setelah merenung sampai malam ini, akhirnya saya upload karena saya ingin menjelaskan peristiwa ini.

Humanity Food Truck adalah kegiatan rutin Inspiranusa, yaitu berbagi makanan gratis kepada yang membutuhkan dengan edukasi kesehatan dan sampah plastik.

Sabtu ini, 11 September, kami mengadakan HFT di underpass Tambun dengan menu makan ayam bakar bu Tin.

Awal kami buka, target di sana yaitu tukang becak, ojeg, kuli bangunan dan pemulung dapat antri dengan sabar sambil kita memberikan masker untuk edukasi kesehatan dan covid. Hampir semua yang datang tanpa masker, maka kami sudah menyediakan masker dan hand sanitizer sebelum mereka terima makanan.

Namun entah mengapa, tiba-tiba banyak yang datang dan langsung saling dorong, bahkan ada yang langsung menyerobot ke depan. Saya sempat bilang untuk antri dan jaga jarak. Beberapa teman juga malah sedikit mendorongnya ke belakang. Lalu bapak yang menyerobot ini bilang, "saya belum makan dari pagi."

Melihat kerumunan makin banyak, saling dorong dan desak, tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali cepat-cepat membagikan semua dan selesai sebelum ada satgas covid dan malah kami disalahkan karena kerumunan.

Kami lapar, kadang ngojeg seharian baru bisa buat makan sekali di malam hari - kata seorang bapak yang sempat saya rekam di video: 


Ya, inilah kenyataan di jalanan. Keluh kesah mereka dapat didengar lewat video yang saya bagikan.

Sebelum pandemi, saat kami melalukan kegiatan HFT, tidak terjadi hal seperti ini. Bahkan kami saat itu harus sedikit teriak-teriak dan mengajak untuk datang mengambil makanan. Kini situasinya berubah. Begitu tahu ada makanan langsung serbu tanpa melihat lagi prokes!

Sekali lagi, foto ini sengaja saya unggah agar banyak yang tergerak saling bantu. Siapapun di mana pun, anda semua, siapa saja yang mampu dapat saling bantu dalam bentuk apa saja di daerah masing-masing.

Ini merupakan kondisi nyata di jalanan. Mungkin bila anda hanya berkubang di rumah dengan kesibukan online anda, tentu anda tidak melihat perjuangan mereka yang mencari penghasilan di jalanan.

Kami sangat senang walaupun hanya mendapat bantuan satu piring makanan - kata salah satu ojeg yang mangkal di pasar Tambun.

Melihat hal ini, kalau kami mampu membawa 1000 makanan tentu akan kami bawa. Namun kemampuan kami dari Inspiranusa masih sangat terbatas. Kami baru dapat melakukan apa yang dapat semaksimal mungkin kami lakukan.

Melihat kejadian Sabtu ini di Tambun, kami semua yang hadir dalam kegiatan HFT tertegun. Mereka lapar, mereka butuh makan. Dan untuk memenuhi perut mereka, apapun mereka lakukan termasuk nekat tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak.

Bagaimana kalau rasa lapar ini makin dirasakan oleh banyak masyarakat? Mungkinkah kenekatan-kenekatan lain akan terjadi? Chaos misalnya?

Sebelum itu terjadi, yuk saling bantu. Tidak ada superman saat ini, yang ada adalah supertim. Dan supertim ini dapat anda ciptakan di mana saja mulai dari sekarang, dari hal kecil dan hal yang mampu dilakukan.

Kami menamakan tim kami Inspiranusa, karena tujuan kami adalah inspirasi nusantara. Silakan copy paste kegiatan Humanity Food Truck ini. Tidak penting siapa yang melakukan. Yang penting adalah manfaat yang bisa dibagikan.

Semoga bisa menjadi inspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun